Chapter 14: Positive Thinking
Mereka sampai di stage 5. Mereka ada disebuah arena pertarungan, lalu diseberang arena terdapat pintu exit, tetapi siapa lawan mereka?
“Inikah stage 5?” Tetsu melihat sekeliling, ruangan tua penuh dengan lumut dan tumbuhan-tumbuhan merambat lainnya, ditambah patung-patung seperti monster di setiap sudut-sudut ruangan ini, dari setiap patung dari mulutnya keluar air jernih seperti air terjun kecil, tetapi saat Tetsu melihat kedasar “tak... berujung?” dia begitupun yang lain melotot melihatnya.
“Apapun itu! Siapa lawan kita sekarang?!” Yoko sok jago dengan menyiapkan pistol barunya “ini pistol jenis auto kan? Kereeen” dia mengeluskan pistol ke pipinya.
“Ya ampun...” Ryuu melihatnya dengan ekspresi ketakutan “hey! Ada layar hologram!” Ryuu menunjuk ke tempat arena, tetapi dibatasi layar hologram yang tiba-tiba muncul.
“Selamat datang di stage 5, stage terakhir dari semua stage, habis ini, kalian akan langsung menemui pintu besar yang kalian pakai sebelumnya di lubang exit disana” semua tanpa suara memperhatikan gambar-gambar di layar hologram yang sedang menjelaskan semuanya “kami akan langsung menjalankan peraturan disini, pertama kalian tidak boleh kabur walaupun sudah ada niat untuk kabur kalian akan otomatis disiksa oleh sihir petir dari lacrima di langit-langit ruangan ini, kedua jika kalian mencoba terjun, maka tidak akan ada ujung sama sekali dengan kata lain percuma saja, kalian malah tidak akan lulus dari ujian ini saat kalian diselamatkan regu penyelamat, ketiga, inilah pertarungan antar teman kalian pilih mundur dengan tidak lulus atau menang demi keinginan sendiri? Pilih salah satu, selamat berpikir dan selamat bertarung! Jika jawaban sudah ditemukan tekan tombol merah itu” hologram itu menunjuk pada tombol yang ada di sisi dinding balkon tempat mereka berdiri, semua langsung memperhatikan tombol, lalu kembali memperhatikan hologram “jika sudah ditekan teriakan jawabannya dan kalian akan langsung terkirim ke seberang, yaitu ke arena. Jika sudah masuk arena, maka akan dinding pelindung tidak terlihat yang membuat kalian tidak bisa kabur. Sekian terimakasih!” ZLUP! Seperti saat TV dimatikan, layar hologram itu menghilang, semua sangat gentar dengan apa yang harus mereka lakukan.
“Tidak... kenapa Kyouko ataupun Rainnon tidak memberi tahu akhir dari semua stage ini untuk sendirian?” Rena melotot dengan tatapan kosongnya “ini, tidak bisa kuterima!” Rena bersandar pada tembok tinggi tempat balkon menempel.
“Jujur saja ini menyebalkan tetapi jika tidak dilakukan maka akan sia-sia bukan?” Ryuu mendekati tombol merah itu “aku memilih bertarung” tatapannya tidak tegang sama sekali, dia sangat serius dengan apa yang dikatakannya.
“A-apa maksudmu?!” JRENG! Tetsu dengan cepatnya menarik kerah Ryuu.
“Loh, apa maksudmu? Lepaskan aku” tatapan Ryuu tidak gentar sama sekali, hatinya sudah yakin dengan apa yang dikatakannya.
“Tch, kita akan...” lalu cahaya dari langit-langit, Tetsu langsung melihat keatas dan CTAAAARRR!!! “AAAAAAKKKH!!!” Tetsu disetrum dengan kilatan petir, yang membuat organ tubuhnya kesakitan tetapi secara dilihat dari luar tak ada luka sama sekali.
“Tetsu?!” Rena membantunya berdiri “kamu... berniat kabur?” Rena menopangnya.
“Ma-maaf, aku hanya tidak ada yang mau terluka” Tetsu terbatuk-batuk berkata-kata.
“Sudah diam jangan bicara lagi! Istirahatlah!” Rena membawanya untuk bersandar di tembok “kau serius Ryuu? Dengan kata-katamu itu?” Rena menatapnya tajam.
“Ya, jadi ada yang mau ikut?” Ryuu melipat tangannya lalu bersandar pada sisi dinding balkon.
“Aku, ikut...” Rena memaksa dirinya, walaupun kaki, tidak seluruh badannya bergemetar “kalau tidak diselesaikan, percuma Tetsu terluka seperti itu” Rena lalu mengangkat kepalanya.
“Jadi?” Ryuu melihat Megu dan Yoko “Megu, maafkan aku. Tapi jika kita mundur salah satu dari kita tidak ada yang sukses, berarti percuma saja selama ini” Ryuu mengangkat bahunya.
“Aku, ikut” Megu mengangkat tangannya “aku juga ingin sukses agar aku tidak percuma kesini, sudah merepoti kalian semua” Megu tidak menatap siapapun, badannya juga bergemetar dia takut karena tidak memiliki kekuatan.
“Megu ikut, aku juga” jawab Yoko singkat.
“Nah, Tetsu berarti kau juga ikut ya” Ryuu menatapnya seperti ekspresi benci.
“...”
“Tak ada jawaban? Baiklah!” Ryuu menekan tombol merah “kami bertarung!” Ryuu menatap tajam arena pertandingan itu.
Munculah jembatan untuk ke arena, tanpa basa-basi semua berjalan kesana dengan kesiapan mental mereka, Tetsu ditopang Rena dan menghilanglah jembatan ketika mereka semua sampai di arena.
“Kita mulai sekarang!” Ryuu mulai akan meninju Rena.
“A-apa?!” Rena belum sempat menaruh Tetsu tapi... BHUAK! WHUUSSS angin membuat rambut Rena berkibas-kibas.
“Ups maaf meleset” Ryuu meninju dinding tembus pandang itu, lalu seseorang menatapnya tajam terus menerus.
“Tak mungkin Ryuu melesetkan tinjunya” Yoko terheran-heran lalu berpikir “jangan-jangan!” Yoko memegangi pistolnya “ayo! Jangan diam saja! Hahahaha!!!” DRRRRRRT Yoko dengan senangnya menembaki dinding itu “waduh, susah juga ya mengendalikan pistol ini!” Yoko garuk-garuk kepala lalu tersenyum, seperti memahami sesuatu.
“Ada yang sudah mengerti rencanaku!” Ryuu terus saja berpura-pura melesetkan tinjunya.
“Oh! Aku tahu!!!” Rena sudah mengerti sekarang lalu dia menyandarkan Tetsu “dari dalam hati tak akan terdengar kalau kita berencana untuk kabur! Lalu tak ada peraturan untuk menghancurkan bangunan ini kan?!” Rena mengeluarkan Crescent Bladenya “HIIIYAAAA!!! Akan kubunuh kau Meguuuuu!!!” Rena bersiap menyerang Megu.
“KYAAAAA!!!” Megu berteriak lalu melihat Rena, yang melewatinya.
ZREEEET! “waduh meleset ya?” Rena tertawa-tawa sendiri “gara-gara lelah aku jadi malas bertarung”
“Aku juga akan bertarung!” Tetsu berdiri lalu “Sky Ocean Flame!” BWOOOSSHH!!! 1 sisi dinding dibakar oleh Tetsu dengan api birunya yang sangat panas “aku tahu, karena sebelumnya kita pernah menghancurkan dinding ini!”
“Aku mengerti sekarang, aku hanya bisa diam menunggu dinding ini hancur” Megu melihat semuanya sedang berusaha menghancurkan dinding tembus pandang itu sambil terduduk.
“HEAAAAAA!!!” serangan terakhir Rena SRIIIING! Terbelah si tembok dan dengan cepatnya mereka kabur, lalu mereka dibantu angin Tetsu untuk kabur, sebelum hologram menjelaskan mereka sudah masuk ke dalam pintu besar, pintu kembali menuju Zheoll...
“Kalian semua... BERHASIL!” lalu layar hologram itu kembali hilang.
“HIYAAAAA!!!” Rena terkejut, yang lain pun tak kalah, mereka semua ada di ruangan putih “apa-apaan ini?” Rena melihat sekitarnya semua putih, lalu DRRRRT “gempa!” Rena melihat tempat mereka berdiri.
“Tidak, ada yang muncul dari bawah!” JRENG! Ada sesuatu yang menerobos tempat mereka berdiri didepan mereka sesuatu melayang-layang ada 5 buah yang seperti itu. Semua saling menatap, dengan tekad keberanian mereka mendatangi 5 benda itu.
“Sebuah buku?” ZRAK! Tiba-tiba buku membuka halaman pertama, gambar depan dari masing-masing buku berbeda.
ZRRRRRRT! Buku itu membuka satu per satu tiap lembar tetapi dengan cepat, walaupun cepat semuanya melihatnya seperti terhipnotis, lalu saat halaman terakhir semua buku menghilang “sesuatu, menempel di kepalaku...” rasanya Yoko baru mempelajari sesuatu lalu, ada cahaya secara tiba-tiba, saat mereka sadar...
“Selamat kembali di Zheoll! Kalian semua lulus! Secara resmi Rena dan Tetsu sudah level 5! Tetapi Yoko dan Ryuu level 4! Kalau Megu...” tiba-tiba di halaman belakang kantor, ada Kyouko yang menyambut mereka dengan hangat, dan senyumnya yang merasa bangga pada mereka semua.
“Tapi? Megu kan diberi buku saat terakhir?!” Rena menyela Kyouko yang berbicaranya juga semakin lambat.
Mendadak Kyouko melotot “ha? Kau?” Kyouko menatap Megu dengan serius.
“Ya, aku dapat” Megu bingung sendiri “kenapa aku bisa mendapat buku?” Megu bingung sendiri, dia mengusap-usap dagunya.
Seketika Kyouko tersenyum kecil “berarti, Megu sekarang punya kekuatan” Kyouko memeluknya, lalu ia menangis bahagia “syukurlah! Kau selamat dari kematian Megu!!!”
“Eh?” Megu hanya diam saja
“Sekarang coba kamu pikirkan, apa yang tersangkut di kepalamu!” Kyouko mengguncang-guncang Megu di bagian pundaknya.
“Eh, itu... alchemist...” Megu bingung sendiri.
“Al... chemist?” Kyouko menatapnya heran “apa itu?” dia garuk-garuk.
“Itu adalah ahli kimia... yang biasa mengurus obat atau bahan ledakan menggunakan tanaman”
“I-itu?! Tidak pernah ada! Berarti kau adalah...” semua menatap Megu dengan serius.
“E-eh?” Megu merasa malu ditatap semua orang disekitarnya.
“Orang pertama yang melahirkan alchemist!!!” semua menunjuknya dan, Megu tersipu malu tak bisa berkata-kata, mulutnya hanya ternganga.
Esoknya... sama seperti Rena dan Tetsu, diberikan kamar sendiri-sendiri dan baju-baju yang sudah disediakan di dalam lemari, Rainnon dan Kyouko sudah menunggu di halaman belakang dengan banyak sekali gulungan-gulungan kertas juga buku-buku tebal. Tibalah Rena dkk di halaman.
“Apa ini?!” Rena melihat tumpukan-tumpukan gulungan kertas dan buku-buku tebal.
“Kau ingat? Kita akan bercerita tentangmu” Rainnon bermuka serius “setelah itu kita akan belajar teori!” Rainnon memegangi buku tebal hanya dengan kedua tangannya, diangkatnya dengan ringan dan ditunjukan pada Rena.
“APAAA?!” Rena terkejut.
Semua terduduk, melingkar, Rainnon selalu disebelah Kyouko, sebelah Kyouko ada Megu, lalu Rena, Yoko, Ryuu, dan Tetsu yang disebelah Rainnon, dibelakang Rainnon dan Kyouko ditaruhlah beberapa gulungan kertas dan buku tebal.
“Cerita akan berganti-gantian, semua dengarkan terutama Rena, ini maumu” Rainnon menatap satu-satu semua anak itu dan saat memandang Rena, dia sangat tajam menatapnya “keluarga bangsawan... 'Awakichi' keturunan malaikat, makhluk spesial selain manusia bumi, hewan, tumbuhan, manusia Zheoll, monster Zheoll. Dimana ada malaikat pasti ada iblis, ya keluarga bangsawan 'Oshward' keturunan iblis, juga makhluk special” Rainnon menarik napas, dan mulailah semua terbayang oleh semuanya, tetapi Rena sangat terkejut ternyata dia tidak sama dengan yang lain tetapi ia tetap serius “Rena, tolong jangan tegang... lanjutkan cerita?”
“I-iya...” Rena menunduk dengan badannya yang bergetar.
“Malaikat dan iblis selalu bertempur, iblis yang selalu mengganggu semua makhluk, ingin malaikat mnenunjukan kedamaian pada mereka para iblis. Tetapi iblis menolak semua itu, tanpa sadar... iblis berniat membasmi malaikat, tetapi mengorbankan banyak sekali makhluk, mau dari bumi atau Zheoll, dulu pernah ada tragedi genosida yang tertimpa pada malaikat, tetapi tidak hanya malaikat, karena pertarungan mereka di langit antara bumi dan Zheoll, tentu saja mereka menyebabkan kematian pada makhluk Zheoll ataupun bumi” kemudian Rainnon menghentikan ceritanya.
Dilanjutkan oleh Kyouko “dari generasi ke generasi, kedua keluarga ini membuat senjata terlarang yaitu senjata yang memakai nyawa bangsa mereka sendiri. Biasanya dari keluarga Awakichi memakai simbol bulan untuk sang pewaris pertama, sedangkan pewaris kedua menggunakan simbol matahari. Kadang kalau lahir 2 anak, si anak satunya yang mengorbankan nyawanya, sedangkan satunya pewarisnya, lalu jika 3 maka anak satunya diberi simbol matahari dengan memakai jiwa prajurit mereka. Tapi karena pewaris kedua... maka dia harus rela mati demi si bulan, ini semua kebalikan dari Oshward. Pada akhirnya...” lalu Kyouko menghentikan pembicaraannya begitu melihat Rena yang semakin ketakutan “Rena?”
“...” Rena hanya bergemetar, tangannya meremas celananya, keringat terlihat mengucur “l-lanjutkan...” Rena tak berani melihat kemana-mana.
“Baiklah... lalu saat puncaknya, mereka menghasilkan hasil seri, hanya 1 keluarga yang selamat, yang asli dari Awakichi adalah seorang laki-laki, begitupun Oshward. Karena sudah ingin perdamaian maka mereka menghentikan pertempuran, lalu selama bertahun-tahun, mereka selalu di anugrahi anak lelaki, mungkin sampai ayah Rena” lalu Kyouko menghembuskan napas sisanya “fyuuuh... inilah akhir cerita...” dia mengusap-usap dadanya.
“Rena?” Rainnon memperhatikannya “kau...” Rainnon menatapnya dengan kasihan.
“Aku, bukan manusia sama seperti kalian. Aku adalah pengacau...”
“HENTIKAN RENA!” Tetsu berteriak menghampirinya, berdiri tegak, lalu ia duduk “kau adalah Rena” Tetsu menatapnya dengan matanya yang berwarna merah scarlet itu “siapapun kamu, tetap saja kamu temanku... tatap aku!” Tetsu mengguncangkan tubuhnya yang bergemetar, kemudian ia mengangkat kepalanya perlahan.
“Aku... Awakichi Rena, biarpun malaikat tetapi aku menghancurkan kalian... suatu saat nanti” dia berusaha menahan tangisannya, matanya berkaca-kaca.
“Bukan, kau Ichikawa Rena” Yoko dan Megu yang ada disebelahnya, begitupun Ryuu yang menghampirinya juga.
“Ya! Ichikawa Rena sahabatku!” Yoko nyengir, kemudian...
“HUAAAAAAAA!!!” Rena langsung memeluk Yoko yang membuka lebarkan tangannya, siap menerima pelukan Rena.
“Sudah kuduga... Rena masih belum kuat menerima kebenaran keberadaannya” Rainnon menatap Kyouko merasa bersalah “dari awal aku ingin menceritakannya saat dia sudah siap, tapi...”
“Pokoknya ini bukan salahmu Rain, semua punya cerita dirinya sendiri, termasuk dirimu yang memiliki masa lalu... yang pahit” Kyouko tersenyum tetapi terlihat bukan dari hatinya.
“Ya, itu benar. Dan aku tahu, kau juga memiliki ceritamu kan?” Rainnon memegangi pundak Kyouko.
“Ya, aku punya...” ekspresi Kyouko berubah murung dan menatap ke arah lain.
“Tak usah diceritakan juga tidak apa-apa” Rainnon tersenyum menghiburnya “jika tidak mau”
“Ya... terimakasih ya” Kyouko lalu tersenyum pada Rainnon lagi, kemudian dia menatap seseorang yang berada di antara teman-temannya itu “Leon...” Kyouko menatap Tetsu yang sedang tersenyum, dia menatapnya seperti merasa bersalah.
Setelah Rena tenang kembali, mereka belajar teori. Pertama Rena, dia merasa dikepalanya ada yang baru ia pelajari, dia menggunakan sihir sekarang, dia menamakai sihir barunya Death Crescent, caranya menyalurkan kekuatannya lalu dilepaskan ketika sedang menebas dengan kata lain bisa menyerang jarak jauh. Serangannya sama seperti jika menggores dari jarak dekat, tapi enak juga bukan jika bisa jarak jauh?
Lalu Tetsu, sekarang ia bisa mengendalikan air, sebagian bisa ia kuasai, seperti membuat bola air atau ombak kecil. Dia belum bisa membuat ombak besar atau menyerang dengan keras. Kemampuannya di elemen air masih dasar.
Yoko bisa mengganti-ganti pistolnya dengan mengucapkan mantra ex-equip lalu ditambah nama pistolnya, misalnya ex-equip handgun semi-auto, ex-equip automatic gun, atau ex-equip shotgun. Tetapi menurut yang dijelaskan Rainnon, Yoko baru bisa memakai ex-equip itu level 5, jenis rifle saat level 7, dan crossbow level 8.
Kemudian Ryuu, dia mulai bisa mengontrol tinju atau tendangannya, dia juga bisa bergerak lebih cepat, tujuan Rainnon sebenarnya tidak butuh kekuatan tetapi kecepatan. Karena sebenarnya attacker-nya adalah Rena, karena dia menggunakan kekuatan, sedangkan Ryuu mungkin bisa mengecoh musuh, jadi Ryuu setuju-setuju saja. Baginya dia mungkin bisa menjadi assasin.
Kemudian Megu yang baru diberi beberapa macam tanaman obat-obatan oleh Kyouko. Dia baru bisa melakukan pengobatan pertama, belum memahami beberapa penyakit, racun, atau macam lainnya. Dan dia baru bisa membuat bahan peledak jika sudah mengerti cara mengobati level tinggi dan memahami beberapa penyakit, racun, dan lain-lain.
“Kalian harus memberi nama tim kalian, kalian adalah tim inti jadi bila aku memanggil kalian untuk bertugas aku harus panggil kalian dengan nama tim kalian” Rainnon dan yang lain sudah berdiri akan meninggalkan halaman, di saat langit sudah mulai memerah, matahari tenggelam.
Semua berdiskusi dan akhirnya “Yuuki no Hikari” kata Ryuu dengan semangatnya “kami akan terus berjuang dengan hati kami” semua menatap Rainnon dan Kyouko dengan mantap.
“Pemimpin? Nama yang bagus!” Rainnon tersenyum.
JREENG! Tanpa kata-kata semua menunjuk Ryuu.
“A-apa?!” Ryuu kaget, rencana ini sudah didiskusikan sebelumnya lewat telepathy dalam hati.
“Selamat Ryuu! Mulai besok kamu akan dipakaikan ikat tangan ini di lengan atasmu, ikat tangan berwarna biru ini... tanda kau harus bertanggung jawab” Rainnon menunjukan ikat tangan “Yuuki no Hikari! Bubar!”
“YEAAAAA!!!” semua bersorak, Rainnon dan Kyouko lebih dulu masuk ke kantor.
“INILAH MISI PERTAMA SEBENARNYA UNTUK KALIAN YUUKI NO HIKARI!” Rainnon berpura-pura tegas dengan mengacungkan telunjuknya setingg-tingginya, memang inilah misi pertama mereka sebenarnya, senyumnya sangat mantap.
“Ryuu pakailah ini di lengan tangan atasmu bagian atas” Kyouko memberi sebuah ikat tangan berwarna biru.
“Te-terimakasih...” Ryuu bergemetar untuk menerimanya “aku tidak bisa” Ryuu tersipu malu tidak mengambil pita biru itu.
“Haah? Sudah dipilih berarti dipercaya kan?” Yoko menepuk punggungnya BHUAK!
“WUAAA!!! I-iya tapiiiii...” Ryuu menangis konyol, menatap yang lainnya.
“Ya, ampun?” Yoko mengangkat bahunya “ini ketua yang kita pilih?” Yoko menatapnya dengan sebelah matanya.
“Ayo! Pakai saja!” Rena menyemangatinya.
GYUUUT, dipasanglah si pita ditangannya, Ryuu berusaha menerima tetapi... “sebenarnya aku merasa banggaaaa!!!” Ryuu berteriak sambil menangis-nangis.
“Ah, hanya grup kecil ini” JLEB! Tak terasa si polos Tetsu telah menyakiti hati Ryuu.
“A-a-a-a...” Ryuu tertusuk panah besar, berdarah-darah tengkurap di dalam kegelapan...
Lalu Rainnon menunjukan selembar kertas yang tercap kelas A “inilah, misi mudah kalian” Rainnon menunjukan pada mereka dengan cengiran lebarnya “belum saatnya untuk kelas S” Rainnon menggerak-gerakan jari telunjuknya seperti berkata 'no, no, no!'
“Apapun itu, coba kulihat!” Ryuu mengambil kertas itu dan memperlihatkannya pada teman-temannya.
“Ini misi kita?” Megu melihat kertasnya “misi, mengirim obat untuk dijual di toko Zashrin di East Zheoll Town” Megu dan yang lainnya mengangkat kepalanya langsung menatap Rainnon heran.
“Aku tak tertarik! Cuma menjual di toko doang?” raut muka Rena berubah merasa boring “beginian sih mirip disuruh mama beli telur”
“Jangan salah” senyum Rainnon berubah mengerikan “memangnya kalian pikir seperti apa perjalanan kesana?” Rainnon tersenyum menyindir.
“Ternyata...” muka Ryuu sangat "bete" “kita disuruh jalan dari Mikiro ke East Town?” semua berjalan di tengah hutan.
“Dimana monsternya?!” mata Rena berbinar-binar menunggu monster yang datang untuk menyerang mereka.
“Ternyata perjalanan cukup berbahaya ya” Tetsu hanya berjalan santai.
“Walaupun begitu, ini misi pertama kita! Harus enjoy!” Megu menyemangati semuanya.
“Kalau kata Megu begitu aku ikut-ikut aja deh!” Ryuu sangat semangat berjalan.
“Dasar!” Yoko menepuk bahunya tertawa terbahak-bahak.