Chapter 5: Firework
Wanita cantik dan muda berambut sepunggung penuh dengan warna rambut sangat hitam berkilau dan halus bergelombang dan disisakan sebagian disamping kiri ke depan lalu berponi setengah panjang disebelah kanannya sampai menutup mata sebelah kanan, bermata sipit berwarna biru tua memakai lipstick merah memakai komon hitam bermotif sederhana kecil-kecil berulang di bagian bawah memasuki ruangan Rainnon dan... (Komon adalah kimono santai untuk wanita. Dikenakan untuk menghadiri pesta reuni, makan malam, bertemu dengan teman-teman, atau menonton pertunjukan di gedung).
"Maaf terlambat Rain~" suara ibu-ibunya keluar dan ia mulai menutup pintu.
"Tidak apa! Kemarilah!" teriak Rainnon dengan senang atas kehadirannya.
"Dasar ibu-ibu" tanpa sepengetahuan Rena dan Tetsu mereka memikirkan hal yang sama di otak mereka, wajah mereka mulai bosan dengan kehadiran ibu-ibu yang lain.
"Rain~" wanita itu berlari ke arah Rainnon berada.
"Oh, iya"
"Ya?"
"Mana muridmu?"
"Mereka sedang membaca buku" Rainnon menunjuk ke arah Rena dan Tetsu.
"Ya ampun rajinnya!" wanita itu menutup mulutnya sambil berbicara seolah Rena dan Tetsu itu sangat menggemaskan.
DEG! Terdengar degupan jantung kedua anak itu dengan kagetnya mereka membelakangi wanita dan Rainnnon lalu saling menatap kaget dan lemas "gawat!" Rena berbisik ke Tetsu, "pst pst pst" mereka mulai membisikkan hal-hal tentang ibu-ibu.
"Halo bu!" sapa Tetsu dengan wajah sok imut.
"Halo!" Rena pun mengikuti Tetsu dan melambaikan tangan kanannya dan tersenyum ketakutan.
"Kyaaa! Lucunya! Terutama si cowoknya~" mulailah menjadi teriakan si wanita itu.
"Hahaha" Rainnon pun ikut tertawa.
"Tapi..." tampak wajah wanita langsung berubah "mereka ini ngomong apa?"
"He... Rena, Tetsu, dia bilang kalian ini ngomong apa?" Rainnon mulai tertawa khawatir.
"Cape deeeh!" GUBRAK Tetsu dan Rena bagaikan pingsan lalu nyawa mereka melayang-layang.
"Mereka berbahasa Jepang, khas mereka sama seperti kita, tetapi" Rainnon langsung menjelaskan.
"Oh begitu ya? Lalu?" wanita itu juga langsung menatap Rainnon.
"Rena Tetsu can you speak English?" Rainnon langsung saja berbicara Bahasa Inggris.
"Eh Rain?" ternyata wanita itu mengerti.
"Hmm, maybe?" Tetsu hanya menjawab santai.
"Eh? A little bit" Rena sedikit kaget karena ini mendadak sekali.
Sekarang Rainnon dan temannya menggunakan bahasa East Zheoll lagi.
"Untung kamu bisa Bahasa Inggris" Rainnon jantungan dan nyawanya seperti keluar dari mulutnya.
"Maaf!" wanita itu tertawa melihat Rainnon.
"Jadi kita memakai Bahasa Inggris?"
"Ya Tetsu" Rainnon kembali tenang, memang Rainnon mengerti Bahasa Jepang.
Mulailah percakapan menggunakan Bahasa Inggris lalu wanita itu berjalan sampai di depan Rena dan Tetsu "jadi siapa nama kalian?"
"Tetsu, Dhrakwil Tetsuya. Salam kenal" Tetsu membungkukkan badannya, kyouko sedikit kaget dengan nama Dhrakwil Tetsuya.
"Namaku Chigiri Kyouko dipanggil Kyouko" Kyouko ikut membungkuk juga.
"Aku Rena, Ichikawa Rena salam kenal!" Rena ikut membungkuk juga.
"Eh?" Kyouko mendadak kaget lalu menatap Rena serius! "penampilanmu kurang seperti cewek Rena, tomboi ya?" Kyouko melihatnya dengan agak risih "padahal rambutmu panjang"
"Memang tomboi!" Tetsu ikut menimpa.
"Waa!" KRRRK Rena membatu punya firasat tidak enak.
"Ikut aku! Kita akan ke rumah sewaku di desa!" Kyouko menarik tangan Rena membawanya keluar.
"Tapi aku belum mandi dan lain-lain" Rena memasang muka 'mencari kesempatan dalam kesempitan'. Selama ini mereka hanya memakai baju seragam mereka tanpa jas dan pita atau dasinya.
"A... pa..." tangan Kyouko langsung lemas dan melepas tangan Rena.
"Tadi kita dibawa kesini tanpa disuruh siap-siap!" CLING Tetsu nyengir dan mulai ada kilauan dari giginya dan berlagak sok keren "oleh Rainnnon loh!" sambil melirik Rainnon yang sedang sibuk dengan tugasnya.
"Hohohoho!" Rena pun ikut berlagak sok keren juga sambil melirik Rainnon.
"..." Rainnon tiba-tiba terdiam dan menatap ketakutan ke arah Kyouko dalam hatinya ia berkata "kubunuh kalian Rena, Tetsu!"
"Rain..." Kyouko yang sudah mengeluarkan wajah seramnya... GEPLAK!!!!! "RAIN JOROOOOOOK!" burung saja yang sedang terbang melewati kantor saja sampai kaget oleh tamparan 'maut'-nya Kyouko "masa anak-anak diajarkan yang tidak benar?!" tambah menjadi-jadi kemarahan Kyouko.
"Maaf..." dari luar terlihat nyawa Rainnon melayang menuju langit yang cerah...
"Ya sudah!" bentak Kyouko "cepat kesini setelah siap-siap ya!" Kyouko menyilangkan tangannya sambil kesal.
"Baik! Dah Rainnon~" Rena dan Tetsu berlari dan menjulurkan lidahnya dengan wajah senang menuju kamar mereka.
"Aku senang ada perempuan seumur begitu yang memarahiku untuk bersih-bersih" Tetsu tersenyum kecil dan tak melihat Rena.
"Kenapa?" Rena sih melihat Tetsu sambil berlari.
"Karena..." Tetsu bersuara kecil "orang tuaku cerai dan aku tinggal bersama ayah"
"Apa? Cerai? Kenapa di sekolah tak ada yang tahu? Kasian Tetsu" Rena kaget dan mulai memikirkannya.
"Maaf ya aku malah cerita begituan" sekarang Tetsu menatap Rena sambil tersenyum malu.
"Tak apa, mungkin lebih enak kalau bercerita kan? Berbagi gitu" kata Rena sambil menyemangatinya tapi...
"Yap, kamu kuat ya? Tidak menangis atau apalah yang dilakukan cewek cengeng mendengar yang seperti itu" Tetsu malah memuji Rena.
"Tidak juga" Rena mulai menghadap kearah lain tetapi matanya masih melirik Tetsu dan mulai tersipu-sipu "justru..." katanya dalam hati "kamulah yang kuat. Saat seperti itu saja tetap senyum. Atau hatimukah yang sedih?"
Lalu...
"Baju dari mana itu? Jelek amat tidak stylish" kata Kyouko dengan cemberut heran.
"Fufufufu~" Rainnnon hanya bersiul sambil menulis sesuatu di tugas-tugasnya.
"Bagus ah!" Rena memanyunkan mulutnya matanya berbinar seolah berubah menjadi bintang "akhirnya celana... lagipula ini pasti baju dari Rainnon" katanya di dalam hati.
"Wajahnya seneng amat" kata Tetsu sambil melirik Rena.
"Tetsu sih terserah tapi Rena kok celana?" Kyouko terus saja memperhatikan Rena yang mulai merasa bebas dari 'rok' "ya sudah ayoo!~ Tetsu juga ikuut!" Kyouko menarik tangan Rena.
"Waa~ ayo Tetsu" Rena tertarik tetapi sebelum terlambat Rena sudah menarik lengan Tetsu.
"Yaaa..." jawab Tetsu singkat.
"Hati-hati ya Tetsu, Rena jangan bikin repot" Rainnnon tersenyum khawatir tetapi juga senang dia melambaikan tangannya.
"YAAA!!!" teriak mereka berdua. Rena hanya memakai jaket hitam, dan celana pendek cokelat se lutut, lalu dalamnya kaos oblong putih, kalau Tetsu memakai kaos oblong putih dan celana jeans panjang warna biru tua.
Singkat cerita, langsung saja ke rumah Kyouko, Rena sedang dikonde tetapi tidak semua bagian rambutnya dikonde, lalu Kyouko menyisir rambutnya, baju Rena diganti Kyouko menjadi tsumugi yaitu jenis kimono santai khusus perempuan, Rena memakai warna hitam polos Tetsu hanya duduk di dekat jendela agak jauh dari mereka, sambil melihat keluar.
"Sebenarnya" kata Kyouko "aku punya tugas yang lain yang diperintahkan oleh Rain, dia terlalu sibuk"
"Hah, apa itu?" tanya Rena yang daritadi hanya melihat rambutnya sekarang matanya berusaha melirik Kyouko.
"Tetsu kesinilah" Kyouko tanpa menoleh ke Tetsu memanggilnya SRAT SRAT bunyi sisir yang menyisir rambut Rena.
"Ya?" lalu Tetsu menyamper mereka.
"Tentang masa lalunya bersamaku" dari wajah Kyouko yang serius kini... "rambutmu halus sekali" kini berubah bahagia.
"Wah!" Rena hanya terkejut.
"Pertama ini tentang bahayanya kekuatan Zheoll World..."
"Lihat-lihat" seorang anak berumur 10 tahun sedang memakai tsumugi berwarna orange, namanya Sanzinin Rainnon atau saat dewasa ia bermarga Zhemaru ia menunjuk ke atas, rambutnya pendek se leher lurus.
"Whoaa" lalu disebelahnya ada anak berusia 13 tahun bernama Maki Kyouko atau saat dewasa ia bermarga Chigiri memakai tsumugi juga berwarna abu-abu, dia menoleh ke atas, ke arah telunjuknya Rainnon rambutnya se leher juga tapi bergelombang.
"Kalau sudah besar aku akan memimpin desa ini!" kata seorang anak bernama Rainnon dia menepuk dadanya lalu mengedipkan matanya sambil menoleh ke Kyouko dengan mantap.
"Hah? Aku sama kamu masih pintar aku! Narsis banget!" anak bernama Kyouko yang lebih tinggi dari Rainnon jelas kaget, dia menoleh juga ke Rainnon.
"Itu kan dalam perlajaran" Rainnon menghembuskan napasnya dan berwajah sok jago "lagian nee-chan (panggilan untuk teman perempuan yang lebih tua tetapi dekat) lebih tua" lanjutnya.
"Tuh kan wajahnya langsung berubah" Kyouko langsung nyengir.
"Mwahahahahaha" dia tertawa cekikikan sambil masih bermimik sok jago.
"Tapi aku percaya kok" Kyouko mengelus kepala Rainnon sampai rambutnya hampir berantakan.
"Terimakasih nee-chan!" Rainnon mengacungkan jempolnya.
"Ya aku percaya kamu akan seperti itu" ternyata memang benar mereka memperhatikan pemimpin desa mereka saat itu.
"Lalu aku dan dia sering melatih ilmu sihir" suara Kyouko yang lebih tua sedang bercerita.
"SKYWAVE!" BLAAAARRR mereka sedang berlatih sihir di sungai dipinggir-pinggir hutan, tentu saja airnya sangat jernih dan banyak bebatuan besar disana. Poni Kyouko sebelah kiri sedang dijepit lalu mereka menggulung bagian bawah kimono mereka setengah.
"Lama-lama Rain-chan menjadi pintar!" seru Kyouko dengan bangga ketika melihat ombak besar di sungai itu.
"Hahaha trims" Rainnnon sedang mengangkat tangannya "BACK!" lalu perlahan ia menurunkan tangannya "wah! Capek!"
"Jelas saja Skywave itu kan besar" Skywave adalah salah satu mantra sihir air untuk membuat ombak besar.
"Kalau capai tenaga saatnya gunakan otak!" Kyouko mengeluarkan sebuah gulungan yang berisi tulisan-tulisan, mereka duduk santai sekarang.
"Aku benci satu ini!" seru Rain dengan mimik kaget "nanti Kyouko-nee mau jadi apa?" tiba-tiba Rain mengganti topiknya sambil mengambil gulungan kertas itu.
"Aku?" Kyouko mendadak mimiknya berubah bingung "sepertinya penasihat!" lalu ia tersenyum manis.
"Wah harus banyak ide ya!" jelas saja Rainnon terkejut mendengarnya karena baginya pekerjaan itu sangatlah sulit "tapi apa nanti kita masih bersama?" tiba-tiba saja wajah Rainnon ketakutan.
"Tentu saja kita kan teman" serentak mereka berdua berdiri, lalu Kyouko, merangkul Rainnon.
"Jajnji ya?" mereka memandang sungai.
"Ya!"
"Saat Rain pulang kudengar semua yang ia ceritakan..." Kyouko yang disana mengeluarkan suaranya lagi.
"Aku pulang!" seru Rainnon
"Rain sudah pulang? Duduk di meja ya sebentar lagi makanan jadi" sambutan hangat ibunya yang sedang mengaduk adonan, ia sedang memakai celemek dan pastilah tsumugi tetapi berwarna kuning muda rambutnya dikonde disisakan sedikit di depan, memakai kacamata, matanya berwarna hitam dan rambutnya cokelat.
"Baik" Rainnon langsung mulai berlari ke meja.
"Makanan sudah siap" datanglah sang ibu ke ruang makan.
"Akhirnya" ayah Rainnon melepas keluhannya dan melihat istrinya yang sedang membagikan makanan, ia memakai kinagashi kimono santai khusus laki-laki, yang beliau pakai berwarna putih, matanya abu-abu rambutnya hitam.
"Lapar~" ikutlah kakak laki-laki Rainnon melepas keluhan, memakai kinigashi berwarna hitam ciri-cirinya sama dengan ayahnya.
"Asiiik!" Rainnon pun ikut berseru.
"Ayah lihat hasil latihanku yuk!" Rainnon melihat ayahnya dengan mata berharap.
"Boleh" ayahnya sedang memegang sumpit dan mulai mengambil lauk pauknya.
"Kalau ibu?"
"Boleh-boleh saja tapi nanti, digantikan nii-chan dulu ya?" sang ibu berwajah agak kecewa tetapi tetap berusaha senyum.
"Eh?" kakaknya kaget.
"Boleh-boleh" jawab Rainnon dengan mantap.
Hari itu mereka memakan sashimi yaitu makanan khas Jepang berupa makanan laut dimakan dalam keadaan mentah bersama penyedap seperti kecap asin, parutan jahe, dan wasabi (wasabi adalah sejenis kubis-kubisan tetapi rasanya pedas, tetapi juga bukan seperti pedas cabai, rasa pedasnya seperti mint).
"Lalu disinilah mulai inti ceritanya" suara Kyouko yang lebih tua lagi.
"Baiklah kumulai dari air ya?" Rainnon menunjukkan tangannya, jarinya ditunjukkan 2 (peace).
"Hati-hati ya" kata ayahnya khawatir tetapi tetap tersenyum baik hati.
"Skywave!" SPLASH! Air dikolam bagian halaman mereka dipakai untuk bahan utama dari airnya.
"Wow Rain hebat!" kata kakaknya sambil membungkukkan badannya melihat Raonnon sekaligus ombaknya dikejauhan untuk menghindari kecelakaan.
"Hebat!" PLOK PLOK! Ayah Rain menepuk tangannya.
"Sekarang aku coba yang tanah ya!" lalu Rain membalik dan bertatapan wajahnya dengan ayah dan kakaknya.
"Boleh hati-hati ya!" ayahanya tersenyum bangga.
"Wah kamu bisa?" kakaknya kaget.
Lalu dengan konsentrasi yang tinggi Rainnon mengucapkan mantranya dengan jenis suara bisikan.
"Needle Ground!" PLOK! Rainnon menepuk tangannya ke tanah dan BLAM BLAM BLAM! Keluarlah tanah-tanah yang runcing.
"Wow keren!" teriak kakaknya
"Hebat!" tentu saja ayah Rainnon terkejut lagi.
"Hahaha! Sekarang berhentilah!" BLAM BLAM tanah runcing itu tidak berhenti muncul, terus saja mereka bertambah disetiap beberapa milimeter.
"Loh kok tidak berehnti?" BLAM BLAM "berhenti!" BLAM terus saja bermunculan "berhenti!" BLAM BLAM "berhenti!" BLAM BLAM wajah Rainnon semakin pucat ketakutan tiba-tiba...
SPLASH! Keluar cairan berwarna merah dari tubuh seseorang... "ayah!" Rainnon kaget setengah mati, badannya masih jongkok menempelkan tangannya tetapi kepalanya mengangkat dan melihat ayahnya yang tangannya tertusuk oleh salah satu tanah runcing itu.
"Ayah!" kakak Rainnon pun ikut melihatnya dan, ia berdiri disebelahnya langsung menolehnya dan SPLASH! Wajahnya terkena cairan... ya, darah yang keluar dari tangan ayahnya.
CROT! Ayahnya hanya kaget melihat tangannya tertusuk, dia seperti hanya membisu saking kagetnya, tiba-tiba keluar tanah runcing lebih banyak lagi dibawah kaki ayahnya dan CROOOT! Menusuk semua badan ayahnya.
"AYAAAAAAAAAAH!!!" teriak Rainnon panik!
"Dasar pembunuh!" BLAM BLAM kakak Rainnon memandang tajam Rainnon, tatapan benci tetapi... sungguh terlambat CROT! Tanah itu sekarang menusuk kakaknya
"NII-CHAAAAAAN"Rainnon tentu kaget lagi! "KUMOHON BERHENTIIIIII!!!!!" BLAM BLAM Rainnon yang berada di tengah-tengah tanah itu berteriak.
"Ribut sekali kalian semua" ibu Rainnon keluar dan, BLAM! Keluar tanah runcing yang terakhir dan... Kacamata sang ibu lepas SET...
SIIING tiba-tiba keadaan hening, ibunya hanya menatap kosong saking tak bisa memikirkan apa-apa lagi. Untung saja tanah itu hanya mengenai pipinya yang tergores sedikit, perlahan mengalirlah darah di pipinya juga air mata di matanya... "semuanya? Mati? Rain!!!" pupil mata ibu Rainnon mengecil.
"Setelah itu Rain bilang dia tidak menangis, padahal mereka di depan kuburannya, saat itu aku sedang pergi ke desa Rayhart sehingga aku tidak bisa mengunjungi pemakaman ayah dan kakak Rain" suara Kyouko yang dewasa lagi.
"Rain" suara ibunya kecil, mereka hanya tinggal berdua.
"Ya bu?" tatapan Rainnon sangatlah kosong.
"Hanya syok" suara Kyouko yang disana...
"Kenapa kamu tidak menangis?" mata ibunya tak terlihat karena sedang silau sehingga kacamatanya menutup matanya.
"Buat apa?" kata Rainnon datar "aku yang membunuh. Buat apa aku menangis?" lanjutnya.
"Sayang" sang ibu memanggilnya begitu "kamu tidak membunuh mereka" ibunya memegang kedua bahu anaknya itu "mereka akan memaafkanmu di surga nanti. Kamu hanya tidak sengaja Rain" ibunya jongkok dan memeluk anaknya, kini matanya terlihat, ia sedang menangis lalu tersenyum tersedu-sedu.
Tak ada ekspresi dari Rainnon walaupun ibunya menangis.
"HIKS... HIKS" nafas ibunya tertarik karena ia menangis.
"Saat itu" lanjut suara Kyouko yang dewasa "Rain bilang dia ingin menangis tetapi karena dia yang salah maka dia tak menangis"
"Hari-hari pun berlalu sampai hampir tahun baru Zheoll World" kata Kyouko
"Ibu" sapa anaknya yang terisisa itu.
"Ya?" ibunya hanya duduk, akhir ini beliau sering melamun.
"Tapi" lanjut Kyouko
"Sebentar lagi tahun baru, dan 1 Jeron adalah ulang tahunku mau lihat kembang api?" tanya Rainnon sekarang ia bisa tersenyum lagi.
"Ya" jawab ibunya singkat
"Ibu? Mau?" tiba-tiba Rainnon berwajah sedih karena hanya 'ya' jawabannya lalu ibunya berdiri. TAP TAP TAP ibunya melangkah ke arah sebaliknya "ibu mau tidak?" TIK TOK waktu menunjukkan 12 kurang 5 menit, detik baru saja melewati detik ke 60 "ibu!" teriak sang anak.
Tiba-tiba ibunya membalik dan tangannya ia kibaskan untuk melepas apa yang ia sembunyikan dihatinya, wajahnya sangat marah "Untuk apa hah?! Kamu yang telah membunuh semua! Untuk apa?!" ibunya mengalirkan air mata.
"Aku tahu itu! Kupikir mama memaafkanku tapi..."
"Rain" putus ibunya "bunuh ibu! Ibu sudah tidak tahan lagi!" ibunya berteriak sambil memegang bahu Rainnon.
"Tapi...?" Rainnon menatap ibunya sangat kaget dan pupil matanya mengecil.
"Lakukan saja!" teriak ibunya
"IBU!" tak kalahnya pertama kali Rainnon membentak dan meneriakkan ibunya "apa nanti ibu akan memaafkanku?" anaknya tak berani menatap ibunya, ia hanya menunduk sampai tak terlihat wajahnya.
"Dari dulu sudah ibu maafkan... RAIN" ibunya sekarang tersenyum bahagia.
"Tch!" Rainnon tak berani menatap ibunya tetapi CROT!...
"Karena tak ada pilihan lain" kata Kyouko "Rain membunuh ibunya agar ibunya lebih damai" Kyouko menarik napas "lalu Rain keluar dengan berlumuran darah sambil menangis dia keluar untuk melihat kembang api" dicerita, sudah ada kembang api yang meledak-ledak seperti sedang berbahagia bersama "sendirian..."
PYAR! Rainnon keluar sambil berwajah sangat sedih bercampur kesal "SELAMAT ULANG TAHUN RAINNON!" PYARRR teriak Rainnon, sekarang ia bisa mengeluarkan, setidaknya sedikit air mata...
"Aku menyesal saat itu tak bersamanya" Kyouko yang menceritakan pun ikut menangis.
"Tak apa... cukup berat juga hidupnya beliau" Rena berusaha menghibur Kyouko, ia hanya bisa melirik karena dia masih ditata rambutnya.
"Ya..." jawab Kyouko singkat
"Eh!" tiba-tiba suara mengejutkan memecahkan kesedihan, suara Tetsu "setelah itu hidup beliau bagaimana?" Tetsu sudah pindah tempat di kursi yang empuk, tangannya menjulur sebagian dibagian sandaran kursi.
"Ya..." mulailah cerita berlanjut "malam-malam dia datang ke rumahku berlumuran darah, untung saja saat itu aku sudah pulang dari desa Rayhart"
"Rain-kyu kamu kenapa?!" Kyouko muda menutup mulutnya dan melihat Rainnon panik, dengan berlumuran darah, Rainnon hanya diam saja.
"Dia menceritakan semuanya, akhirnya..." itu adalah suara Kyouko yang dewasa.
"Tak apa-apa" ada seorang wanita di dalam sel penjara.
"Ibu" kata Kyouko kepada wanita itu.
"Tapi mestinya kan aku yang dipenjara" kata Rainnon sangat kecewa.
"Jangan besar-besar! Tak apa Rain!" wanita itu membungkuk "sebagai gantinya kamu harus menjadi pemimpin desa nanti!" lanjutnya dengan mantap dan senyumnya.
"Eh?" tiba-tiba Rainnon teringat kenangannya.
"Ayah percaya kamu akan menjadi pemimpin desa" kata ayah Rainnon percaya sambil tersenyum hangat.
"Ibu juga percaya!" sama halnya dengan ibunya.
"Eh?" kakaknya yang sedang berjalan terkejut dengan obrolan itu dan beralih ke Rainnon "apanya? Perempuan itu tidak bisa apa-apa! Paling aku yang akan menjadi pemimpin!" sama gayanya saat Rainnon yakin dengan kata-katanya yang sama sewaktu itu, yang sedang melihat pemimpin desa bersama Kyouko.
"Hah! Tidak juga!" ketus Rainnon dengan kesal.
"Oke?!" kakaknya langsung membuka sebelah matanya, yang asalnya tadi tertutup "kita bersaing ya!" TAP TAP kakaknya mendekati adiknya itu.
"Baiklah kalau begitu!" Rainnon mulai berwajah sangat kesal.
"Ok!" kakaknya nyengir sangat lebar. Kemudian Rainnon teringat... "dasar pembunuh!" kejadian setelah ayahnya terbunuh dan sebelum kakaknya terbunuh terniang di otaknya.
Kembali ke Rainnon yang sedang berbicara dengan ibu Kyouko "aku setuju!" wajahnya sangat-sangat serius dan mantap, terlihat dari matanya yang memancarkan anak ini sedang bersungguh-sungguh.
Mulailah perjalanan menuju masa depan, Rainnon terus berlatih hingga dia benar-benar orang yang dimasukkan ke orang berstatus terkuat di desa, ia dipilih dan beberapa orang lain juga dipilih, hingga ia merasakan cinta untuk pertama kalinya dengan peserta disana, Rainnon terpilih mengikuti final namun lawan terakhirnya...
"Bertahun-tahun Rain tinggal bersamaku dan menjadi besar" Kyouko dewasa kembali mengeluarkan suaranya untuk bercerita.
"Para penonton sekaliaaaaan!!" seru sang pembawa acara dengan suara lantangnya.
"UOOOOOOOO" teriak semua penonton termasuk ada Kyouko dan keluarganya.
"Siapa yang bertahan di turnamen ini dialah yang menjadi pemimpin berikutnya!! Inilah finaaaaaal!!!" suasana sungguh sangat-sangat ramai, Rainnon berumur 16 tahun saat ini, memang terlalu muda tetapi inilah dia.
"Kita sudah berteman lama sekali, ternyata kita harus bertanding disini" seorang pemuda berumur 18 tahun yang menempelkan kedua telapak tangannya di pinggangnya, berbicara dengan Rainnon dengan cengiran, rambut hitam pendeknya sampai-sampai terbawa angin matanya berwarna cokelat.
"Aku tahu itu!" Rainnon yang berambut panjang diurai, rambutnya pun berkibas-kibas "sekalipun aku mencintaimu" lanjut Rainnon "Keito!" wajahnya sangat serius "aku akan menghabisimu" tatapannya sangat bersungguh-sungguh.
"Ya, aku pun mencintaimu Rain-chan! Setelah aku menjadi pemimpin aku akan menikahimu!" sungguh pengakuan yang sangat frontal, tetapi wajah Zhemaru Keito sangatlah serius dengan apa yang ia ucapkan.
"Baiklah!" jawab Rainnon singkat tetapi sangat mantap.
"3! 2! 1! MULAI!" teriak sang pembawa acara ia berlari keluar dari arena pertandingan.
TAP TAP langkah cepat dari kiri yaitu dari Keito dan TAP TAP langkah cepat juga dari Rainnon.
"Needle Ground! HYAAAT!" BLAM BLAM Rainnon dengan cepatnya membungkukkan badannya sampai tangannya mengenai tanah, muncullah jarum-jarum tanah itu.
"Freezing Blue!" WHUUUZZZ Keito terbang dengan angin di kakinya dan KRAK! Membekulah tanah-tanah itu sehingga tak berjalan lagi lalu... JRENG muncul tanah dibelakangnya dan ia segera membalik SET WHUUZZ berhembus angin yang sangat dingin KRAK! Membeku lagi "Freeze!" giliran Keito yang menyerang tangannya mengarah ke Rainnon, lalu Rainnon menghindar TAP TAP.
"Warmth Blow Up!" SYUUU angin hangat keluar dari tangannya dan hilanglah angin dingin yang siap membekukannya "eh?" KRAKKK ia lengah "gawat! Aku lengah" kakinya membeku dari telapak kaki hingga lutut.
"HYAAAA! Lightning Storm!" dengan kecepatan lari ninja, Keito sudah didepan Rainnon dan BZZZT setruman keluar dari tangannya.
"HIIY!" dengan cepat Rainnon memaksa menjatuhkan badannya ternyata kaki bagian bawahnya masih bisa menahan "Barrier Rock!" teriaknya sambil menyentuh bumi.
BLAM! BZZZZT "AAAARGH!!" teriak Keito yang terkena serangan pantulan petirnya dari Barrier Rock Rainnon.
"Pemenangnya Sanzinin Rainnon!!!" teriak pembawa acara dengan micnya dipinggir arena pertarungan.
"UUUOOOOO" ada yang bersorak "RAINNON! RAINNON!" ada yang terus meneriaki Rainnon.
"Nyalakan penyembuhan luar dalam!" para petugas pengobatan berkumpul dan menyalakan sihir penyembuhan, ZRRT diturunkanlah Barrier Rock oleh Rainnon sendiri, dari sisi itu laki-laki itu dengan keadaan sudah sembuh total berjalan ke Rainnon.
"Rain-chan selamat ya" kata Keito dengan senyum bangganya.
"Ya terimakasih" keringat bercucuran dimana-mana, ditubuh Rainnon.
"Lalu" lanjut Keito "walaupun aku tidak menjadi pemimpin..." Keito semakin mendekat "menikahlah denganku"
Rainnon langsung mengangkat kepalanya wajahnya merah padam. Tak ada kata-kata sedikitpun yang dikeluarkan dari mulutnya.
"Ah iya! Aku punya saran untukmu" wajah Keito langsung berubah dan ia menunjukkan jari telunjuknya menandakan punya ide.
"Apa?" tanya Rainnon
"Akan lebih cantik kalau" Keito berjalan kebelakang Rainnon dan ia mengeluarkan pita putih lalu mengikat dan membuat rambut Rainnon dikonde dengan ikat rambut, lalu ia ikatkan pitanya, pita itu mengembang "begini. Lalu kau terima lamaranku?" ia mengeluarkan sihir esnya hingga terbuat sangat halus sampai bisa mengaca.
JENG "HA?" Rainnon kaget tersipu malu melihat dirinya "baiklah aku terima!" senyum manis Rainnon keluar dengan berseri-seri seperti bunga sakura.
"Akhirnya karena Rain sibuk dan dia pindah ke rumahnya sendiri, kami kehilangan kontak. Memang aku pindah ke desa Rayhart" kata Kyouko yang dewasa lalu ia menarik napasnya "mungkin" diceritanya terbayang Rainnon sedang berdiri berdua bersama Keito "semestinya 1 tahun kemudian dia punya anak" katanya "karena sekarang umur anaknya 6 tahun" lalu sekarang dibayangan cerita Rainnon sedang menggendong anak bayi, Keito menghibur anaknya itu "hingga suatu hari kita bertemu di pusat kota di Zheoll Timur" dibayangan sekarang, Kyouko dengan penampilan sekarang dan Rainnon juga yang berpenampilan sekarang bertemu "kami berbicara banyak tentang kehidupan masing-masing" lalu mereka berpindah ke bangku taman atau bench "penasihat-penasihatnya selalu tidak benar" mereka berbincang-bincang "kebetulan aku butuh pekerjaan" lalu cerita dilanjutkan setelah Kyouko menarik napas "akhirnya dengan izin Rainnon dan persetujuan pemerintahan pusat Mikiro, aku menjadi penasihat barunya".
Sekarang semua kembali normal "sekarang kalian tau kan apa yang harus dipelajari?" tanya Kyouko dengan senyum senangnya.
"Ya aku tahu!" Rena memulai duluan "jangan main-main dengan bahaya kecuali sudah ahli" kata Rena dengan senyum senang karena akhir cerita yaitu happy ending.
"Aku juga!" Tetsu ikut memulai "capailah cita-cita semaksimal mungkin" Tetsu nyengir lalu melirik ke arah Kyouko.
"Ya! Nah ayo kita ke Rain lagi" Kyouko berdiri begitupun Tetsu ikut berdiri.
"Ya tapi?!" Rena kaget saat melihat ke cermin Kyouko, ia kaget dengan...
"Apa Rena?" Kyouko sudah memakai sandalnya.
"Aku kok jadi begini?!" Rena kaget karena ia dikuncir 2, apalagi ia tak biasa berdandan di depan laki-laki, apa lagi Tetsu yang kadang membuat ia jantungan...
"Kan cantik!" Kyouko berbicara sangat kencang sambil keluar dari rumahnya.
"Ya!" Tetsu ikut membantu Kyouko yang usil itu.
"GRRRRRRRR" Rena langsung menyabut kunciran rambutnya dan rasanya ia sudah dikelilingi api amarah yang tidak bisa dihentikan...
"KABUUUUUUUUUUR!!!" Kyouko sudah keburu menutup pintu rumahnya tetapi Rena juga sudah diluar, lalu Tetsu dan Kyouko berlari terbirit-birit sambil tertawa bahagia, menuju kantor pemerintahan pusat.
No comments:
Post a Comment