Wednesday, June 15, 2011

Yuuki no Hikari Chapter 1

Kesal rasanya” gumam perempuan bernama Ichikawa Rena berambut blonde sebahu, matanya hijau segar seperti rumput. Sedikit membahas kenapa Rena sedang kesal...
Hmm” dia melirik sedikit ke teman sebelahnya, namanya Dhrakwil Tetsuya. Kadang dia greget sama orang ini.
Mereka sedang UTS hari terakhir. Oh, ya kehidupan mereka berdua bisa dibilang tidak normal.
“Tetsu...” Bisik Rena pelan tanpa melihatnya, Tetsu melirik.
“Hm?” Dia menaruh pulpenya yang menandakan "selesai".
“Jawaban nomer 5 apa?”
“Jawabanya...” Tanpa disadari guru tau tetapi kurang tau siapa yang berbisik dan langsung...
WHUUUSSS, PLAK! “WUAAAA!!!” Guru langsung melempar penghapus papan tulis tepat mengenai kening Tetsu. Kecepatan penghapus 1km/detik dan kecepatan Tetsu refleks berdiri 1m/detik. Karena 1km/detik dipepet beberapa meter... CROOOOT! Keluar darah moncrot di kening Tetsu “HYAAAAA!!!” Paniknya, Rena yang melihat juga ikut kaget.
“Kembali duduk!” Langsunglah Tetsu duduk, darahnya hanya seperti hal konyol aja tiba-tiba ilang.
Tatapan Tetsu yang tajam, Rena agak merasa bersalah tapi setengah pingin ketawa karena... CROOOT darah keluar lagi...
Kesal rasanya” itulah yang sebelumnya terjadi. Sekarang Rena dan Tetsu berada di suatu tempat luas dengan khas ruangan zaman Edo tetapi mewah.
“Kenapa aku harus berkelompok dengan si bodoh ini HAH?!” Tetsu menatap tajam ke seseorang sambil menunjuk Rena yang kebingungan dibelakangnya.
“Ah...” Keluh Rena.
“Memangnya apa masalahmu?” Suara seorang wanita muda.
Menyebalkan! Padahal kan aku ingin damai-damai aja sama Tetsu... Tapi malah gini!” Rena melirik ke arah lain dengan muka masam.
Inilah kehidupan tidak normal mereka berdua “ga perlu tau ah!” Bentak Tetsu yang kesal setengah mati. Setiap pulang sekolah mereka selalu ke Zheoll World, dunia lain. Untuk menjalankan beberapa misi.
“Ya mau bagaimana lagi? Yang lain kan sibuk, cuma kalian yang tersisa” wanita muda duduk di kursi roda dengan meja melingkar disekitarnya, di meja menumpuk buku-buku dan kertas-kertas membosankan. Nama wanita ini Rainnon.
“Sudahlah terima saja...” Jawab seseorang bernama Kyouko yang berdiri di sebelah Rainnon, dengan ciri khas keibuanya dengan memakai kimono jenis Tsukesage, jenis kimono semi formal yang biasanya digunakan untuk menghadiri suatu acara. Kyouko memakai Tsukesage warna hitam.
Zheoll World, tempat dimana manusia Zheoll tinggal. Sihir merupakan hal biasa bagi mereka. Atau kekuatan super, atau apalah. Merupakan kegiatan mereka sehari-hari. Kalau di bumi, kita sebut saja hewan atau tumbuhan. Tapi di Zheoll berbeda. Tumbuhan bisa berbentuk monster Zheoll ataupun monster yang sama sekali tidak berbahaya, atau hanya obat-obatan. Hewan pun sama, mereka menyebutnya monster Zheoll. Ada yang mengerikan, lebih mengerikan dari singa, dan ada yang lemahnya lebih parah dari kelinci. Beberapa hal ini dilihat oleh Rena dan Tetsu yang sedang menuju tempat.
Saat perjalanan di tengah hutan, Rena dan Tetsu hanya saling diam saja. Rena merenung dan Tetsu bermuka masam.
“Tetsu” Rena meliriknya dengan tatapan merasa bersalah.
“Hm?!” Jawab Tetsu kesal, keningnya telah diberi plester. Agak konyol juga...
Wih ngamuk” Rena makin bingung “aku minta maaf... Bisa aku ngelakuin sesuatu?”
“Tch” jawab Tetsu dingin, langsung menoleh menatap tajam pada Rena “setelah menurunkan nilai ulanganku?” Bentaknya.
“Ya karena itu aku minta---”
“Kita pisah dulu aja! Aku pingin sendiri!” Tetsu berbalik, berjalan berlawanan arah dengan asal arah mereka berdua tadi.
“Tapi---” Tetsu jalan terlalu cepat “apa-apaan itu?! Aku udah minta maaf tapi... Ah sudahlah!” Rena langsung melanjutkan arah tujuanya. Tapi belum jauh dari jalan.
DUAAARRR!!! Sesuatu membuat Rena dalam bahaya, Tetsu langsung berbalik "Renaaaa!!!" Dia panik langsung berlari ke asap-asap itu.
Asap-asap terbelah "wow apa ini?!" Rena selamat sentosa, Tetsu bengong "apa?" Rena bingung, dia mengibaskan Crescent Weapon, senjata andalanya. Tapi belum dia keluarkan jurus andalanya. Crescent Weapon yang dipegang Rena berbentuk scythe yang bisa dibilang Crescent Scythe. Tapi formalnya orang-orang bilang itu adalah Crescent Weapon.
"Umm, itu..." Tetsu bingung "eh minggir!" Tetsu mendorong Rena, Rena langsung menahan luncuran dengan scythenya yang tertancap di tanah. Dari mendorong Rena tadi Tetsu langsung menghindar.
"Oh, jadi ini ya?" Rena tersenyum licik "beginian kan sering ketemu"
"Ah, sok kamu. Tapi ngehindarnya tadi aja gak bisa.
"Apa sih?!" Rena marah sambil manyun.
"Daripada itu kita habisi Lotreva ini" Tetsu tersenyum "aku gak akan kena luka kayak waktu itu lagi!" Tetsu mengeluarkan api di tangan kananya dan tangan kirinya mengeluarkan pedang es "HAAAAAA!!!"
"Aku gak akan kalah!" Rena ikut menyerang. Sayap yang tidak tersentuh di punggung Rena muncul dan Rena mulai terbang. Scythe bersinar dan mulai mengeluarkan kekuatan, Rena menebas scythe dan keluarlah sebatan yang bentuknya mirip seperti bulan.
"AAAAAAA" teriak Lotreva samar-samar seperti suara teriakan manusia.
"Jangan lupa dengan aku!" Karena Lotreva lengah, Tetsu menusuk Lotreva dengan pedang esnya dan membakar Lotreva kemudian berubah menjadi es yang membekukan Lotreva, dan pada akhirnya dihancurkan oleh tepukan tangan dari tanah yang disihir oleh Tetsu.
"Nah, ayo---" Rena menghilangkan sayapnya dan menghampiri Tetsu.
"Tetap tinggalkan aku sendiri!" Tetsu menolak Rena mendekatinya "maaf saja" Tetsu langsung menolak memandang Rena. Rena hanya terdiam.
“Ayah” sebelum siang ini, ada sesuatu yang bikin Tetsu stres “mau kemana? Pagi-pagi gini?” Di ruangan sempit, ya di apartemen, yang ruang tamunya dicampur dengan ruang keluarga. Ada TV, sofa, karpet dibawah meja sofa, lalu lampu berdiri di sudut ruangan. Ayah Tetsu membawa tas kerja dengan jas coklatnya udah memakai sepatu siap-siap pergi.
“Ga perlu tahu” jawab ayahnya santai.
“Kenapa ga pernah ngasih tau?” Tetsu langsung kesal, tak tau kenapa alasanya. Ayahnya berjalan lalu langsung keluar dan menutup pintu, langkahnya terdengar semakin menjauh, lalu menuruni tangga. “Sial!” Gerutu Tetsu “ibu! Aku gak kuat lagi!” Tetsu garuk2 kebingungan “moga-moga ayah ga mabuk-mabukan lagi!” Tetsu langsung berlari ke kamarnya, dibantinglah pintunya. Tempat ia berdiri tadi, ada foto besar dipajang di dinding, ada Tetsu kecil yang digandeng dengan ibu dan ayahnya. Semua tersenyum bahagia.
Lalu sampailah Rena “sepertinya ini bangunanya. Besar banget ya!” Rena melihat ke atas sambil garuk2 kepala “besar, tua, dan seram” sampailah Rena pada tempat bangunan tua, yang dibuat oleh batu-bata berwarna hitam, dikelilingi sulur-sulur, besar seperti rumah hantu “seram?” Rena makin bingung “apa sebaiknya aku hubungi Tetsu ya?” Saat dia mau melakukan telepathy, dengan cara menempelkan jari telunjuk dan tengahnya di sisi kepala “kenapa aku harus memanggilnya?! Aku bisa sendiri!” Rena langsung kesal sendiri, kepalanya berasap-asap memandang tanganya tajam, seolah-olah memarahi tangannya sendiri.
Langsunglah Rena masuk dengan keadaan pintu bangunan terbuka lebar, di dalam sangat gelap, hanya ada cahaya masuk dari tempat Rena masuk, tapi itu semua segera hilang... “Cuma ngumpulin permata Fake Rose 99 biji kan?” Gemetaran Rena sangat keterlaluan, NGIII BLAM! Rena sangat terkejut ga berani mandang mana-mana mendengar pintu telah ditutup.
“Seorang” perempuan memata-matainya, lalu tercengir dengan gigi taring semua dan mengepakan sayapnya “!!!!!” Rena langsung melihat ke belakang dan... “Awakichi!” CRAAANG! Ditangkislah serangan pedang dari Fake Rose yang memakai baju ala gaun Romawi, putih bersih dengan sayap malaikatnya, dan rambutnya berwarna merah cerah, tapi matanya seperti boneka dengan warna putih polos. Rena menangkis seranganya dengan scythe besar berwarna kuning dan terdapat simbol bulan disabit itu.
Terpentalah mereka berdua, Fake Rose langsung terbang menjauh, sedangkan Rena menahan jatuhnya dengan kedua kaki dan tangan kananya, terpental sampai dinding. “Gawat! Dari awal aja udah gak terduga gini!” Rena memperhatikan Fake Rose dengan sebelah matanya, karena sebelah matanya lagi tertutup oleh poni panjangnya. “Spesialnya adalah... Rena mengimbangi keseimbanganya “kecepatan!” Rena mengganti posisi scythe menjadi di tangan kananya lalu berlari secepat kilat “HAAAAA!!!”
WHUSSSS Fake Rose tak kalah cepatnya terbang menghampiri Rena. TRANG! TRANG! TRANG! Bunyi tangkisan dari sesama bahan logam ini terus saja mereka saling berusaha menyerang “ugh... Gelap. Tapi...” WHUUUSSS Rena mengeluarkan jurus sihirnya dengan menyalurkan kekuatanya di senjatanya dan keluarlah cahaya dari bagian scythe-nya yang tajam, cahaya terbang mendekati Fake Rose.
“KYAAAA!!!” Fake Rose berhasil menghindar tapi dia mulai kebingungan.
Sudah kuduga! Dia ga kuat di pertahanan, lalu habis ini...” Rena mendapatkan ide, tersenyum lalu melihat Fake Rose terbang dengan cepat sampai ga keliatan, cuma keliatan garis-garis dia terbang dengan zig-zag “pasti gerakanya tambah cepet, tapi pada akhirnya...” Rena menyiapkan scythe-nya dan “dia akan ada di depanku” ternyata ketika Rena mengibaskan scythe-nya didepan ga kena siapa-siapa “atau mungkin...” Rena langsung menyerang berputar “disekelilingku” Fake Rose berhenti terbang dan.
“KYAAAAAAA!!!” CROOOOT! Terblahlah Fake Rose, darah bermunculan dimana-mana, berkumpul menjadi kristal merah, lalu terjatuh.
“1 juga lama ya?” Rena langsung berdiri "baiklah yang kedua!" dia mengambil permata itu dan kembali berputar-putar dengan semangat.

“Ampun” Tetsu bingung sendiri “dimana sih bangunan tua itu?” Tetsu menendang pohon “AAAAAWWW!!! BENAR-BENAR BODOH!” Tetsu kesakitan mengangkat kaki sebelahnya yang kesakitan “tanya Rena saja gitu ya?” Tetsu teringat kata-kata seseorang
Janganlah bekerja sendiri demi kebaikan, itu hanya buang-buang waktu”. “Hmm, benar juga... masalah pribadi tidak dilibatkan oleh teman. Tapi siapa orang yang waktu itu ngomong gitu?” Tetsu terduduk melihat cahaya matahari menembus dedaunan dihutan.

“HAAAAA!!!” Fake Rose banyak yang terbelah oleh serangan Rena “wah-wah, 10... benar-benar enakan kalo ada dia” Rena terdiam sejenak “APA MAKSUDNY A TADI! SAMA DENGAN AKU MENYERAH DENGANNYA!” Rena semakin kesal lalu terdengar bisikan dikepalanya.
Benar-benar egois...” suara perempuan membuat Rena berhenti kesal “makhluk itu semuanya seperti ini ya?” Rena hanya tolah-toleh.
“Heh! Berhenti menakut-nakuti! Aku takut dengan yang bertindak tapi tidak kelihatan!!!” Rena tolah-toleh ketika melihat ke atas “...” Rena terdiam melotot melihat ke atas.
Salam, manusia bumi, aku adalah commander dari semua Fake Rose disini, namaku Wild Fake Roses” senyum liciknya menghiasi wajahnya, tanpa kata-kata Rena menyiapkan scythe-nya menatapnya tajam “hey, tenanglah jangan bertarung. Aku tidak suka bertarung. Tapi aku punya pilihan untukmu, dengarkan aku atau berontak?” dia menawarkan yang tentu saja pilihan Rena adalah memberontak.
Sesuatu yang banyak ada dibelakangnya, perasaan Rena langsung ga enak. CROOOT! Rena pingsan dan ketika akan telepathy pada Tetsu tanganya sudah terlanjur jatuh.
“U-oh Rena?” Tetsu langsung menyiapkan tanganya.
“...”
“Hey halo?” Tetsu bingung, lalu langsung berbicara duluan “hey-hey sinyal ya? Maaf soal marah-marah tadi... Udah ketemu tempatnya?” Tetsu garuk-garuk dengan jari telunjuknya.
“...” Tidak ada jawaban lalu, BLUP! Langsung mati.
Tetsu keringetan ditambah kebingungan “keputus? Gawat” dia langsung berlari “gawat! Kulacak aja kekuatan sihirnya!
DUAR! Tetsu meledakan pintu yang tertutup rapat “RENAAA?!” Teriaknya lalu melihat Rena yang tergeletak dengan luka-luka dan darah di bagian perut yang tepatnya ditempat hati “RENA?!” Tetsu kaget setengah mati langsung berlari “Rena! Rena!” Tetsu langsung mengangkat kepalanya lalu mengguncang-guncangnya.
“Hng...” Jawab Rena lemas dengan mulutnya yang mengeluarkan darah yang mengalir “ya ampun ke-berapa kali aku dibeginikan sama kamu?” Matanya ga semuanya terbuka.
“Ya udah aku lepas ya?” Senyum Tetsu polos.
“OY!” Rena langsung panik. “Itu permatanya. Tapi ketika kamu ambil...” Rena menunjuk pada permata yang tergeletak.
“Kenapa?”
“Terman-temanya akan datang”
Tetsu langsung menidurkan Rena kembali lalu berdiri hendak mengambil permatanya, lalu ia mengangkat jempolnya membelakangi Rena “tenang aja semuanya aku ratakan!”
“Jangan sok doang” jawab Rena dengan menyindir.
“Yoi”
Rena tersenyum seolah berkata “Tetsu yang kukenal...” tapi sesuatu yang aneh menjadi-jadi, tiba-tiba tanpa sadarnya Tetsu, Rena berdiri dibelakangnya “kena kau...” bisik Rena langsung menebas scythe tapi...
“Maaf dari setelah kamu terdiam tadi aku tahu kamu dikendalikan” Rena menolak serangan dengan es ditanganya “Wild Fake Roses ya? 1 kali dibunuh bisa mendapat 50 permata” Tetsu tersenyum licik “Jackpot”
“Anak muda, lihatkan aku sudah tua---“
“Jangan sampai tertipu cuma karena fisik!” Tetsu menolak perkataan Wild Fake Rose.
“Haha, pintar, Wild Fake Rose akan abadi selama hidupnya tidak terancam, berbeda dengan Fake Rose. Dan kami Wild Fake Rose adalah parasit. Selama pasukanya habis, dia akan membuatnya kembali, terus bertahan hidup. Dan 1 lagi, ahli penghasut...” Wild Fake Rose melihat kearah Rena “anak itu sudah kuhasut, salah sendiri kenapa percaya denganku”
“Apa maksudmu? Setahuku Rena itu polos, jadi dia akan melakukan apa yang dia lakukan” Tetsu menatap Rena yang menatap kosong.
“HAHAHAHAHA!!! JUSTRU ITU! Karena dia polos, dia mudah dihasut!” dia menceritakan apa yang terjadi.

“Apa maksudmu aku egois?” Rena menolak perkataan Wild Fake Roses yang dikelilingi banyak bunga mawar besar berduri.
“Lihatlah kamu sekarang, aku sudah tahu dengan melihat senjatamu itu. Kamu kira aku Cuma hidup selama 70 tahun? Aku sudah ada dari perang mengerikan itu. Aku lihat orang yang membawa senjata sepertimu, tanpa melihat sekitar dia berani melukai makhluk hidup dibawah langit melawan musuhnya. Sekarang dia berani-beraninya menyalahkan manusia bumi. Setelah perang itu. Salah satu dari makhluk itu, aku bertemu yang terhomatnya lagi. Kamu pasti tahu kan cerita itu?”
Rena melotot “lalu apa hubungannya?”
“Karena itu, kamu sedang bertengkar dengan salah satu teman bumimu kan? Daripada kamu menimbulkan sesuatu yang aneh, lebih baik menjauhlah darinya, sebelum orang yang kamu sayang ternyata mati ditanganmu sendiri. Sebelum ke egoisanmu bertambah parah...”
Rena terdiam dan dia menggenggam scythe kemudian menjadi lemas hilanglah scythe itu.
“Bagus, sekarang tinggal sedikit sentuhan...” Wild Fake Roses mulai beraksi sedikit demi sedikit.
Tiba-tiba Rena berlari menyerang Wild Fake Roses “OH YA?! KAU PIKIR AKU AKAN PERCAYA HAH?!” Rena berlari sudah hampir menonjok Wild Fake Roses dan...
“Huh, dasar... aku tahu sebenarnya hatimu sedikit tergoyahkan...” lalu terbelitlah Rena disulur-sulur Wild Fake Roses “nah, anak-anak, ayo kita mulai permainanya...”
JLEBB! Rena ditusuk oleh Fake Rose, terus disiksa dan akhirnya dia mencoba melakukan telepathy dan mulailah Tetsu datang ke tempat Rena.

“Tch, seperti itukah?” Tetsu cukup meremehkan dengan tawa menggelikan.
“Apa yang lucu?” Wild Fake Roses kebingungan.
“Tidak ada, hanya saja yang ingin aku katakan” Tetsu terdiam “DIA! KALAU TERHASUT SEPERTI ITU HANYA BUTUH KEPERCAYAAN DARI TEMAN-TEMANYA KAN?!” Tetsu berlari ke arah Wild Fake Roses.
“Tch!” Wild Fake Roses kebingungan “tahan dia!” Rena berdiri di depan Tetsu.
“Syukurlah daritadi aku ingin melampiaskan kemarahan... dengan lawan yang kuat!” Tetsu mengeluarkan sihir petir dan menyambar Rena “sejujurnya aku ingin melawan Rena yang asli tapi mau bagaimana lagi?” Tetsu melihat ini “tentu saja, dia tidak sadar saja sudah kuat seperti ini”
Rena masih berdiri dengan tegak, setruman tidak ada apa-apanya baginya “nah, bagaimana kalau dia ternyata sadar. Gadis mengerikan” Tetsu tersenyum kecil “tehe...”
“HAHAHAHAHA! KALI INI TEMANYA DIBODOHI OLEHKU! DIA MELAWAN TEMANYA SENDIRI!” Wild Fake Rose tertawa terbahak-bahak.
“Eh? Melawan teman sendiri?” Tetsu mulai melakukan hal yang serius “inilah jurus maut jidat vs jidat!” Tetsu memukulkan jidatnya kejidat Rena “dengar! Ini adalah bukan serangan biasa! Dengan ini aku bisa mengalirkan api biru dan membuatnya sadar akan sesuatu!”

Rena!” Rena didalam lautan yang sangat dalam, dia mendengar panggilan itu.
“Aku, sudah mengacaukan semuanya... karena memang tak ada yang ingin aku hidup...” dia menyalahkan dirinya.
Terima api ini dan kau akan keluar dari ketidak percaya diri!” tiba-tiba disekeliling Rena ada api biru menyala-nyala.
“Entah kenapa aku sangat kenal api biru ini...” Rena meraih api itu “ini api biru penenang Tetsu...” Rena menerima api itu.
Dengar! Aku ada disisimu! Selalu ada disisimu! Ini bukan pernyataan cinta bodoh! Ini adalah tanda bahwa manusia bumi tak ada bedanya dengan dirimu! Kita ini satu! Aku tidak membencimu walaupun sejarah mengatakan kita harus saling benci! Pada akhirnya kita akan bersatu... jadi kumohon jangan pikirkan hal itu sendiri lagi...” Tetsu menarik napas “aku sudah banyak bica---
“Terimakasih, aku akan melawan rasa kesepian ini! Ayo!” tiba-tiba Rena tersadar dan “WHOOAAAAAAAAAAAAAAA!!!” Rena panik.
“Yo!” Tetsu mengacungkan jempol, darah dijidatnya muncrat.
“Kamu moncrot aku hanya mengalir!” Rena memegangi jidatnya.
“Sudah, ayo kita lawan itu” Tetsu menunjuk Wild Fake Roses.
“Tch, pelindung utama habis sudah” Wild Fake Roses panik.
Api biru keluar ditangan kiri Tetsu menyelimuti lenganya, dan diambilah permatanya dan mulailah bermunculan Fake Rose. Tetsu menyentuh tanah dengan tangan kirinya BLAM! Munculah tembok tanah besar.
“Spesialnya kecepatan! Lalu bisa terbang dan memakai pedang” beritahu Rena sambil menonton pertarungan.
“Trims!” Tetsu segera bangkit lalu mengeluarkan sihir alamnya, tangan kananya mengeluarkan api, dibesarkan apinya oleh angin ditangan kirinya. Kemudia tangan kiri menjadi api dan tangan kanan menjadi petir. Dalam sekejam Fake Rose ada yang terbakar, tersambar, terbelah oleh angin, terjepit oleh tanah. Kemudian ada yang menyerang Tetsu dengan pedang, ditahan dengan es yang menyelimuti tangan kirinya. Tapi tanpa sadar dibelakangnya ada Fake Rose siap menyerang Tetsu, lalu Tetsu berbalik tapi... CRING! Sesuatu menolak pedang Fake Rose “Rena!” Kepala Tetsu berbalik, Fake Rose yang menyerang Tetsu mundur, Fake Rose yang satunya masih ngotot melawan Rena. Bagus!
“Yosh!” Tetsu langsung berkuda-kuda “HAAAAAA!!!” Tetsu berteriak sambil melihat ke atas, keluarlah api biru dari seluruh badanya, begitupun Rena yang berteriak sambil menggenggam kuat scythe, keluarlah asap-asap kekuatan sihirnya.
“SIAL! FAKE ROSE BUATLAH PERTAHANAN! AKU AKAN MEMBUAT PASUKAN BARU!” Wild Fake Roses mulai berkonsentrasi dan Fake Rose melindungi Wild Fake Roses.
“Berapa!” Tetsu berteriak.
“APA?!” Rena terus menyerang tanpa hentinya.
“Permata yang sudah kamu kumpulkan!”
“10! Jangan anggap remeh ya!”
“HAHAHAHA! Dengan yang aku pegang menjadi 11 bukan?!”
“Salah, jadi 9!”
“HAH?!”
“Ya iya 11!!! Sudah ayo kita serang mereka mati-matian!”
“Jangan mati-matian tapi hidup-hidupan, tehe...” Tetsu tertawa.
“Tch, dasar”

“Fake Rose! Ayo serang!!!” Fake Rose tambah banyak sampai tak terhingga.
“Gawat, stamina akan semakin habis...” Tetsu kebingungan.
“Kalau Drain... ah benar! Drain!” Rena kepikiran “jangan ikut diam, aku akan berusaha ingat-ingat Energy Drain dengan baik, kita akan mendapatkan tenaga dari Fake Rose yang berlimpah ini!”
“I-iya” Tetsu terus bergerak cepat sampai akhirnya dia hampir terjatuh dan Rena sedikit membantu.
“Energy Drain... Energy Drain... Energy Drain... Energy Drain!!! Aku ingat!” dia langsung menancapkan scythe-nya ke tanah “beberapa Fake Rose tidak terbang karena memang terhalang oleh Fake Rose yang lain... karena mereka ada yang berdiri maka... anggap scythe-ku adalah sedotan... dan TETSU!!!”
Tetsu langsung noleh “apa?!”
“Pegang scythe ini, anggap seperti sedotan, maka kamu akan mendapatkan tenaga dari Fake Rose yang sedang berdiri!”
“Lalu---“
“Lakukan! Lebih cepat lebih baik. Jika terlambat kita akan keburu diserang oleg mereka!” Rena berusaha serius, Tetsu melihatnya kemudian dia ikut serius.

Beberapa Fake Rose terjatuh karena lemas “a-apa ini?!” Wild Fake Roses bingung “mereka! Menggunakan Energy Drain! Aku yang menempel pada medium juga terserap energinya!” Wild Fake Roses kebingungan “pada akhirnya aku harus lepas...” Fake Rose banyak yang berjatuhan dan berubah menjadi permata tapi... Wild Fake Roses justru terbang seperti lalat.
“A-apa?!” Tetsu panik, tidak dengan Rena “rasanya aku jarang melihat dia serius” Tetsu kembali tenang dan akhirnya.
“Cukup! Ini sudah cukup sekarang ayo kita serang dia!!!” Rena menunjuk Wild Fake Roses yang terbang.
“Matilah kalian! Yang mengganggu hidupku!” Wild Fake Roses menusukan sulurnya ke arah mereka tapi semuanya tidak kena, justru mereka menaiki sulur itu dan menyerang pada pusatnya...
SRIIING, setelah beberapa lama, KLAP! Tetsu mengambil permata ke 99 “yap 99!” Cengirnya dengan senang, keluarlah asap dari genggamanya, rupanya dia mengirim permata langsung pada Rainnon menggunakan teleport kecil ditanganya.
“HOREEEE!!!” Rena berteriak sambil melompat, CROOOT! Keluar darah dari perutnya yang kena luka dalam tadi.
“WAAAAH!” Rena dan Tetsu bersamaan berterika sekaligus kaget.
Tetsu menopang Rena, tangan Rena melingkar di bahu Tetsu “maaf ya... Tadi pas marah-marah”
“Gak pa-pa”
“Ya awalnya hari ini aku sedang stres” mereka berjalan pulang.
“Ayamu ya?” Sahut Rena sambil berjalan juga.
“Ya begitulah...”
“Kau tahu? Sekarang ayah mendapatkan pekerjaan. Kamu tidak perlu pusing lagi sekarang... aku senang anaku masih hidup...”
“Ayah?!”
“Ya, ini juga berkat bantuan mantan istri dan mantan ibu mu yang hanya datang sebentar memberi kita semangat, hanya dengan kalimat...”
Berjuanglah! Tak ada yang bisa menyaingi kalian jika kalian tetap bersama dan bekerja sama!
“Hahahaha, dasar kamu... bilang seperti itu tapi sekarang sudah tidak disisi kita lagi!”.
“Akhirnya... ayah...

No comments:

Post a Comment