Wednesday, June 15, 2011

Yuuki no Hikari Chapter 3

Chapter 3: All Start From "Zheoll Stone"

Megu, Yoko, Ryuu hanya terdiam sambil melihat ke Rena dengan wajah terheran. Berbeda dengan Tetsu yang paling panik sampe-sampe mulutnya menganga lebar.
"Aku...!" Teriak Tetsu.
"Hah?" Rena bingung, maksudnya berteriak "aku" itu apa.
"Aku percaya!" Lanjutnya dengan semangat "aku percaya naga, sihir api, air, es, tanah, angin, petir. Apa lagi api! Aku paling suka! Bla... Bla... Bla..." Ocehnya.
"Hebat..." Ryuu melihatnya kebingungan.
Rena terdiam dengan muka memerah dengan wajah kaget, Tetsu pun menatapnya keheranan sambil menghentikan gerak-geriknya yang aneh, yaitu mengangkat tanganya sambil menggerak-gerakan jarinya.
"BWAHAHAHAHAHA!!!" Rena tampak tertawa puas sampe yang lain kedorong angin "aku ga percaya ternyata kamu yang percaya" Rena tertawa sampe sakit perut ditambah air mata tawanya yang ia hapus.
"Ya habis... Emang kenapa kok kamu nanya yang kaya gitu?" Tetsu menggaruk-garukan kepalanya.
Tiba-tiba Rena terdiam kaku "itu..." Dia ragu-ragu untuk mengatakan hal yang dia alami saat bertemu Rainnon "itu..."
TING TONG "wah udah masuk" kata Yoko.
"Aku duluan ya" Ryuu melambaikan tangan sambil berjalan.
"Ikut!" Teriak Yoko dan Megu yang mengikutinya.
"Syukurlah..." Rena menghembuskan nafasnya dengan tenang.
"Rena" panggil Tetsu "kalo kamu percaya tanya-tanya aja ke aku ya" dia tersenyum sambil menunjuk mengangkat 3 jarinya, jempol sampai tengah.
Tiba-tiba wajah Rena memerah "rayuan bukan sih?"
Lalu ketika pulang sekolah...
"Apa-apaan ini?!" Rena berlari-lari sekencang mungkin karena kejaran beberapa makhluk aneh, atau bisa dibilang monster.
Sebelumnya ketika mengalami hal ini "loh kok sepi, dari kelas juga ga ada yang keluar" lalu Rena berbalik melihat ke kelas "kok kosong..." Tanpa disadari dibalik pintu udah ada yang nungguin Rena, matanya merah seperti setan dan cengiran giginya yang hanya taring semua, lalu dia melayang, tubuhnya berwarna hitam pekat, seperti kertas tipis badanya.
"Itu dia!" Rena berlari melihat pintu gudang yang bertuliskan "STAFF ONLY" lalu ia langsung masuk ke gudang kebetulan masih belum terkunci lalu "dimana?! Aku mohon dimana batu itu!!!" Rena berlari-lari lalu asal-asalan mengacak-ngacak kardus-kardus gudang
BLAM! Monster tadi bersama malaikat berwajah sama, ditambah dengan monster besar memasuki ruangan.
"Aku mohon!!!" Rena mengangkat tangannya, tanganya bercahaya dia kaget ketika membuka tanganya ternyata dia memegang batu.
Masih disekolah, seorang anak laki-laki memakai seragam sekolah itu juga berlari-lari, kecapean. Lalu ia melihat "cahaya!" Dia langsung berlari ke tempat itu.
Tiba-tiba disuatu tempat dihutan, dilangit muncul lingkaran kecil kira-kira sebesar manusia, lingkaran sihir dan tiba-tiba ada yang keluar dari sana seperti meteor jatuh WHUUUSSS.
"WAAAAAA!!!" Terus saja menabrak ranting-ranting pohon, ternyata itu Rena "WAAAAA!" Tiba-tiba ia terhenti "hah?" Dia bingung karena dia berhenti, hidungnya hampir menyentuh tanah, dia melayang! Dengan dikelilingi sesuatu seperti kaca lalu menghilang "aku selamat!" Rena bingung sambil berdiri. "Aku dihutan ya?" Tiba-tiba ada suara yang sepertinya menggesek-gesek rumput dan semak-semak. "Apa itu? Suara dari mana?" Rena membalikkan badannya lalu melihat bayangan aneh, dengan mata bulat putih kaki tanganya tajam tidak punya telapak, lalu badanya tipis, seperti bayangan yang tidak menempel di tanah, memiliki sayap putih malaikat "hiiiy!" Rena pun berlari "ada bambu!" Dia menghampiri semak bambu itu dan "HAAAAAA!!!" Menarik bambu, BOING! "Lepas?!" Rena terkejut lalu BUAK! Kena makhluk aneh itu, "baguslah!" Rena kembali berlari. Makhluk itu pingsan, merasa pusing, padahal niat awal Rena mencabut bambu itu dan bertarung menggunakan bambu itu. Tapi pingsan makhluk itu tidak lama...
Monster itu bangkit dengan mimik marah lalu berkata "Lotreva..." Giginya yang tajam taring semua mulai kelihatan dari badanya yang gelap.
Kemudian monster itu menyerang Rena dengan cahaya besar yang muncul dimulutnya yang menganga lebar, dia sangat kesal sampai urat kesalnya keliatan "WAAAAA!!!" Rena makin panik, larinya menjadi kencang "HIYA!" Kemudian dia tersandung "untung aku selamat dari laser itu!" Ketika Rena hendak bangkit, dia bergetar setengah mati, karena dibelakangnya... "Kamu sebenarnya apa?" Rena melirik kebelakang karena makhluk itu udah dibelakangnya
"Lotreva..." Katanya dengan suaranya yang seperti robot. Keringat Rena bercucuran.
Tiba-tiba muncul lingkaran sihir, sama seperti saat Rena muncul di langit "lingkaran apa itu?" tanya Rena heran, makhluk asing itu melihat keatas, muncullah kaki lalu menginjaknya NGEK, Rena pun kaget wajahnya tambah murung BLAM!! Rena lebih kaget ketika tiba-tiba kecepatan kaki yang muncul kebawah itu semakin cepat, saking kagetnya mulut Rena menganga sangat lebar dan terlihatlah lubang yang sangat besar seperti ada sebuah ledakan lalu lingkaran sihir tadi menghilang.
“Ohok-ohok!”
“Monster itu lagi” Rena ketakutan
"RENAA!!" ternyata Tetsu yang muncul!
"Tetsu?" Rena melihat titik pusat lubang besar itu, makhluk asing tersebut menjadi cair dan terinjak Tetsu, Rena hanya terheran "ya sudah ayo naik..." Rena mengulurkan tangan kanannya untuk membantu Tetsu.
"Huah capek!" seru Rena dia duduk santai bersama Tetsu.
"Haa... makasih ya" Tetsu juga ikut duduk santai
"Ya" dan tiba-tiba wajah Rena serius "ngomong-ngomong kamu kok bisa kesini?"
"Gini" Tetsu menceritakan...
“Cahaya!” laki-laki yang dikejar oleh monster-monster aneh itu, atau tepatnya Tetsu yang dikejar berlari ke arah gudang, dan melihat Rena.
“BATUNYAAA!!! BERCAHAYA!!! PECAAH!!!” lalu tiba-tiba Rena menghilang, Tetsu bingung ngeliatnya.
Tiba-tiba muncul 3 monster yang mengejar Rena sampai di gudang “wah gawat” tanpa basa-basi Tetsu menerobos monster itu, menyisakan luka ditangan tapi tanpa berhenti dia langsung mengambil batu dan dia ikut hilang.
 "Oh, begitu ya... hal gila apa yang sudah kamu lakukan..." Rena tidak begitu terkejut karena dia mengalami hal yang sama “tapi lukanya ga pa-pa?”.
"Lalu aku terlempar ajaibnya tidak mati" Tetsu lagi-lagi memasang 'muka tembok' sama sekali tidak terkejut “lukanya ga pa-pa”.
"Itu karena kamu menginjak monster itu" kata Rena di dalam hati dengan wajah heran dan menahan tawa.
BLEB BLEB cairan bekas monster tadi terlihat seperti mendidih dan berusaha membentuk dirinya, dengan kata lain monster itu belum mati!
"Kita harus lari" Rena dan Tetsu langsung berdiri.
"Kenapa?"
"Pokoknya harus. Nanti kuceritakan" lalu Rena pergi ke arah berlawanan "ayo cepat!" Rena berjalan cepat sampai Tetsu hampir tertinggal.
SSSSS... asap berkumpul di cairan itu "iya!" Tetsu masih saja melihat kebelakang sambil berjalan santai "memang ada apa sih?" Tetsu bertanya-tanya dalam hati.
Tetsu sudah menyamai posisinya dengan Rena tetapi tiba-tiba muncul seseorang dibelakang mereka seperti sedang meledakkan sesuatu BLAM! Lalu tanpa aba-aba Rena dan Tetsu berlari tetapi SET orang itu seperti ninja sudah ada dibelakang Rena dan Tetsu, seseorang itu memukul titik yang bisa membuat seseorang pingsan Rena dan Tetsu pingsan dan seketika orang itu menyentuh mereka berdua dan berkata "teleport!" SIIING orang itu bersama Rena dan Tetsu sudah hilang lalu kembalilah SSSSS... asap-asap yang berasal dari monster itu.
Gelap rasanya, seperti orang yang sedang tidur, lalu tiba-tiba...
"Kakak mau kemana?" tanya seorang anak kecil, hanya terlihat bagian belakangnya, rambutnya blonde dikuncir sebelah kanan dengan rambut yang tipis, kuncirannya cherry berwarna merah, memakai kaos oblong berwarna biru terdapat gambar bebek dibagian belakangnya.
"Kemana?" tampak seorang anak perempuan yang lebih tua dari satunya juga hanya terlihat belakangnya, rambutnya merah memakai kaos oblong berwarna kuning dan roknya se paha berwarna pink. Lalu ia membalik, "mungkin tidak akan kembali lagi" wajahnya kurang jelas terlihatnya, tetapi ia menangis sambil melambaikan tangan ia akan keluar dari ruangan yang sangat tidak asing.
"Aku tidak mengerti kak" suara anak kecil itu lagi dengan nada polos.
Tiba-tiba semua menjadi hitam "suatu saat kamu pasti mengerti".
JENG ternyata hanyalah mimpi, ya, mimpinya Rena. Saat terbangun Rena seperti ada dirumah sakit, lalu "lapar..." Rena yang berkeringat seperti mati kelaparan... JREEEENG terlihat nyawanya seperti melayang begitupun KRUYUUUUK terdengar bunyi suara perut laparnya Rena, KRUYUUUK sahut perut Tetsu juga yang ternyata masih tertidur lelap juga dikasur sebelah Rena.
BLA BLA BLA terdengar suara orang-orang yang lalu lalang, Rena yang mendengarnya bingung mereka menggunakan bahasa apa.
"Lapar..." Rena keluar dari ruangan tempat ia tertidur tadi. BLA BLA BLA "bahasa apa ini?" BLAM Rena menutup pintu ruangan itu.
Lalu terdengar suara rintihan, "a-a-a... hei..."
"Ha? Tetsu?" Rena langsung kaget dan refleks mundur kebelakang.
"Jangan menutup pintu sembarangan..." di sisi lain Tetsu yang sedang mengikuti Rena dari belakang tertabrak pintu sampai berdarah-darah...
"MAAF!" Rena tertawa terbahak-bahak.
Segeralah Tetsu dan Rena berkeliling tetapi belum jauh mereka bertemu dengan wanita misterius yang ditemui Rena sewaktu di sekolah.
"Eh?" Rena kaget
"Hei hei hei" wanita itu menyapa mereka berdua.
"Siapa lagi nih?" Tetsu hanya bingung.
"Aku yang membuat kalian pingsan di hutan tadi. Tadinya aku mau menjenguk kalian eh taunya sudah bangun ya!"
"Wah? Terimakasih ya!" Rena tersenyum lebar.
"Hah? Kenapa terimakasih?" tanya Tetsu heran.
"Kalau kita tidak ditolong kita akan dimakan monster yang kamu injak itu"
"Yang mana?"
"Yang mananya tak penting pokoknya karena monster itu juga kamu selamat" Rena tertawa terbahak-bahak lagi.
"Sudahlah! Kalian pasti lapar! Sudah seharian kalian tidur"
"APAAA?!" teriak mereka "tapi kami memang kelaparan hehe..." terlihat Rena dan Tetsu sudah mengalirkan air liur di sekitar mulut mereka.
"Ikut aku!" teriak wanita itu.
Tibalah mereka diruang makan, telah disediakan banyak makanan yang sangat lezat.
"Silahkan makan... kita sambil berbicara ya? Pertama tentang..." tampaknya wanita itu dihiraukan oleh Rena dan Tetsu.
GRAUS GRAUS Rena dan Tetsu sangat kelaparan sehingga menjadi rakus 'sikat habis' itulah yang ada di otak mereka.
"..." nampaknya sekarang wanita itu mulai kesal, terlihat dari wajahnya yang mulai kesal.
WAAAAAAGH sendawa yang sangat besar dikeluarkan oleh mulut mereka berdua tanpa sengaja.
"HOY!!!" BRUAK! Wanita itu kehabisan kesabaran dan memukul meja dengan kedua tangannya.
Akhirnya mereka pindah ruangan.
"Masih kuampuni yang tadi!" kata wanita itu sambil melipat tangannya dan duduk di kursi dekat jendela yang sangat besar yang bisa melihat jalanan di depan gedung ini.
"Maaf maaf" Rena dan Tetsu duduk di depannya yang dihalangi oleh meja yang melingkar disekitar tempat duduk wanita itu, mereka menundukkan kepala dan setengah badan mereka.
"Ya, ya"
"Maaf sekali lagi!" kata Rena
"Ya tak apa" jawab wanita itu
Mulailah rasa penasaran Tetsu keluar, dan dia mulai menanyakan beberapa pertanyaan.
"Dimana ini?"
"Desa Mikiro"
 "Bahasanya apa?"
"Zheoll..." tak lama diputus lagi oleh Tetsu.
"Asalnya desa ini apa?"
"Itu..."
"Sejarahnya gimana? BLA BLA BLA"
"Aku..." kemudian "lalu..." mulai ditanya lagi... "CUKUUUUP! SATU-SATU DONG!" DUAAAARRR meledaklah kemarahan si wanita itu.
"Aaa... ampun..." Rena hanya kaget dan mengangkat kedua tangannya setinggi-tingginya.
"Wew" Tetsu pun sama tetapi selalu saja memasang muka tembok.
Mulailah percakapan antara mereka bertiga.
"Tapi sejarah aku kurang bisa menceritakannya" jawab si wanita "terlalu seram untuk didengarkan"
"Wah? Ya sudah, lalu kenapa ada penghubung desa ini antara dunia kami di sekolah kami?" Tetsu bertanya.
"Bukan desa ini saja, tetapi dunia ini. Setiap desa harus memiliki pasukan untuk memenuhi kebutuhan Central Zheoll City, pusat dari semuanya juga untuk kebutuhan masing-masing desa" wanita itu menarik napas "kita berada di desa Mikiro di East Zheoll Town. Di East Zheoll terdapat 3 desa yaitu Mikiro, Chikoto, Shikora. Dari East Zheoll desa-desa dipecah, makanya jika akan ke Central harus ke East dulu, walaupun dari East ke Central lumayan jauh" kemudian wanita itu menghembuskan napasnya "dikatakan manusia memiliki kualitas yang baik"
"Berarti ada manusia lain ya? Lalu kalian yang tinggal disini apa?" Rena pun akhirnya ikut bertanya.
"Ada. Tetapi di desa ini baru ada 1 orang yang dipilih yaitu kamu Rena, sedangkan laki-laki ini hanya datang sendiri. Mungkin desa yang lain sudah memilki banyak manusia bumi" kemudian digantilah bahasannya "manusia Zheoll dan manusia bumi hampir sama tapi, kami manusia Zheoll mempunyai kekuatan yang bisa kami keluarkan sendiri dan sudah cukup kuat. Tetapi manusia bumi bisa lebih kuat. Tergantung mereka memang ditakdirkan bisa atau tidak, dan manusia bumi tidak pernah tahu kehadiran kekuatan mereka dan mereka kurang bisa melepaskan kekuatan mereka tersebut" jelas wanita itu panjang lebar "makanya kami menarik beberapa manusia bumi kesini"
"Menarik! Kalau yang tidak bisa memakai kekuatan bagaimana? Tapi terlanjur dibawa kesini" tanya Tetsu.
"Itu..." sejenak wanita itu terdiam sebentar dengan wajah agak ragu-ragu "dipulangkan..." tiba-tiba juga wanita itu tersenyum.
"Berarti kita bisa pulang Tetsu! Asal kita tidak punya kekuatan" Rena memutar kursi beroda itu kearah Tetsu dikirinya lalu bersorak senang.
"Ya!" Tetsu pun memutar kursinya juga ke arah Rena.
"Eh, tidak! Kalian harus tes dulu untuk mengetahui mempunyai kekuatan atau tidak" kata wanita itu.
"Caranya?" Rena dan Tetsu serentak menanyai hal yang sama.
"Kalau kalian belum capai kita tes sekarang juga"
"AYO!" Tetsu dan Rena bersorak bersamaan.
"Ya sudah ganti pakai baju ini! Kalau sudah kesini lagi!"
"Baik!" GRUSAK GRUSUK terjadi keributan di ruangan itu, mereka telah diberi tahu wanita itu jalan menuju wc digedung itu.
"Ayo!" Tetsu berjalan duluan
"Eh..." tiba-tiba Rena berbalik dengan mimik serius.
"Hm?" wanita itu melirik Rena
"Kau yang membuatku mengalami mimpi-mimpi aneh ya?" Rena berwajah curiga matanya sangat tajam dan serius melihat wanita itu.
"Hah? Mimpi apa?" wanita itu bingung
"Seperti ada kalung bulan lalu... ah sudahlah! Sepertinya bukan! Maaf sudah mencurigaimu" Rena langsung berlari keluar mengejar Tetsu.
"Kalung bulan?" wanita itu langsung bingung sendiri dan berbicara dalam hati.
Setelah Rena dan Tetsu sudah jauh dari ruangan, wanita itu tampak kebingungan lagi dan menyandarkan kepalanya ditangannya yang sedang menahan kepalanya di mejanya.
"Ya ampun! Aku ceroboh! Aku takut laki-laki itu tidak punya kekuatan!" wanita itu kali ini berkeringat ketakutan "aku harap kamu punya kekuatan! Lalu Rena apakah kau..."
TAP TAP TAP Rena dan Tetsu berlari lalu...
"Bajunya biasa-biasa saja nih" keluh Tetsu
"Iya" jawab Rena "kenapa rok lagi siiih??!" Rena kali ini marah dan mulutnya terbuka lebar.
"Apanya yang spesial dari baju ini?!" Tetsu pun mengeluh juga dan berteriak hingga mulutnya terbuka lebar.
Baju itu hanya seperti kaos oblong dengan kerah tinggi yang hampir menutupi mulut, lalu rok biasa yang dipakai Rena berwarna hitam dan celana pendek yang dipakai Tetsu juga biasa saja berwarna hitam.
"Baiklah kita mulai!" di bagian belakang gedung tersebut terdapat halaman besar dengan rerumputan ala Jepang yang sangat hijau. Wanita itu melipat tangannya dan mulai memberika instruksi.
"Baik!" jawab Rena dan Tetsu serentak
"Sekarang kalian pikirkan jika kalian punya kekuatan" jelas wanita itu "sebelumnya makan ini. Ini obat yang bisa mengeluarkan kekuatannya bagi pemula. Nama obat ini adalah Raikko" wanita itu memberikan sebuah kantung kecil yang berisikan beberapa butir kecil obat yang rasanya tidak pahit.
Mula-mula Rena duluan yang mengambilnya dan membuka kantung itu lalu mengambil obatnya, memakannya, lalu diberikan kepada Tetsu tetapi setelah Tetsu mengambil obatnya dia memberikan kantungnya lagi ke wanita itu lalu melihat dulu bentuknya.
"Kekuatan..." SRIIIING di bagian tengah dada Rena ada yang bersinar. JRENG tiba-tiba di tangan kanan Rena ada pedang berbentuk bulan sabit yang diantara batang dan pedangnya terdapat bintang besar dan ditengahnya ada sebuah simbol bulan sabit yang kecil.
"Haa?!" Rena kaget dan melihat pedang itu.
"Eh, itu!" teriak wanita itu "Crescent Blade kah?" dia mulai mengingat "pedang itu? Jangan-jangan benar Rena adalah..." gumamnya dalam hati.
"Kalungku tadi bersinar?" Rena mengeluarkan kalung yang berliontin bulan sabit kecil di dalam bajunya.
"Kukira dia hanya anak biasa. Lalu..." wanita itu melihat kearah lain "anak laki-laki itu..."
JREEEENG di tangan kanan Tetsu keluar api yang agak besar, dan Tetsu pun melihat api itu dengan muka tembok "seandainya punya kekuatan..."
"HA?!" wanita itu kaget dan mulutnya terbuka menganga sangat lebar.
"Aku bisa sihir!!!!!" Tetsu berteriak sambil berputar-putar berkeliling.
"UOOOOOH ini pasti mimpi!!!!!" Rena pun tanpa sengaja mengikuti jalur Tetsu sambil berteriak-teriak. Wanita itu hanya bengong melihat mereka.
"Sepertinya aku tidak perlu khawatir lagi" gumamnya sambil tersenyum agak heran menahan tawa.
"Nah... nah... sekarang kita tidak hanya sekedar mengeluarkan kekuatan loh! Kita juga akan sparring (berlatih fisik)" mulailah wanita itu memberi perintah lagi.
"Asiiik! Aku akan melawan Tetsu?" Rena bertanya sambil duduk disebelah Tetsu dan didepannya ada wanita itu sambil memberi instruksi.
"Wah tidak, itulah gunanya baju yang kalian pakai, jika kalian terluka, tak akan lama luka kalian akan segera sembuh tetapi baju itu akan aktif jika dibacakan mantranya, dan hanya bertahan 10 menit. Dan yang harus kalian lakukan adalah melepas pita rambutku ini sampai rambutku terurai dan disini aku boleh melakukan perlawanan"
"Ah, paling kau hanya bawahan disuruh untuk mendidik kami, tetapi sebenarnya kau lemah!" Rena mulai meremehkan.
"Oh ya?" wanita itu berlagak sok kuat tetapi apakah dia memang kuat?
"Tentu saja! Ngomong-ngomong sebelum sparring sebutkan dulu namamu!" Rena mulai teringat dia belum menanyakan siapa nama wanita itu.
"Itu nanti setelah melawanku! Kalau kalian menang sih"
"Cih, sombong sekali!" Rena mulai memanyunkan mulutnya, Tetsu hanya melihat sambil bengong melihat pertengkaran antara Rena dan wanita itu.
"Sudah jangan banyak omong ayo kita mulai sekarang! Sekarang sebutkan mantra ini! 'yonkairavenbakunai'"
"Yonkairavenbakunai" Rena dan Tetsu serentak mengucapkan mantra itu dan mulailah waktu 10 menit itu!

No comments:

Post a Comment