Chapter 2: The Fragments of Memory
Awal cerita dari semuanya, Ichikawa Rena berumur 15 tahun, terbangun saat pagi dan saatnya waktu sekolah.
"Aku benci rambut panjang... ARRRGGGHH!!!" gerutunya dikamar mandinya.
TAP TAP TAP Rena menuruni tangga lantai 2.
"Pagi!" sapa Rena kepada ayahnya yang sedang duduk di meja makan dan ibunya yang sedang berjalan membawa piring besar berisi makanan yang akan dihidangkan.
"Pagi!" sapa balik orangtuanya
"Mama papa boleh tidak aku potong rambut?" tanya Rena sambil duduk di meja makan.
"Huh?" ibunya Rena berpikir sambil membagikan makanan ke ayah Rena dan Rena. Lalu dalam sekejap ibunya Rena dan ayahnya Rena memasang wajah marah. Rena langsung senyum-senyum ketakutan dan murung. Itulah alasan sebenarnya Rena tidak memotong rambutnya...
Biasanya Rena jalan sampai keluar dari perumahannya dan berjalan di jalan di dekat pinggiran laut. Laut itu siapa saja boleh pakai asal tidak merusaknya. Laut jernih biru itu sering membuat Rena senang untuk berangkat sekolah dan pulang sekolah.
"Perjalanan ke sekolah sangat menyenangkan!" lalu Rena berhenti berjalan dan menunggu temannya di dekat stop-an bus.
"Tunggu Megu dan Yoko deh" Rena selalu melihat ke arah kiri karena Megu dan Yoko selalu datang dari sebelah kirinya Rena.
DRAP DRAP DRAP terdengar suara langkah cepat dari arah kiri.
"RENAAA!!!" teriak Megu dan Yoko yang sambil melambaikan tangan.
"Hai semuaa!" teriak Rena sambil menahan rambutnya yang terkibas-kibas oleh angin yang lumayan besar.
"Tepat sekali! Busnya datang!" teriak Yoko sambil menunjuk bus yang datang dari arah kiri juga.
BRUUMMM, Rena, Yoko, dan Megu menaiki bus tersebut dan pergi ke sekolah.
Yoko dan Megu adalah sahabat Rena. Yoko memiliki rambut sebahu tetapi sering dikuncir sebelah , di sebelah kiri berpita biru muda, rambut bagian depannya disisakan, rambutnya berwarna orange ke merah. Matanya berwarna biru langit cerah. Megu berambut panjang kurang lebih sepunggung berwarna merah jambu agak ke unguan, dibagian kiri dijepit, warna jepitnya sama persis dengan warna matanya, matanya berwarna ungu sedang yang sedikit gelap dan cerah. Karena kali ini musim semi, maka seragam yang dipakai berwarna hijau. Kemejanya berwarna putih bersih, jas yang dipakai berwarna hijau, pita yang digunakan berwarna hijau tua, rok yang digunakan warnanya hampir sama dengan pitanya tetapi lebih muda sedikit, kaos kakinya putih bersih dan sepatunya berwarna hitam mirip warior tetapi bukan warior. Begitu juga dengan seragam laki-laki, semuanya sama bedanya laki-laki memakai dasi bukan pita.
Sesampainya mereka di kelas "akhirnya duduk juga" BRAK, Rena duduk dibangkunya di baris ke tiga ke samping dan juga ke tiga kebelakang, Yoko di kirinya sedangkan Megu dibelakangnya "ah~" Rena bersandar ke kursinya, lalu Megu dan Yoko datang ke bangkunya. Tetsu berjalan dibelakang Rena, seolah belum kenal. Memang ini adalah hari pertama Rena sekolah.
“Berisik Rena” tatapan Yoko tajam.
“Ya maaf” Rena nyengir sambil menggaruk-garuk kepalanya. Kemudian cowok yang belom dikenal Rena itu duduk dibangku sebelahnya.
“Dasar kalian berdua” Megu tersenyum khawatir.
“KYAAAAAAAA~~~~~!!!” Teriak cewek-cewek berisik, sangat masuk ke telinga Rena, Yoko, Megu, mereka seperti tertiup angin.
“Tetsuya-sama duduk disebelah cewek biasa itu” bisik cewek ke cewek lainya, tak sadar cewek itu menancapkan panah ke kepala Rena sampai keluar darah.
Rena merasa dia yang dimaksud cewek biasa “aww!” CROOOT!
“Iya padahal aku berharap bisa duduk disebelah Tetsuya-sama” balas bisik cewek satunya.
“Menyebalkan” ada cewek yang kesel sendiri, pergi dari kelas.
“Apasih...” Tanpa sadar Rena, Yoko, dan Megu berpikiran sama.
“Apasih...” Begitupun Tetsu. Memandang cewek berisik dengan kesal dan bingung.
“Dia kan cool! Terus katanya waktu SMP dia juga laku berat lho! Tapi dia belum nembak 1 orang pun!” Kericuhan menjadi-jadi, perebutan 1 cowok...
“Terus kenapa? Penting?” Sebenernya sih bener yang dikatain cewek-cewek ribut itu.
Lalu muncul 1 orang cowok menepuk bahu Tetsu “oi Tetsu”
“Ryuu?” Tetsu hanya meliriknya.
“Ayo---”
“KYAAAAAAAA~~~~~!!!” Kalo diperhatikan, cewek-cewek ribut seperti membentuk mata berbentuk love.
“Apasih...” Lagi... Ditambah Ryuu yang ikut berpikiran sama.
“Ryuu-sama no.1! Matanya yang warnanya abu-abu, rambut coklatnya yang lembut! Keren, tampan, kuat! Bisa judo!”
“Sepertinya tiap hari kita harus menghadapi yang seperti ini” PLAK! Rena memukul keningnya.
“GAAAAAK!” Yoko teriak-teriak, garuk-garuk kepala yang kepalanya seperti menyentuh punggungnya saking stresnya.
“Apa?! Gak!” Wajah Megu langsung berubah.
Jam istirahat datang. Rena dan Megu ke meja Yoko membawa bekal, juga Yoko. Mereka ngobrol di dekat jendela kelas, kelas lantai 2. Tapi...
“Hahahaha!” SYUUUU sesuatu seperti bayangan melintas dan SYUT hilang seketika.
BRAK, tiba-tiba Rena kaget lalu melonjak dan memukul meja kursinya pun terdorong.
CROOOOT! Tetsu yang sedang minum jus refleks menyembur jus yang ada dimulutnya, kena Ryuu yang sedang berbicara. Rena hanya terpaku liatnya.
“Ryuu-sama ga pa-pa?” Cewek-cewek langsung ngelilingin mereka.
“Kasian kamu!” Cewek yang lain mengelap wajahnya dengan sapu tanganya. Ryuu kesal sampe uratnya keliatan...
“Tetsu-sama keren!” Puji cewek lain, Tetsu cuekin terus dia minum jus lagi. Rena mengalami sweatdrop...
"Ada apa Rena?" Megu kaget dan menatap Rena.
"Lihat tidak?"
"Apa?" Tanya Megu penasaran.
"Bayangan" mata Rena terbelalak, syok setengah mati.
"Perasaanmu saja kali?" tanya Yoko dengan heran.
"Mungkin..." kata Rena dan kembali tenang dan duduk, Yoko juga kembali. Ternyata diluar disebelah pintu kelas terdapat bayangan tetapi seketika hilang begitu saja SYUT.
"Cepat kita bereskan kursinya! Bentar lagi masuk" Yoko membereskan bekalnya.
"Ya!" Megu menarik kursinya lalu mengambil kotak makananya.
"Ya..." Rena lemas sambil menarik kursinya.
Saat pelajaran
“Perkenalkan nama ibu Katsuragi Seika. Seika memakai kanji nyanyian” seorang guru wanita memperkenalkan dirinya.
“Baik Seika-sensei!” Jawab murid serempak.
“Kita akan sedikit mengulang pelajaran kelas 8 ya?” Lalu guru membuat gambar dan memberi soal juga keteranganya "ada yang bisa jawab?" Keterangan, sudut pusat 45 derajat dan jari-jari 7cm, tentu saja lingkaran. Dengan soal luas juring.
"Aku tahu" Megu berdiri dan mengacungkan tanganya.
"Ya silahkan Yamaguchi-san"
"Jawabanya adalah..."
"Namanya Yamaguchi Megumi. Katanya sih dia udah pinter dari kecil sampe sekarang, malah paling pinter” lamun Rena sambil memperhatikan Megu.
“19,25cm persegi” jawab Megu.
“Cantik juga iya. Dari sikap keliatan sopan. Penampilan sempurna. Kekuranganya kira-kira apa ya?”
"Kalau soal ini Nakataki-san?" Guru sudah membuat soal baru untuk Yoko "kalau ini berapa?"
"A... I-itu..."Yoko keringetan sambil nyari-nyari jawaban asal.
"Ini Nakataki Yoko. Dia sih gak pinter-pinter mat tapi..." Sekarang Rena melirik Yoko.
"29..." Yoko memejamkan matanya ketakutan.
"Benar"
"Fyuuh~" Yoko duduk kembali dengan tenang.
"Keberuntunganya tinggi"
"Ichikawa-san" tiba-tiba guru memanggil Rena.
"Ya?!" Rena langsung menatap guru sampai keringetan"
"Jawaban yang ini apa?"
"50km..." Rena grogi berkata-kata.
"Salah, ada yang tahu?" Untung gurunya baik.
"Jawabanya 60km" jawab Tetsu sambil berdiri.
"Ya benar"
"Pinter juga ni orang. Dikirain gaya doang" Rena sweatdrop ngeliat Tetsu "seperti yang kubilang tadi, keberuntungan Yoko" tepatnya saat kemarin, perkenalan sekolah.
"Ah ya ampun!" Yoko panik.
"Ada apa Yoko?" Tanyaku.
"Dompetlu hilang, di tas ga ada" dia nangis konyol tapi aku nahan ketawa deh.
"Cari lagi" aku berusaha membantunya tapi kayanya cuma itu doang yang bia dikatain.
"Mungkin jatoh di jalan?" Megu juga memberi saran, tapi dia tambah nangis konyol.
"Jangaaaan!"
"Kita akhiri sore ini ya! Sampai jumpa besok!" Senpai atau senior kami, memberi salam sambil berteriak.
"Terimakasih senpai!" Teriak semua murid tahun ajaran baru.
Saat perjalanan, ya kita sudah sampai di halte bus yang biasanya "loh itu?" Ada dompet tergeletak.
"Apa Yoko?" Tanyaku.
"Dompetku!" Dia langsung mengambilnya "syukurlah masih ada isinya!"
"Beruntung sekali!" Aku disitu berpikir aku pasti sepikiran sama Megu, soalnya muka kita sama heranya. Lucu banget kalo diinget-inget, hahaha!
Lalu ada bayangan sangat dekat dengan Rena, melintas sekilas. Rena langsung melotot dan berbalik "apa itu?!" Tetsu heran melihatnya. Tapi ketika Rena berbalik "aku pusing..." Semuanya kabur dari pandangan, sampe-sampe miring-miring "apa ini? Aku kehilangan kendali..." Tanpa sadarkan diri lagi, Rena terjatuh ke arah bangku Tetsu. Tetsu langsung menahan badanya dengan kakinya dan menahan kepalanya dengan tanganya "wa... Oi! Oi! Kamu!" Megu yang duduk dibelakang Rena kaget, Yoko yang duduk disebelah kiri Rena langsung berdiri dari bangkunya.
“Rena!” Teriak Yoko kaget.
“Ada apa?” Tanya guru, banyak anak-anak yang memperhatikan Rena, tapi tidak ribut. Kemungkinan cewek-cewek ribut bakal ribut nanti pas istirahat.
"Ini sensei! Siapa ya namanya?" Tetsu panik, tapi ga tau siapa yang ia tahan...
"Rena..." Jawab Megu pelan, tetap ga kedengeran sama Tetsu.
"Ya sebentar tahan dulu!" Si guru menghampiri tempat kejadian.
"AAAAAAKH!!!" Rena mengalami mimpi, seorang anak kecil dari balik tembok melihat seseorang yang beteriak kesakitan, tapi anak kecil itu juga nangis. Orang yang berteriak juga masih muda dibawah 10 tahun mungkin. Dia didalam gelembung besar yang dalamnya lagi juga ada gelembung dan air. Anak itu menangis kesakitan.
CROOOT! Darah muncrat, dan berbekas dilantai, 1 orang tertidur lemas dengan kaki kananya yang berdarah, lalu seorang lagi mendekati anak kecil, mengulurkan tangan kananya, dan tangan kirinya yang juga putus. Lalu anak kecil itu kepalanya dicengkram. Semua gelap, lalu ada yang berkata "mungkin kita tidak akan bertemu lagi Rena..."
"WAAAAA!!!" Rena membuka selimutnya dan mengulurkan tangan kirinya setinggi-tingginya "Hosh... Hosh... Hosh..." Rena berkeringat sambil melotot berusaha membayangkan mimpi tadi, dibalik tirai ada bayangan yang sama, tapi Rena ga sadar, lalu perlahan hilang.
"Rena~~~!!!" Suara Yoko nyaring dan dia memasuki ruangan, ruangan UKS "sudah siuman ya? Lihat aku bawa siapa?" Yoko melambaikan tanganya "ku~ ku~ ku~" lalu nyengir-nyengir sendiri.
"Halo-halo, bukan aku loh yang dimaksudnya" Megu masuk sambul melambaikan tanganya.
"Halo Megu, Yoko!" Jawab Rena.
"Halo gimana kabarnya" Tetsu masuk ruang UKS, juga Ryuu.
"Aku nemenin Tetsu" lambai Ryuu.
"Ha? Dhrakwil... Tetsuya, dan Kiirome Ryuu?" Rena terheran kenapa ada mereka.
"Ya! Kamu Ichikawa Rena kan?" Tanya Ryuu ramah.
"Ya"
Setelah bercerita-cerita, terdengar suara tedak jantung seseorang, mukanya merah malu-malu "jadi gitu ya ceritanya?" Rena masih terduduk di kasur.
"Iya" jawab Tetsu singkat dengan wajah polosnya.
"Untung yang ngebawa kesini guru cewe" lega sedikit tuh Rena. Gara-gara grogi, Rena langsung memalingkan pandangan "ja-jadi gitu ya?" DEG! DEG!
"Iya. Ga usah diulang-ulang kali" Tetsu bingung, dia ga peka sama sekali.
"Kenapa deg-degan sih? Cuma ditahan pas pingsan kok!" Rena berusaha melihatnya tapi susah banget.
"Kenapa buang muka sih? Bilang makasih kek" Tetsu bingung sambil garuk-garukin kepalanya.
"Iya makasih! Dasar pelit!" Rena tetap ga ngeliat dia.
"Rena jangan malu-malu dooooong~~~" Yoko langsung menghampirinya dengan wajah menyeramkan.
"Ya bener tuh!" Bales Ryuu mendekatinya dengan wajah yang sama, ternyata Ryuu ngerti cinta...
"Tetsunya aja udah siap! Buktinya daritadi kalem aja" begitupun Megu.
"Megu juga?!" Rena semakin panik, keringatnya juga ngucur kaya air terjun.
"Aku ga ngerti" Tetsu hanya angkat bahu kaya orang bloon gitu wajahnya. DUAAAAARRR! Yoko, Megu, dan Ryuu langsung meledak kaya roket, nabrak sana sini.
Rena turun dari kasur langsung berdiri "loh Rena udah mau ke kelas lagi?" Megu mencegahnya, ia sangat khawatir.
"Gak pa-pa" Rena nyengir. Ryuu lagi liat-liat obat-obatan yang ada di lemari kaca.
"Kan bisa izin" Yoko juga ikut khawatir.
"Liat aku udah bisa berdiri!" Rena memegang pinggangnya.
Hanya 1 orang yang kejam "sok kuat" jawabnya santai, polos, tanpa perasaan, Tetsu.
"Ada benernya juga" Yoko membenarkanya sambil berwajah setengah pingin ketawa setengah kasian.
"Bener juga" begitupun Megu.
"Eh?!" Rena kaget langsung menatap Tetsu keheranan.
Tetsu ngangguk-ngangguk "hmm.."
"Ya udah ayo balik ke kelas!" Yoko berlari sambil mengangkat tanganya.
"Salam kenal ya semuanya" Tetsu melambaikan tanganya.
"Ya!" Jawab Megu.
Kemudian Rena yang menutup pintu UKS melihat bayangan yang sama "WUAAAAA!!!" Rena langsung jatoh terduduk BRUAK! "HIIIY!" Dia kemudian berusaha bangkit "semua.." Lalu Rena menepuk bahu Yoko "Yoko" PLUK "kok dingin dan keras?" Rena melotot, dan melihat Yoko dari depan "Yoko jadi batu?!" Lalu ia melihat yang lain "Megu dan Tetsuya juga? Ryuu?" Lalu diperhatikan lagi "ga enak banget gayanya si Ryuu" Rena bingung sendiri, nge pas Ryuu lagi garuk-garuk pantat "yang lain juga?" Lalu Rena berjalan lagi melewati wanita, refleks dia mundur lagi "eh ini patung juga ya? Ini siapa sih? Gak kenal. Bajunya juga aneh. Bukan kimono nih" Rena mengelilingi orang itu, melihatnya secara saksasama "jelas-jelas bukan orang sini" Rena mengusap dagunya.
"DIAAAAAM!!!" BHUAG! Si orang menendang Rena.
"Wuaa..." Rena terpental sambil tersenyum gila.
"Dengar ya! Pertama aku bukan patung! Kedua aku sedang konsen! Dan yang ketiga...!" Bentak orang itu mati-matian, tapi ketika yang ketiga dia meluruskan badanya, yang tadinya bongkok memarahi Rena, lalu melipat tanganya.
"Wa... Wa... Wa..." Rena hanya berusaha memperhatikanya.
"Aku yang membuat semuanya menjadi batu" jelasnya dengan kesal.
"Apa?! Kenapa?!" Rena mengulurkan tanganya lalu menggoyangkan sendi bahunya ke belakang.
"Sebelum tahu kau harus mau mengikutiku dulu!" Jawab orang itu dengan muka berbagai alasan.
"Tapi... Cuma buat kepentingan pribadi?!"
"Bukan! Percayalah!" Orang itu langsung merubah mukanya, nyengir mengerikan "jaminanya yang lain akan bebas loh!"
"Sungguh?" Rena ragu-ragu, tapi tatapan mata Rena sangat tajam.
"Ya!"
"Baiklah!" Lalu... "Baik aku nurut!" Rena langsung nyengir riang, matanya berbinar-binar.
"Gampang banget dipengaruhin" tatapan orang itu heran sekarang "baiklah" lalu dia sepertinya menggunakan sihir, perlahan tubuhnya hilang seperempat seperti terbawa angin "datang ke gudang sekolahmu pulang sekolah ya!"
"Eh tapi, badanmu hilang seperempat!" Lalu Rena makin panik "aku mau bertanya!"
"Gak usah tanya dulu! Belajar yang rajin ya! Aku pergi!" Tigaperempat udah ilang badanya.
"Hey tunggu!"
"Daah!" Hilanglah semuanya.
"WOOOIII BAHKAN AKU BELOM TAU NAMAMU!!!" Rena mengangkat tanganya sehingga, ada yang heran.
"Rena" suara Yoko, Rena masih dalam posisi, melirik Yoko "ngapain?" Yoko heran sambil menahan ketawanya.
"Gak ngapa-ngapain!" Rena keringetan lagi, bingung tambah malu.
"Mencurigakan"
"Aku mau nanya dong" Rena menundukan kepalanya sambil malu-malu, wajahnya memerah.
"Tanya aja" jawab Megu.
"Ada yang percaya sihir ga?" GLEK bunyi Rena menelan ludah, keringatnya bertambah banyak "gawat pertanyaan bodoh!"
"Huh?" Yoko membalik sambil heran, Megu speechless sambil heran.
"APA?!" Tetsu paling panik. Ryuu menatapnya bingung.
No comments:
Post a Comment