Sunday, June 19, 2011

Yuuki no Hikari Chapter 15

Chapter 15:  The Light of Courage

Masih ditengah hutan menuju East Zheoll Town, Rena memegangi peta yang mengantar mereka ke East, tapi...
“Rena, seharusnya kita sudah sampai kan?” Ryuu bertanya pada Rena yang sedang melihat peta.
“I-iya... tapi...” Rena kebingungan sendiri “aku kurang mampu membaca peta...” jika di film anime, mata Rena berputar-putar seperti lolipop.
“APAAAA?!” serentak semuanya berteriak.
“Aku kan tadi... mau mengatakannya tapi...” Rena kebingungan dan inilah yang sebelumnya terjadi.
“Oh, iya kita harusnya pakai peta, untung belum jauh. Kita ada di sebelah sini. Kita akan sampai di East Town kurang lebih 1 jam lagi” Ryuu menunjuk tempat mereka berada “aku serahkan pada Rena ya” Ryuu langsung memberi petanya tanpa mau tahu alasan.
“Eh tapi! Tapi!” Rena langsung gugup melihat semuanya satu per satu.
“Tak apa, jadi pembaca peta berperan banyak kok jangan minder dong” Tetsu memberi semangat dan berjalan duluan.
Mulailah Rena memberi petunjuk jalan, sebenarnya itu bukan hasil melihat peta, tapi nalurinya. Dan tak ada yang tahu Rena tidak membaca peta.
“Sebenarnya...” Ryuu tanpa marah menghadap Rena berusaha untuk gentle “aku juga tidak bisa baca peta” mereka merenung berdua.
“APAAAA?!” diulanglah kejadian yang sama.
“Kita serahkan pada yang bisa baca peta” Tetsu mengambil peta.
“Aku bisa” Megu dan Yoko serentak berkata hal yang sama.
“Aku juga bisa” Tetsu mengusap-usap dagunya “baiklah Yoko saja, kalau ada musuh kamu yang selalu menyerang di belakang kan?” Tetsu memberikan petanya, tanpa kata-kata Yoko mengambilnya dan melihat peta dengan serius.
“Seharusnya sekarang kita di dekat sungai kurang lebih” Yoko melihatnya dan menggunakan nalurinya “ayo kita jalan, aku menggunakan insting nih” Yoko mulai berjalan.
“Tunggu bagaimana kalau berpencar?” Megu memberi saran tetapi langsung dijawab Rena.
“Kalau berpisah kita tidak tahu jalan kesini lagi, termasuk aku...” Rena memberi saran dan semuanya mengangguk-angguk “lebih baik tetap bersama”
“Ada benarnya juga, ya sudah ayo” Megu berjalan ke arah Yoko dan yang lain pun ikut berjalan mengikuti Yoko.
Mulailah mereka mencari-cari sungai di tengah hutan ini, dimulai dari membelah semak-semak, melihat sekeliling, lalu melihat dibalik batu atau pohon besar, lalu salah satu dari mereka menemukannya.
“Aku menemukannya!” teriak Tetsu “sungai kan?” saat Tetsu membelah semak-semak terlihatlah sungai jernih yang sangat panjang dan ada banyak sekali bebatuan besar ataupun kecil di dalam sungai itu.
“Ya benar!” Yoko mulai membaca petanya kembali dan mendekati sungai “nah, sekarang kita bisa kembali ke jalur, ayo!” tiba-tiba...
JLEB JLEB JLEB! Sesuatu dari dalam semak-semak menyerang mereka dengan jarumnya, jarum itu mirip sayap putih halus.
“Iyay!!!” Yoko refleks mundur dan terjatuh “apa ini?!” Yoko langsung mundur ke belakang “sial kakiku tak mau berhenti bergemetar!” saking takutnya Yoko sangat susah berdiri, lalu mengeluarkan pistol autonya.
Lotreva” suara dibalik semak-semak, dan keluarlah makhluk hitam yang sewaktu itu menyerang Rena.
“Apa?!” Rena sangat terkejut “Awakichi! Semuanya hati-hati!” Rena merentangkan tangan kirinya memberi aba-aba musuh ini sangat bahaya “Tetsu pasti tidak tahu kalau dia menimpa monster ini... bagaimana ini?” PLUK! Seseorang menepuk bahu Rena.
“Jangan sok paling tahu deh” Tetsu tersenyum “kita disini semua bisa bertarung bukan? Walaupun hanya Megu yang tak bisa” Tetsu melebarkan senyumnya, begitu Rena melihat ke belakang semuanya tersenyum padanya “ayo! Kita bertarung!” dia mengeluarkan api birunya.
Lotreva” Lotreva membuka mulutnya lebar-lebar, bukan seperti mulut manusia yang kecil, mulutnya sangat besar dan mengeluarkan cahaya.
“Dia akan menembak, kita lihat dulu kemampuan serangannya” Ryuu memberi aba-aba dengan kesiapan kekuatan mereka “Tetsu bisa kau lindungi kami dengan anginmu?”
“Yah, padahal aku baru mengeluarkan api biru, tapi ya sudahlah” Tetsu ada di posisi seharusnya yaitu di tengah “barrier wind!” BWOOOSH! “ugh!” Tetsu berusaha menahan serangan laser besar yang WHUUUSSS membelah hutan, semuanya hanya bengong saja melihatnya.
“Itu serangan kedua, lalu apa serangan selanjutnya?” Ryuu melihat si Lotreva dengan detail-detailnya “kurasa tak ada lagi...” JLEB JLEB JLEB! Sayap tajam hampir menusuk mereka tetapi mereka semua langsung menghindar.
“Awas hati-hati!” Yoko melihat si Lotreva akan menyerang dengan lasernya kembali.
BWOOOSH! Kembali di tahan Tetsu, dan seterusnya. Serangannya selalu menggunakan jurus yang sama.
“Tak ada bahayanya sama sekali” Tetsu meremehkan lalu ketika dia menyerang “HEYAAAAA!!!” BHUAK! “oi Rena, kok bikin aku kepeleset?” Tetsu masih tengkurap ditahan bangkit oleh Rena.
CRANG! CRANG! CRANG! Rena memantulkan jarum-jarum dari sisi scythenya “hati-hati” Rena langsung menunduk juga dan DOR! DOR! DOR! Peluru kecepatan tinggi membuat kepala Lotreva bolong tanpa ada darah mengalir dari lubang itu, dan Lotreva masih bisa bergerak.
“Ryuu ayo cepat!” Ryuu langsung berlari dan mematahkan sayap Lotreva, patahlah sebelah.
KAAAAAAAKH” Lotreva sangat tersiksa, dia berkoar-koar saat Tetsu bangkit Lotreva menembakan laser dari mulutnya
“WOAAAAA!” ga sempet nyebutin mantra Tetsu udah tertembak oleh laser. Ternyata sedikit angin melindunginya tapi, laser membelah dan membelah hutan juga kira2 sejauh 20km.
“DAHSYAT!” Rena melihat laser itu langsung mematahkan juga sayap 1-nya dan inilah kelemahannya! “dia menghilang!”
“Berarti sayap adalah nyawanya!” Tetsu yang tadi berdiri sekarang hampir terjatuh kehabisan tenaga Megu malah bengong ngeliatnya, Ryuu langsung lari.
“Oi, gak pa-pa?” Ryuu sempat menopangnya.
“Ah, ujung2nya malah aku yang ngerepotin...” dia langsung pingsan.
“Jangan maksain diri... semua, kita istirahat dulu” semuanya langsung duduk dan tugas Megu lah yang mengobati Tetsu.

“Bingung deh ini mesti gimana. Kita masih setengah perjalanan...” Ryuu pusing sendiri.
“Tenang aja, Megu kan cekatan jadi cepet kita jalan lagi” Yoko bersandar di pohon, sedangkan Ryuu menunduk sambil menopang kepalanya dengan kedua tangannya di wajahnya.
“Bukan itu. Kita kan baru ngelawan 1 monster udah gini---”
“Jangan kira kamu doang pusing” Rena sedang duduk sambil memandang sisi gelap hutan, matanya seperti orang yang depresi “padahal aku yang pernah ketemu monster itu tapi ujung2nya sama aja gini” dia menyembunyikan mulutnya ditangannya yang melipat dikakinya yang diangkat se muka.
“Kalian nih kenapa sih kok depresi semua?” ga ada satupun orang yang ngejawab Yoko “OOOOIIII! SEMUANYA BANGKIT!” burung2 berterbangan, Rena dan Ryuu langsung melotot “jadi ini yang namanya ketua?!” Yoko nunjuk Ryuu “lalu inikah sahabatku yang tomboi ini?! Apa-apaan ini?! Apa maksudnya Yuuki no Hikari! Gak ada yang berani disini, juga semuanya kelam! Aku muak---“ (yuuki no hikari berarti cahaya keberanian).
“Cukup Yoko” Ryuu bangkit tetapi ada yang berubah “terimakasih mengingatkanku” mata Ryuu kini berubah.
“Ini baru yang disebut keberanian!” Yoko mengusap hidungnya lalu mengangkat jempolnya “Rena!” Yoko masih melihat Rena yang gak ada berubahnya sama sekali “apa sebenarnya masalahmu?” Yoko berdiri di depannya, bayangannya menyelimuti Rena.
“Tak ada” dia semakin menutup kepalanya.
“Jawab!”
“AKU BILANG GAK ADA!!!” Rena berdiri menatap Yoko tajam “eh...?” Rena bingung sendiri “maaf---”.
“Gak, bagus, kalau teriak. Ini baru Rena si suara lantang” Yoko nyengir lebar menyemangati Rena.
“Yoko...” Rena menatapnya sekarang “makasih ya!” lalu ia memeluk Yoko.
“Bukan apa2!” Yoko membalas pelukannya.

Setelah beberapa menit, Yoko, Rena, dan Ryuu kembali ceria karena yang dilakukan Yoko lalu...
“Semua maaf menunggu” Megu duduk di sebelah Rena dan ikut berbincang-bincang “Tetsu akan bisa pulih lagi saat dia udah bangun” saat ini Tetsu sedang berbaring.
“Kasian luka parah gitu” Ryuu ngeliat Tetsu.
“Aku sempat kepikiran” Rena agak murung lagi “aku makhluk yang berbeda dengan kalian kan?” gak ada yang jawab “aku tahu kalian gak mau bilang... tapi kenapa aku makhluk yang mempunyai kekuatan gak bisa ngelindungin kalian?”
“Bisa kok” Megu tersenyum
“Aku juga tahu salah satu dari kalian hanya menjawab itu, tapi sebenarnya aku gak bisa kan?” Yoko langsung menatapnya.
“Sebenernya bisa, tapi belom tahu cara pake kekuatannya”
“Hmm, aku setuju” Ryuu juga ikut bicara “bagaimana kalau kamu tanya orangtuamu?”
“Gak mungkin! Lalu aku berpikir...” suasana jadi hening “bagaimana kalau orangtua yang ada di rumah bukan orangtuaku?” Rena semakin menundukan kepalanya, semua juga terkejut saat Rena mengatakan seperti itu “bagaimana kalau---”
“Bagaimana kalau, bagaimana kalau, bagaimana kalau, itu terus yang kamu bicarakan?! Kenapa gak usaha? Apa susahnya?” Yoko memarahi Rena untuk kesekian kalinya, ekspresi Rena berubah kembali.
“Benar... aku akan ke kastil! Kerajaan Awakichi!” Rena langsung mengangkat kepalanya.
“APAAAA?!” Yoko, Ryuu, dan Megu serentak berteriak.
“Gak gitu juga maksudnya...” Yoko bingung sendiri “kayaknya aku salah ngomong nih” Yoko melirik ke arah lain.
“Percaya deh! Aku bakal berhasil kesana! Aku juga bakal nanya ke orangtuaku! Daripada diselimuti kebohongan mending tau kebenaran! Makasih ya Ryuu!” mata Rena berbinar-binar menatap Ryuu.
“Ah, gak juga... tapi aku memang hebat kan Megu?!” Ryuu juga mengeluarkan mata bintangnya sambil melirik Megu.
“Ya terserah deh... hehe” Megu bingung sendiri.

Setelah beberapa menit tertidur, GRASAK GRASAK.
“Ya ampun semuanya ketiduran ya? Aku jadinya yang bangun sendiri...” Tetsu melihat yang lain tidur pulas bersandar di pohon “tidur lagi aja deh” Tetsu menidurkan dirinya lagi dan langsung tertidur pulas... Polosnya...
“Bangun! Bangun!” Teriak Megu setelah 1 jam saat Tetsu mulai tidur lagi “kita telat sejam”
“Wah?!” Ryuu langsung melotot dan segeralah mereka berangkat lagi.
“FUWAAAH” mereka membasuh muka mereka dialiran sungai saat tadi mereka bertemu Lotreva, tetapi tempat mereka bertemu Lotreva lebih dibelakang lagi “airnya dinginn~” Rena kembali berdiri “ayo berangkat lagi!” Kembali berjalanlah mereka semua.
“Inilah East Zheoll Town!” Ryuu melihat gerbang besar yang dibaliknya ada kota kecil tetapi jelas lebih besar dari desa... Semua senang akhirnya sampai pada tujuan “aku melapor dulu ya”
“Gaya banget dia jadi ketua huahaha” Yoko berbisik-bisik pada Rena, mukanya sangat konyol.
“Ya, kupikir begitu! Hahaha” Rena pun tak kalah tertawa.
GRIEEEEEEEEEK!!! Pintu gerbang besar telah dibuka oleh prajurit penjaga pintu “ayo kita masuk” Ryuu berjalan duluan, diikuti dengan yang lain.
“Jadi ini ya bagian timur Zheoll? Ga ada bedanya sama Mikiro ya?” Rena melihat-lihat sekitar, ada orang yang mengikuti tren modern, ada ibu-ibu, bapak-bapak, kakek-kakek, dan nenek-nenek memakai kimono. Sebenarnya juga ada anak-anak yang memakai kimono, tapi hanya sedikit.
“Wuaaah~ sampe juga akhirnya, langsung aja aku cari-cari hotel dulu ya” Megu berjalan meninggalkan yang lain.
“Aku ikut!” Diikuti Yoko.
“Aku ditinggal...” Rena serasa tidak bisa bergerak, diam seperti patung.
“Cari tokonya aja yuk! Kamu jago cari makanan kan? Sekalian beli bahan-bahan makanan aja” Tetsu menyenggolnya berjalan bersama Ryuu.
“Wah iya ya?” Rena menyamakan langkah mereka.
“Aku ga sabar ngerasain masakan Megu deh!” Ryuu semakin bersemangat jalanya makin cepat, Rena dan Tetsu hanya bertatapan heran lalu mengikutinya.
“Aduh, disini banyak tanaman obat-obatan! Aku pingin beli semua rasanya” Megu melihat-lihat sekitar, ada yang menjual... “Uwaaah, peony, lobelia, ginger, ginkgo biloba, gingseng, dan masih banyak lagi!!!” Lalu mendadak Megu menatap Yoko dengan tatapan "puppy eyes" dan berbinar-binar “ya? Ya? Ya?” Megu memelas.
“Iya aku cariin deh hotelnya kamu belanja aja dulu, tapi kalo ketemu sama yang lain kasi tolong suruh hubungin aku. Aku ga mau sendirian sih sebenernya” terpaksa Yoko mencari hotel sendiri.
“Asiiiik! Iya aku janji!” Megu langsung melihat semua tanaman obat-obatan itu.
“Dasar, kalo udah berhubungan sama pengobatan ato alchemy langsung deh disamber” Yoko ketawa kecil sendiri.
“Ini toko Zashrin?” Rena melihat papan besar bertuliskan “Zashrin” dengan model tulisan sederhana tetapi banyak gambar obat-obatanya. Pintunya dari kaca sehingga terlihat banyak rak-rak yang berisi bahan-bahan obat-obatan, obat-obatan, bahan-bahan alchemy, dan ada beberapa penjaga toko. Paling belakang ada meja besar tempat dimana kasir berdiri “tau gitu tadi ngajak Megu kesini, kali dia seneng”
“Mendingan dia nyari hotel deh, biar langsung tidur-tiduran” Tetsu berkata seperti itu tanpa tau apa yang dilakukan Megu sekarang...
“Permisi, pemilik tokonya ada?” WUUSH langsung seseorang dengan kecepatan petir menyambar tangan Ryuu.
Yuuki no Hikari dari Mikiro ya? Aku adalah penjaga toko tersetia, terteladan, terbaik... Bla... Bla... Dan pegawai yang bulan ini mendapat gelar terbaik... Bla... Bla... Bla...” Semprot si penjaga toko mengerikan ini, Ryuu hanya tersenyum ketakutan sambil menatap yang lain, yang lain hanya mengangkat bahu.
“Permisi kami---”
“Ah iya iya! Aku tahu! Namaku Uchida Shingo, atau Shingo aja. Aku disini sebagai ahli bom tumbuhan, aku mendapat mengerti semua tentang bom... Bla... Bla... Bla...” Ryuu mulai bosan mendengarnya.
“Cukup Shingo, tamu kita ingin bicara. Perkenalan nama sudah cukup Shingo” datang bapak-bapak kekar dengan mata yang hampir ga keliatan gara-gara tulang-tulang besar kepalanya juga brengosan. Suaranya nge bass tambah nakutin Ryuu, Rena, sama Tetsu “maafkan pegawai saya ini semua... Silahkan masuk ke ruanganku” lalu bapak itu merangkul mereka bertiga hanya dengan 1 tanganya, ditinggalah Shingo sendirian, dia hanya melongo aja deh.
Disebuah ruangan, seperti perpustakaan besar, ga disangka ternyata tokonya sangat besar, hanya diterangi oleh lilin dan duduk di meja kecil, hanya Ryuu yang duduk di kursi bersama bapak itu. Rena dan Tetsu melihat-lihat buku.
“Jadi, kalian membawa obatnya? Oh ya namaku Uchida Hiro---”
“Loh anda siapanya Shingo?” Rena langsung menyambar.
“Aku... Bukan siapa-siapanya” jawab Hiro agak berat.
“Loh kok bisa?” Rena kembali membalas, muka yang Ryuu dan Tetsu juga kaget.
“Ya, sebenarnya aku ayah angkatnya. Aku melihatnya sendirian di gang dengan matanya yang menatap langit dengan suram... Tapi ketika itu”
Kau, mau ikut denganku? Aku akan menjadikanmu anaku
Waaa lepaskan aku!!!” Sambil memukul punggung Hiro.
“kataku dengan santai dan langsung menggeretnya, mungkin ketika itu dikira dia aku menyuliknya kira-kira waktu itu umurnya sekitar 3 tahun. Dan pada akhirnya aku melatihnya menjadi seorang pembuat bom tumbuhan handal, dan mulailah kami membuka toko ini” lalu tiba-tiba Hiro bingung “maaf aku jadi bercerita...” Katanya sambil memalingkan tatapan.
“Tidak apa... Tapi cukup menyedihkan juga ya, pantes Shingo membanggakan dirinya sebagai ahli bom tumbuhan” Tetsu dengan senyum ramahnya ga ngerasa heran.
“Dipikir-pikir bener juga ya... Oh ya obatnya?” Hiro tersenyum juga menatap Tetsu lalu berbalik ke Ryuu.
“Ah, iya...”
Di sisi lain, ya dimana Megu berada.
“Aku senaaaang! Akhirnya aku bisa membuat eksperimen!” Lalu ia melihat dia memegang plastik yang dibedakan sendiri dari belanjaanya, yaitu di tangan kirinya “loh?” Megu berpikir panjang dan tanpa disadari...
“OBATNYA DI MEGU”
“OBATNYA MASIH AKU BAWA”
Serentak Ryuu dan Megu kaget berbicara bersamaan...
“Hai semua, aku udah nemuin hotel, bagus kok sekarang aku mau ke Zashrin ya, tungguin” Yoko memutuskan telepathy-nya sedangkan Ryuu masih diam kebingungan.
“Hmm, pak...” Ryuu masih kebingungan dengan ekspresinya yang lemas.
“Tidak apa, tunggu saja temanmu yang namanya Megu itu. Aku akan menyiapkan kalian makanan” lalu Hiro bangkit “oh ya kalau mau kalian boleh melihat-lihat laboratoriumku, tapi jangan sentuh apa-apa ya” katanya yang tadi menghentikan langkahnya, lalu kembali berjalan.
“Kita liat bareng Megu sama Yoko aja” Rena memberi usul, bersamaan dengan Tetsu dia mendekati Ryuu.
“Ok” kata Ryuu singkat.
“YO! SEMUANYA!” teriak Yoko yang sambil membuka pintu toko Zashrin “loh yang lain... mana...” muka Yoko memerah, dia malu teriak-teriak sendiri.
“Oh nona Megu ya, temanmu ada di dalam silahkan masuk” Hiro menunjuk pintu yang didalamnya ada teman-teman Yoko.
“Te-terimakasih” langkah gemetar Yoko karena malu “oh iya nama---” belum sempat berbicara.
“Kau perempuan yang energik ya Megu!” Hiro pergi.
“Waaaa...” Yoko makin malu dengan perbuatanya “lagi pula namaku bukan... ah sudahlah dia udah pergi” Yoko kembali ke arah tujuanya.
“HAHAHAHAHAHAHAAAAA!!!” ketawa semua yang ada di dalam terbahak-bahak.
“Apa sih?” Yoko bingung.
“Aku! HAHAHA!!!” Rena susah ngomong.
“TERIAKANMU... WAKAKAKAK!!!” tak kalahnya Tetsu terbahak-bahak.
“TERDENGAR SAMPE SINI! JUGA PEMBICARAAN... HAHAHAHA!!!” Ryuu guling-guling.
“Apa? Teriakanku terdengar kalian semua? Juga pembicaraanku dengan pria besar tadi?” Yoko makin panik mukanya memerah.
“HAHAHAHAHA!!!” semuanya tetap terbahak-bahak.
“CUKUUUUUP!!!” teriak Yoko, tidak ada respon dari orang-orang yang menggila karena Yoko sendiri.
Lalu...
“Aku dimana...” Megu bingung sendiri dia ada di tengah padang pasir, juga pasir yang berhembus karena angin. Menambah keheningan...

No comments:

Post a Comment