Chapter 10: Stage 2!
“Kali ini apa ya stage selanjutnya?” Yoko berpikir sambil bersantai-santai ia memakai baju yang bisa menyembuhkan mereka yang diberikan Kyouko setelah ia diberi tahu mantranya oleh Rena.
“Apa ya?” Ryuu pun ikut berpikir
“Semoga saja menarik!” kata Rena dengan semangatnya tanpa mengembalikan sabitnya.
“YA!” teriak semuanya
"Ngomong-ngomong" kata Megu "apa sisi lorong ini tidak dari kaca lagi?" Megu melihat ke sisi lorong.
"Sepertinya bukan, bayangan kita tidak terpantul" Ryuu menunjuk sisi lorong.
Tetapi ketika Rena mau berdiri dia terpeleset "WHOOAAA" NGEEEK "eh! Seperti karet!" Rena terbentur ke sisi lorong, tetapi ternyata itu bukan sisi lorong biasa juga.
"Baiklah cukup di robek saja" kata Rena "HAAA" SRIING Rena memotongnya tetapi BLUPP "Crescent Blade-nya terserap" SREEEET semakin dalam "waaa! Bantu akuu!!!" Rena kesusahan untuk menariknya.
"Wah! I-iya!" Yoko langsung bangkit dan menarik Rena "Ugh!!! Megu ayo bantuu!!!" Yoko memeluk Rena dan mulai menariknya.
"Ya! Ryuu! Tetsu! Bantu juga!" Megu memeluk Yoko.
"I-iya tapi kan cowok..." omongan Ryuu dipotong.
"Bodoh, tarik saja Crescent Bladenya" Tetsu menghampiri Crescent Blade yang sudah setengahnya di sedot.
"He?! BODOH?!" Ryuu langsung berlari "HAAAAA!!! AKU TIDAK BODOOOOH!!!" Ryuu langsung menarik Crescent Blade sekuat tenaga.
"UOOOOOOOO!!!" teriak semua dan "WAAA!!!" GUBRAK! Jatuhlah semua dan Crescent Blade...
"Ah! Awaki..." ZLUB "chi... terlambat..." Rena melihat Crescent Bladenya yang tersedot, tak tersisa sedikit pun.
"Bukankah kalau kau mengatakan mantranya pedang itu akan hilang?" Tetsu yang terbaring mulai membangkitkan dirinya untuk duduk.
"Ah! Benar juga! Awakichi!" Rena diam sejenak "kupikir sekarang dia sudah hilang, Awakichi!" tetapi tidak terjadi apa-apa "h-hey?" Rena kaget karena sabitnya tidak muncul lagi.
"Jangan-jangan..." Tetsu berpikir "untuk menghilangkannya harus menyentuh bendanya..."
"Ti-tidak mungkin lalu bagaimana ini?" Rena kebingungan.
"Ya kita harus cepat keluar dari sini, mungkin saja lorong ini tidak bergerak seperti lorong tadi" Tetsu mengusap-usap dagu.
"Tapi kan bagaimana caranya kita keluar? Peluruku pasti akan diserap oleh lorong ini" Yoko ikut berpikir.
"Aku coba, HYAAAT" BOOIING sisi dinding hanya membuat kaki Ryuu terpantul "WAAA" BUAK! "Aduh, sakit! Jatuh lagi"
"Berarti percuma saja ya... Wind Sickle!" WHUSSS SRAT SRAT! "berhasil! Eh, tapi...?" SST, si karet kembali seperti semula.
"Ah, gagal" kata Yoko dengan kecewa.
"Tunggu... kenapa tidak..." lalu semua mengelilingi Megu.
"Apa?!" tanya mereka serentak
"A-i-itu, kenapa tidak dibakar saja?" Megu menggoyang-goyangkan lengan tangannya dengan cepat.
"Benar juga!!! Little Fire!" BWOSH BWOSH BWOSH! Beberapa api kecil keluar di setiap sisi dinding "Raising Up!" BWOOOOSH dari setiap titik menjadi api besar.
"Lihat! Semakin kelihatan lubangnya" Megu mengambil kotak P3K untuk siap-siap turun.
"Cepat! BACK!" apinya mati
"Tetsu..." Rena melihat kebawah "lorong ini bergerak..."
"Apa?! Strong Blow! Cepat naik angin ini!"
"I-iya!" HUP! Semuanya menaiki angin itu tetapi... ZLUBBB
"Tetsu... tertinggal..." Rena melihat kebelakang lorong sudah tertutup rapat "TETSUUUUUUUU!!!" teriak Rena sekencang mungkin.
"Akan kucoba... kuturunkan mereka... ugh..." Tetsu menurunkan tangannya sambil berkonsentrasi, ia terlalu banyak memakai kekuatan karena dia masih level 4.
"H-hey! Anginnya membawa kita turun" Ryuu melihat ke bawah, mereka semakin ke bawah.
Hampir di tanah dan WHUUSSS angin menghilang "WHOOAAA!!!" teriak semua dan BRUAK! semuanya jatuh.
"Untung saja tak terlalu tinggi" Yoko membersihkan bajunya.
"Tetsu..." Rena terus melihat ke atas.
"Tenang, dia baik-baik saja..." Megu menepuk bahu Rena.
"Ya, tapi anginnya yang tiba-tiba menghilang itu... berarti dia kehabisan kekuatan kan?" Rena terus saja melihat ke langit.
"Ya... mungkin nanti kita akan bertemu dengannya..." Megu ikut melihat ke langit.
"Sial!!!" BUAK! Tetsu memukul sisi lorong "ah, aku harus istirahat dulu sampai merasa pulih" Tetsu akhirnya duduk.
"Baiklah kita mulai dari mana?" Ryuu duduk kembali sambil berpikir, diikuti yang lain.
"Kita akan mencari Crescent Blade dahulu" kata Yoko "kalau lorong itu terus berjalan kesana, berarti sabit itu terjatuh di sebelah sana" Yoko menunjuk kiri dan kanan.
"Ya benar, kalau begitu ayo..." kata Megu
"Tidak!" Rena membantah "aku akan mencari Tetsu dulu!" Rena berteriak sambil menundukkan kepalanya.
"Rena, tapi kan itu..." Megu dipotong lagi
"Ya aku tahu! Tapi Tetsu lebih utama! Kita akan..."
"Aku akan ikut Rena" Ryuu berdiri dan memegang bahu Rena.
"Ryuu?" Rena memandang Ryuu
"Ayo kita cari Tetsu bersama" Ryuu memandang Rena.
"Ya!" Rena tersenyum lebar
"Haaa, ya sudah! Aku dan Megu akan mencari sabitmu ya!" Yoko mengusap-usap kepalanya.
"Ya! Aku akan membantu!" Megu tersenyum.
"Baiklah! Kita berpencar!" Rena mengacungkan telunjuknya setinggi-tingginya.
"Senyum Megu..." Ryuu tergiur melihatnya. Lalu mereka mulai berjalan ke arah yang berbeda.
"Ah, iya aku baru ingat! Rainnon pernah menggunakan telepathy, aku akan mencobanya" Rena berusaha konsentrasi "halo? Tersambungkah ke kau Tetsu?" Rena hanya berbicara dalam hati, Ryuu hanya memandangnya heran.
"Rena! Ya sampai! Aku akan segera keluar dari lorong ini! Sampai kekuatanku pulih!" tiba-tiba...
"Heeey!" teriak Ryuu dari sebelah sana.
"Apa hah?!" Rena marah-marah
"Kalau kamu ngomong dalam hati aku gak akan kedengeran dong!" Ryuu membantah.
"Tapi yang dikasi tahu Rainnon kita ngomongnya dalam hati!" Rena pun membantah, mulailah mereka bertengkar.
"Heeeey!!! Aku bisa dengar!"
"Hah?" Rena bingung
"Ya, ternyata aku juga baru tahu, tidak perlu berbicara dalam hati pun bisa kedengaran, kurasa sekarang aku sudah cukup pulih jadi aku akan segera keluar, jika kupakai untuk telepathy terus kekuatanku akan habis sudah dulu!"
"Memangnya kamu tahu cara menyudahinya?! Oii!!!" Rena berteriak, bagai menaruh bagian untuk berbicara di telepon, dia menaruh jarinya di dekat mulutnya "oiii!!!"
"Tak ada jawaban" kata Ryuu
"Hebat dia sudah tahu, jadi bagaimana?" Rena pun melihat Ryuu.
"Kita tunggu saja disini sampai dia mengabari lagi" kata Ryuu sambil melihat sekitar.
"Ya..." Rena pun menyetujui, baru saja mereka duduk KRESEK KRESEK.
"Bunyi apa itu?" tanpa sadar, mereka langsung berdiri kembali.
"Aku juga tidak tahu, gawat aku tidak punya alat bertempur" Rena langsung mulai berjaga-jaga.
"Tenang, kemungkinan aku bisa mengatasinya"
"Sudah 40 menit kita pakai baju ini, sepertinya tak ada gunanya sama sekali kita pakai ini"
"Ada, jika benar ada musuh, kita habisi mereka dalam waktu 10 menit" Ryuu meyakinkan dan KRESEK KRESEK keluarlah...
"APA?! KELINCI?!" Rena dan Ryuu berjinjit-jinjit kaget.
"Kupikir apa... duduk lagi ah!" BUK Rena duduk tetapi JREEEENG bayangan besar menyelimuti mereka.
"Rena, kabur... kelincinya..." Ryuu melihat ke atas sambil gemetaran.
"BERUBAH MENJADI MONSTEEEEEEERRR???!!!" Rena dan Ryuu kaget langsung berlari "WHOAAAAAAA!!!" JENG JENG JENG langkah besar si kelinci, tidak monster kelinci JEDAAARRR!!! Ia memukul tanah dan terbelahlah menjadi 2.
"WAAAA!!! Gawat kita terpisah!!!" Ryuu dan Rena terpisah.
"Wah?! Bagaimana ini?!" Rena melihat patahan yang cukup panjang.
"Kita bertemu di ujung patahan! Jangan sampai terpisah!" Ryuu mulai berlari.
"Ya!" Rena mengikutinya
"Yoko, benarkah ini tempatnya?" Megu melihat hutan yang tetapi...
"Ya, mungkin inilah tempatnya... tidak ada lagi jalan yang lain..."
"Hutan berkabut ini? Bukankah tempat seperti ini bisa memisahkan kita?" Megu ketakutan memeluk tangan Yoko.
"Mau bagaimana lagi?" GREB Yoko memakai kacamata.
"H-hei tunggu kamu dapat darimana kacamata itu?" Megu hanya mengedipkan matanya berulang-ulang kali.
"Tak usah ditanya" CRING Yoko nyengir "ayo kita masuk, jangan sampai terpisah, pegang tanganku terus"
"I-iya..." Megu melihat sekitar, warna pohon pun berbeda dari sebelumnya, di dalam kabut pohon-pohon lebih gelap dibanding sebelumnya.
"WHOAAAAAA!!!" Rena terus berlari-lari "sampai kapan kita akan begini?!"
"Tak ada jalan lain ayo bertarung!!!" Ryuu menghentikan langkahnya.
"Tapi aku tidak bisa menyerang... hiks... hiks..." Rena menangis konyol.
"Ya ampun aku lupa, kau jadi pemancingnya saja" Ryuu menyiapkan tangannya.
"Wah?! I-iya!!!" Rena langsung berlari dan menghampirinya "terima pukulankuuuuu!!!" BUAK! BUAK! BUAK! "huaa... cuma ini yang bisa kulakukaaaan!!!" Rena hanya memukulnya dengan kedua sisi samping telapak tangannya yang mengepal.
"Bagus! Dia sudah tampak akan mengejarmu!!!" Ryuu berlari mulai mengejar.
"Cepat Ryuu!!! Huaaaaaa!!!" Rena berlari sekencang mungkin.
"RROOOAAAAAARRRR!!!" si kelinci mengamuk menyingkirkan pohon yang menghalangi jalannya.
"Rasakan ini kelinci bauuu!!!" BHUAAAAAK!!! Ryuu melompat dan terkenalah pada lututnya.
"ROAAAAA" si kelinci jatuh, lalu Ryuu menaiki badannya.
"HEAAAAA!!! Ryuu's Suck Punch!!!" BHUUUAAAAAKKK!!!
"ROAAAAARRR" kelinci itu merintih dan wajahnya dipukul oleh Ryuu sampai benjol.
"S-sungguh hebaaaat!!!" Rena melihat Ryuu yang memukulnya sampai benjol, lalu Rena berlari mengambil serabut-serabut di pohon "Ryuu! Tangkap ini! Ikat kaki bagian atasnya! Aku akan mengikat bagian bawahnya!" Rena melempar beberapa serabut yang cukup tebal.
"Ya!!!" HUP! Ryuu mendapatkannya dan mulai mengikatnya.
"Yosh! Beress!!!" teriak Rena dan Ryuu.
"Oh, iya aku takut kalau dia kabur..." BUAAAK! Ryuu menonjok tanah dan dibuatlah lubang yang besar, di dalamnya kelinci itu tiduran sambil meronta-ronta "ngomong-ngomong dari mana kamu mengambil serabut sebanyak itu?" Ryuu memandang Rena heran.
"Tadi sih aku ambil sedikit saat kamu menghajar si kelinci, tetapi aku mengambil saat banyak-banyaknya saat sedang kabur dari ancaman si kelinci" Rena menjelaskan, dipikiran Ryuu sangat jelas ketika Rena berlari dia sedang mengambil serabut-serabut.
"Oh, begitu ya! Ya sudah ayo kita berjalan agak jauh lagi dan menunggu Tetsu" Ryuu nyengir sangat lebar.
"Ayo!" Rena dan Ryuu mulai berjalan menjauh dari si kelinci.
Di sisi lain...
"Kurasa mereka mulai berpikir lebih cepat" Kyouko menyaksikan mereka melalui layar hologram 2 dimensi lewat antena yang dipakai 5 anak tersebut, sedang di ruangan Rainnon dan tersenyum bangga pada mereka "kalian pasti bisa melewati semua stage ini"
“Kurasa sudah cukup mengumpulkan kekuatan saatnya keluar dari lorong aneh ini” Tetsu berdiri “Little Fire! Raising Up!” BWOOOSSSHH api membuat sisi lorong meleleh “BACK! Strong Blow!” HUP! Dengan cepatnya Tetsu mematikan api, lalu bersamaan ia mengeluarkan anginnya lalu melompat “kurasa aku semakin cepat menggunakan sihir” lalu Tetsu menurunkan tangannya “sampailah aku...” Tetsu turun dari anginnya tetapi... BAMMMMM!!! “wuaaaaa!!!” Tetsu terpantul memasuki hutan “apa itu?!” Tetsu melihat keatas karena memang meriam tersebut dari atas.
“Hai nak!” seseorang bertubuh manusia dan kepala burung sedang terbang dengan sayap burungnya, di tangannya banyak sekali meriam.
“APAAAA?!” Tetsu berlari sekencang mungkin, burung itu terbang tak kalah cepatnya BAM! BAM! BAM!
“Aku akan mengikutimu terus nak!” sambil menjatuhkan bom burung terbang secepat mungkin mengejar Tetsu.
“TOLOOOOOOONG!!! SIAPAPUUUUUUUUN!!!” Tetsu lari terbirit-birit tanpa bisa berkutik sedikitpun.
BAM! “dengar itu Megu?” Yoko dan Megu menghentikan langkah mereka, tetapi tak ada jawaban dari Megu “Me-gu?” Yoko melihat sekelilingnya tidak ada Megu dimana-mana “MEGUUUUUUUU?!” Yoko berteriak-teriak.
“Y-Yoko, kenapa daritadi kita tidak berjalan?” Megu terus saja memeluk sesuatu “Y-Yoko?!” ternyata daritadi Megu hanya memeluk pohon.
BAM! BAM! BAM! “Ryuu dengar itu?” Rena langsung berdiri
“Ya aku dengar, arahnya dari tempat semestinya Tetsu muncul” Ryuu menunjuk tempat itu BAM!
“H-hey lihat banyak sekali asap menggumpal!” Rena refleks mundur dengan wajah sangat kaget.
“Sepertinya Tetsu sudah disini” kata Ryuu
“TOLOOOOOOOOONG!!!” suara seseorang di dalam hutan di depan Rena dan Ryuu.
BHUAAAAAAAAK!!! Sesuatu menabrak Ryuu “WHOAAAAA!!!” JEDARRR! Mereka berhenti karena menabrak pohon.
“HIIIY!!!” Rena melihat Ryuu yang sudah setengah sadar, setelah asap yang menggumpal menghilang... “Tetsu?!” Rena melihat Tetsu yang telah menabrak Ryuu.
“WAHAHAH! Maaf!” Tetsu menjauh dari Ryuu dan membersihkan bajunya
“Ya...” jawab Ryuu BAM!!!
“WHOAAAAA!!!” teriak Rena dan yang lain
“Untung sempat, padahal aku hanya mengatakan mantranya dalam hati” Tetsu mengeluarkan jurusnya yaitu Barrier Wind.
“Loh, berarti tak perlu berteriak-teriak ya?” Ryuu kaget “itu hanya membuatku malu...” Ryuu langsung melemaskan wajahnya.
“Sudah! Konsentrasi pada musuhnya!!!” Rena berwajah khawatir sambil berteriak-teriak.
“Oh, ya...” Tetsu melepas sihirnya lalu mulailah berpencar mereka
“Awaki...” Rena mendadak kaget “AKU LUPAAA!!!” BAM! Meriam jatuh di dekat Rena “WUAAAA!!!” Rena langsung berlari dengan cepatnya.
“Hei, kau pak burung! Turun! Itu curang!!!” Ryuu melihat ke atas dan menunjuk pada burung itu.
“Aku tahu di antara kalian ada yang bisa terbang!!!” kata burung itu sambil mengambil meriam selanjutnya.
“Ryuu ikut aku” Tetsu berlari ke Ryuu WHUUSSS Tetsu dan Ryuu sudah di atas angin “Rena berlindung!” Tetsu dan Ryuu langsung berangkat.
“H-hey!!! Tidak menarik!” Rena langsung melipat tangannya dan terduduk dengan mulut yang manyun.
“Ryuu, aku baru memulihkan kekuatanku, aku kehabisan kekuatan, jadi aku hanya bisa membawamu terbang” Tetsu mulai merasa kesakitan dan lemas.
“Kira-kira berapa lama bertahannya?” Ryuu terus melihat burung yang gak jelas itu.
“20 menit mungkin... akh!” Tetsu terjatuh
“Tetsu?! Benar 20 menit?! Sekarang saja...”
“Jangan buang-buang waktu, sekarang beri tahu saja aku kau akan mengejarnya kemana” Tetsu berusaha bangkit lagi.
“Ya... baiklah pertama lurus dulu saja”
“Yosh...” WHUUUSSSS mereka terbang jalurnya hanya lurus-lurus saja.
“Hey, aku tidak hanya bisa memakai bom saja ya!” BAM!!!!! Si burung melempar bomnya ke belakang dan menggantinya dengan tangan kosong “ayo kita lakukan!”
“Baguslah, ayo!!!” BHUAK! “sakit bukan?!” Ryuu menonjok pipi si burung.
“Belum seberapa” WHUUSSS si burung terbang dengan cepatnya lalu BUAK!!!
“Mau kemana?! Aku di depanmu!” Ryuu menonjok perut burung.
“HOEK!!! Cih, aku tidak akan kemana-mana!” BUAK!!! “diam saja kamu!!!”
“AKH!!!” Perut balas perut, perut Ryuu ditendang dengan sekuat tenaga, hingga dia lemas.
BHUAK!!! “tch! Aku masih bisa menggunakan kakiku!” Ryuu menendang perut si burung kedua kalinya “Tetsu, bawa kita agak menjauh darinya!”
“Baik!” WHUUUSSSS mereka mundur agak jauh darinya.
“Percuma saja!” BAM! Si burung melempar bom.
“WHOAAAAA!!!” Tetsu dan Ryuu terjatuh
“HEAAA!” Tetsu memakai anginnya lagi “ayo cepat, sudah 5 menit...” kata Tetsu lirih.
“Ya sabar, dia terlalu lincah...”
“Ah, aku bosan...” Rena hanya terduduk sambil manyun
“Kau tahu? Cara keluar dari stage ini?” terdengar suara dari mana-mana bersuara ibu-ibu.
“Ti-tidak... kau mau memberi tahu?” Rena berdiri dengan cepatnya, lalu melihat sekelilingn dengan wajah kaget.
“Akan kuberi tahu, pertama... kamu harus...” WHUUUSSS SRAT!!! Tanpa terlihat sesuatu menyerang Rena.
“AKH!!!” tangan Rena tergores, Rena langsung terjatuh.
“Baru tergores saja sudah merintih! Bagaimana mau lolos? Eh? Kamu level 4 ternyata! Kelas teri...” di depannya sudah ada ibu-ibu memakai baju pesta negara China dengan gaun ketat.
“Si-siapa kamu?” Rena perlahan-lahan melihat ke atas.
“Aku? Tentu saja monster di sini” lidah panjangnya menjilat darah yang menempel di pisaunya “tidak menangis ya? Kalau begini bagaimana?” lalu wanita itu menjambak poni Rena.
“AAAAAAKH!!!” tetapi Rena tetap saja tidak menangis.
“Cukup kuat juga” wanita itu nyengir dengan rambutnya berwarna pink dan matanya pun berwarna matanya, tetapi taringnya tajam seperti naga.
“K-kau, naga ya? Lidahmu panjang dan taringmu...” rintih Rena.
“Ya benar, itu cukup hebat untuk cepat menebaknya” BHUAK! “HOEK!” wanita itu terpental.
“Tanganku memang kesakitan, tapi kakiku tidak!” ternyata tadi Rena menendang perut si wanita itu.
“Hebat juga” wanita itu bangkit kembali “perkenalkan namaku adalah Ryuuki, naga Zheoll” tangannya ditaruh di pipinya dan tertawa seperti wanita yang sangat centil.
“Tch...” Rena bermuka kecut
“Ada apa? Ayo serang aku” WHUSSS dengan kecepatan yang sangat hebat Ryuuki mengelilingi Rena.
“A-apa?! Aku tidak bisa melihatnya!” lalu tiba-tiba Rena terdiam “ditambah aku tidak memegang Crescent Blade” Rena hanya tertegun dan SREEET.
“Jangan hanya diam saja nona!!!” Ryuuki menggores kaki Rena.
“AAAKH!!!” Rena terjongkok “baju ini sudah tidak berfungsi luka di tanganku tak kunjung pulih” lalu SRET Rena menyenggol batu cukup besar “batu?” Rena memandang batu itu.
“Ayo serang nona!” SRING! Ryuuki mengeluarkan 5 pisau di saku dan di pasang di sela-sela jarinya dan mulailah ia bergerak cepat kembali.
“Ini dia!” Rena mengambil batu itu dan BHUAK!
“AW!” teriak Ryuuki dan langkah cepatnya terhenti.
“Karena daritadi kau hanya berputar-putar di sekelilingku berarti kamu masih digaris yang sama jadi, kulempar bagai batu ini” Rena melempar batunya ke atas lalu ditangkapnya lagi berulang-ulang.
“Begitu ya? Berarti kalau aku tidak berputar-putar di dekatmu seperti” WHUSSS “bagaimana caranya kamu tahu aku dari mana?!” Ryuuki berlari secepat mungkin.
“Aku tahu, kamu bukan berlari” kata Rena dengan wajah sok.
“Apa?” Ryuuki masih tetap berlari-lari.
“Aku bisa merasakan anginmu saat berlari, karena targetmu aku, berarti kamu masih ada di sekitarku, dan yang paling penting adalah...” Rena makin meyakinkan mukanya “kau sebenarnya hanya melompat dari batang ke batang pohon bukan?” Rena mulai mengambil batu “sekarang pun kalau aku konsentrasi... terasa angin melewatiku dan disitu kau!” BHUAK!
“AAAAKH!” kali ini Rena beruntung, ia tepat melemparkan pada pipinya.
“Karena pohon yang baru saja kamu lompati bergetar, dan banyak daun-daun berjatuhan dan sekarang kamu disini!” Rena mengambil batu lagi.
BHUAK! “AAAAAAAKH!!!” Ryuuki terjatuh.
“Baiklah!!!” WHUSSS sekarang Ryuuki tidak terlihat dan tak ada hembusan angin sedikitpun.
“Itu berarti kamu sedang di depanku!” BHUAK! Rena menendang Ryuuki dengan sekuat tenaga dalam 1 kali tendangan.
“HOEEEEK!!!” terkena perut Ryuuki dan JEDARR! Ia terpental lalu menabrak pohon.
“Kau sudah kalah Ryuuki, sang naga wanita...” Rena berdiri di depannya, Ryuuki terduduk dengan luka-luka memar.
“Yah, aku tahu, sama seperti yang sudah dijelaskan Duo O kan? Kita tidak mungkin membunuhmu, para peserta” Ryuuki menghapus darah di mulutnya.
“Ya, aku tahu, sekarang beri tahu kami cara keluar dari stage 2” Rena ikut duduk di depannya.
“Masa’ kau tidak sadar dari awal? Kalian sengaja dibuat terpisah, maupun sengaja ataupun tidak sengaja, yang penting adalah kalian harus berkumpul kembali, lalu saat kalian berkumpul kalian akan masuk ke lorong warna-warni itu...”
“Yosh, bagus Ryuuki, terimakasih ya. Kau naga yang sangat kuat! Aku yakin rasmu akan dilindungi Rainnon!” Rena mengacungkan jempolnya dan nyengir.
“Manusia yang peduli dengan ras kami yang bentuknya tidak seperti makhluk di bumi? Anak ini sungguh baik... hati...” Ryuuki pingsan karena kelelahan.
“Istirahatlah Ryuuki, sekarang bagaimana ini dengan Tetsu dan Ryuu” Rena melihat ke atas.
“Sudah tidak... sudah tidak cukup lagi... 5 menit lagi... HOSH HOSH... cepat kalahkan” Tetsu mulai melemah, berdiri saja rasanya seperti ada beban dipunggung.
“HOSH... HOSH... rasanya juga aku kehabisan kekuatan...” Ryuu terjongkok, kaki satunya menahan dengan lutut yang masih berusaha di angkat.
“Kalau begitu... aku punya ide... ini harus menjadi pukulan terakhir” Tetsu berusaha bangkit.
“Apa?” Ryuu mendekati Tetsu, mulailah mereka berbisik-bisik.
“Apa? Berbisik? Ayolah tak ada waktu! Aku serang sekarang!!!” WHUUSSSS dengan cepatnya si burung terbang menghampiri Ryuu, rasanya terlalu frontal untuk menyerang di depan, tapi memang itulah style-nya.
“SEKARANG! KUKERAHKAN SEMUAAA!!! HEAAAAAA!!!” Tetsu memegang telapak tangan Ryuu dengan kedua tangannya yang sedang mengepal.
“INILAH!!!” BWOOOOSSSSHHH api merah menyala-nyala di tangan Ryuu.
“A-apa?!” si burung tidak bisa menghentikan sayapnya lagi.
“Ditambah dengan kecepatanmu kesini, lalu seluruh tenagaku, dan yang, terakhir seluruh tenaga Tetsu!!!” Ryuu mulai dengan cepat menonjok burung di tengah wajahnya dan... “HAAAAAAA!!!” DAASSH!!!
“WUAAAAAA!!!” terpentallah, juga terjatuhlah seperti meteor si burung itu DAAAASHHH!!!
“Ki-kita... berhasil...” Tetsu mulai pingsan di tengah-tengah udara, mereka hampir terjatuh.
“Ya...” semuanya terjatuh dan...
“WUAAAAAAA!!!” Rena panik, dari bawah saja sudah terlihat Ryuu dan Tetsu akan jatuh, “KUMOHOOOON!!! JANGAN MATIIII!!!” Rena berteriak dan tiba-tiba kalungnya bersinar dan BOING! “a-apa?!” JEEEENG seperti ada atap di atas Rena, warnanya bening memantulkan Ryuu dan Tetsu, lalu perlahan mereka jatuh seperti memakai seluncuran WIIING “haaa, syukurlah... tapi... lagi-lagi kalungku bersinar... ini sangat asing...” Rena menatap langit tatapannya kosong.
Sementara menunggu yang lain pulih, inilah petualangan Yoko dan Megu.
“HEEE?! YOKO DIMANAAAAAA?!” Megu terus saja berteriak masih di tempat “kuharap siapapun yang baik datang padaku...” Megu terus memeluk pohon yang sama.
“MEGUUUUU?! DIMANA KAU?!” gema suara Yoko terpantul sangat jelas “tak ada jawaban” lalu ia kembali ke jalannya “tapi rasanya aku terus berputar-putar saja” Yoko garuk-garuk bingung sendiri “Yoko?!” BZZT tiba-tiba seperti ada yang masuk di kepala Yoko.
“Yoko! Yoko! Kau dengar?!” suara seseorang yang sangat ia kenal di dalam kepalanya “taruh jari telunjuk dan tengahmu di sisi samping kepala!” perintah seseorang dari suatu tempat.
“I-iya, aku bisa dengar, kau sendiri bisa?” Yoko membalasnya lewat suara mulut.
“Ya aku bisa dengar, sekarang kamu dimana?” Rena-lah yang menghubungi Yoko, disampingnya ada Tetsu dan Ryuu yang sedang pingsan.
“Aku ada di tengah-tengah hutan yang penuh dengan kabut, aku belum menemukan Crescent Blade ditambah aku terpisah oleh Megu” Yoko bermuka khawatir sambil terus berjalan.
“Hmm, kalau begitu sepertinya musuh akan susah bergerak disana. Tetaplah di hutan itu aku akan segera kesana” kata Rena.
“Baiklah” jawab Yoko sambil agak tenang.
“Oh, ya” kata Rena “aku dapat informasi dari musuhku yang baru saja aku kalahkan” Rena menatap Ryuuki yang sedang pingsan sambil menyenderkan badannya di pohon “lalu saat ini Tetsu dan Ryuu sedang pingsan, jadi mungkin aku nanti akan kesana saat mereka sadar” Rena memandang Tetsu dan Ryuu yang sedang terbaring pingsan.
“A-apa? Kamu yang tidak ada senjata masih bisa melawan musuh? Lalu Tetsu sudah ditemukan? Baiklah, aku akan tetap di hutan ini tetapi aku berputar-putar mencari Megu” Yoko terus saja berjalan sambil melihat sekeliling.
“Ya, nanti kuhubungi lagi, dah, cara memutusnya melepaskan jarimu dari kepalamu itu” ZLUP terputuslah komunikasidari mereka, Rena tahu sendiri cara memutuskan komunikasi.
“Yosh, aku akan mencarimu Megu!” Yoko kembali berjalan
Beberapa menit kemudian...
“Ugh...” Tetsu bangun “Rena? Aku... dan... aku dan Ryuu selamat?!” Tetsu terus melihat badannya, ketakutan ada yang hilang.
“Kalian berdua selamat...” Rena tanpa melihat Tetsu terus saja mencorat-coret tanah “Ryuu, cepat bangun... aku serasa gengsi kalau hanya ditinggal bersama Tetsu...” raut mukanya sangat ketakutan.
“Sedang apa kamu?” Tetsu menghampirinya.
“HIIIY! BUKAN APA-APA!” Rena langsung kaget setengah mati, menghentikan mencorat-coret, tangannya terangkat.
“Aku tahu, pasti kamu yang menyelamatkan kami, terimakasih ya” kata Tetsu memandang langit.
“Tahu dari mana?” tanya Rena
“Hanya nebak saja... hehe, lalu pasti kamu yang mengalahkan cewek itu” Tetsu menunjuk ke arah Ryuuki.
“I-iyaa...” jawab Rena pelan.
“WOW! Hebaaat! Tanpa senjata!” Tetsu melihat Rena dengan wajah bangga dengan cengiran cerahnya.
“Dasar tukuang ngerayu” kata Rena pelan
“Apa?”
“HA?! Bukan!!!” wajah Rena langsung memerah padam.
“HUAH! Sakitnya! Seluruh badan serasa memar!” Ryuu mulai bangkit dari pingsannya.
“Akhirnya kamu bangun juga Ryuu!!!” Rena ‘yes-yesan’ sendirian, yang lain hanya memandangnya heran “nah, sudah kuat berjalan semuanya?” Rena berdiri.
“Yosh! Aku bisa!” Tetsu ikut berdiri
“HE? Aku baru saja bangun!!!” Ryuu merengek
“Kau ini laki-laki apa bukan?!” Rena menatap Ryuu dengan muka seram dan kejam, yah bukan kejam lagi... tapi keji!
“Si-siap Rena!!!” Ryuu langsung merinding lalu segera membangkitkan badannya “Arahnya tempat tadi kita muncul kan?” Ryuu menunjuk arah tempat sebelumnya.
“Ya...” lalu Ryuu dan Tetsu berjalan duluan.
“Masa’ daritadi aku tidak mencoba mencari Yoko?!” Megu terus saja memeluk pohon “tapi aku takuuut!!!”
Lalu... “Megu! Bisa dengar?! Taruh jari telunjuk dan tengahmu di sisi samping kepalamu!”
“Yoko?! Aku bisa dengar! Tapi putus-putus!” Megu langsung menjawabnya dia sangat terkejut.
“Sepertinya jangan kau lepas jarimu itu, nanti bisa terputus, kamu sedang dimana? Ciri-ciri tempatnya” Yoko dartitadi hanya berputar-putar saja, mereka berdua benar-benar tersesat.
“Aku tidak tahu, semuanya berkabut, tetapi sepertinya... pohon yang ada di sebelahku berbeda sendiri, pohon ini lebih gelap warnanya, juga kokoh dan besar, tetapi sepertinya juga... sudah tua...” Megu melihat ke atas, tak terlihat sama sekali cahaya matahari masuk di sela-sela dedaunan semua pohon.
“Baiklah akan kucoba cari, tetapi sepertinya aku hanya berputar-putar saja disini...” Yoko pun menghentikan langkahnya dan garuk-garuk sendiri.
“Hah? Susah ya... begini saja... konsentrasilah jangan banyak mengeluh...” Megu memberi saran dan dia akhirnya hanya duduk dan bersandar di pohon itu.
“Ya, kalau kau takut, tetaplah di pohon itu ya... sudah, aku hemat kekuattanku, aku putus ya” Yoko melepas jarinya dan kembali berjalan.
Megu terlihat sangat murung, bukan muka ketakutan tetapi kecewa “rasanya... aku tidak ada gunanya disini... aku hanya merepotkan semua temanku...” lalu Megu mengangkat lututnya dan tangannya berada di atas lutut kemudian kepalanya disandarkan di tangannya.
“He?! Apanya yang hutan kabut?” Rena menatap hutan yang berwarna cerah.
“Sepertinya kita terlalu terpisah... sampai-sampai dunia pun terpisah...” Ryuu ditopang oleh Tetsu.
“Sebenarnya dunia itu ada berapa lapis sih?” Tetsu bermuka lemas dan bingung, sampai Ryuu saja hampir jatuh.
“He-hey!!!” kemudian Ryuu ditopang dengan benar lagi.
“Seharusnya tadi aku tanya Ryuuki, tetapi dia keburu pingsan duluan” Rena melipat tangannya.
“He?! Tak ada senjata bisa mengalahkan musuh sendirian?!” Ryuu memandang Rena sangat terkejut, kemudian menatap Tetsu heran.
“Hahaha, kita saja kesusahan...” Tetsu pun ikut tertawa.
“Sudahlah, sekarang bagaimana?” Rena menatap Tetsu dan Ryuu berwajah serius.
“Wajah, serius Rena... baru pertama kali lihat!” Tetsu dengan polosnya berkata begitu.
“WUAAAA!!!” Rena dan Ryuu berterbangan, seperti dalam komik saja...
“Coba kita lanjutkan berjalan” Rena maju dan BUAK!!! “AW! APA INI?!” Rena seperti tertabrak tembok, mukanya penyok semua.
“AH! Kurasa aku punya ide!” Tetsu mengeluarkan muka jeniusnya.
No comments:
Post a Comment