Monday, June 20, 2011

BACA FOLLOWERS~~~~~

Aku ganti link jadi www.renappi-yuukinohikari.blogspot.com
Diganti soalnya sehubungan diganti judul ceritanya. Sumimasen!
Baca lhoooo my followers!!! Sumimasen!!!
Bakal diganti besok, ato tepatnya tanggal 21 Juni 2011 (holoh, repot deh)

Mohon dibaca bagi yang baca Kaeru Basho atau sekarang Yuuki no Hikari

coba ya, siapa aja disana. baca ulang Kaeru Basho-nya, eh diganti judulnya loh jadi Yuuki no Hikari. soalnya kalo Kaeru Basho rasa-rasanya ga nyambung sama ceritanya. terus juga kan dari awal juga udah dibilang, ini sketsa berarti banyak yang diedit. makanya kalo ga salah itu ya dari chapter 1-4 itu di edit, teliti lagi aja deh. makasi ^^v (maaf nyuruh buat baca ulang, ga mesti ngulang juga sih).

Sunday, June 19, 2011

Yuuki no Hikari Chapter Relax 3

Chapter Relax 3: Deadly Gas...

Lotreva membentangkan sayapnya dan mulai menyerang semuanya. Dia melepaskan sayap tajamnya.
Semua menghindar dengan sempurna, terkecuali Tetsu.
“TETSU AWAAAAS!” Rena berteriak JLEB! “APAAAAA?!” teriak Rena yang menutup hidungnya.
“UWOOOH tepat sasaran!” sayap tajam mengenai pantat Tetsu, keluarlah gas mengerikan. Hingga Lotreva pun kalah telak.

Yuuki no Hikari Chapter 15

Chapter 15:  The Light of Courage

Masih ditengah hutan menuju East Zheoll Town, Rena memegangi peta yang mengantar mereka ke East, tapi...
“Rena, seharusnya kita sudah sampai kan?” Ryuu bertanya pada Rena yang sedang melihat peta.
“I-iya... tapi...” Rena kebingungan sendiri “aku kurang mampu membaca peta...” jika di film anime, mata Rena berputar-putar seperti lolipop.
“APAAAA?!” serentak semuanya berteriak.
“Aku kan tadi... mau mengatakannya tapi...” Rena kebingungan dan inilah yang sebelumnya terjadi.
“Oh, iya kita harusnya pakai peta, untung belum jauh. Kita ada di sebelah sini. Kita akan sampai di East Town kurang lebih 1 jam lagi” Ryuu menunjuk tempat mereka berada “aku serahkan pada Rena ya” Ryuu langsung memberi petanya tanpa mau tahu alasan.
“Eh tapi! Tapi!” Rena langsung gugup melihat semuanya satu per satu.
“Tak apa, jadi pembaca peta berperan banyak kok jangan minder dong” Tetsu memberi semangat dan berjalan duluan.
Mulailah Rena memberi petunjuk jalan, sebenarnya itu bukan hasil melihat peta, tapi nalurinya. Dan tak ada yang tahu Rena tidak membaca peta.
“Sebenarnya...” Ryuu tanpa marah menghadap Rena berusaha untuk gentle “aku juga tidak bisa baca peta” mereka merenung berdua.
“APAAAA?!” diulanglah kejadian yang sama.
“Kita serahkan pada yang bisa baca peta” Tetsu mengambil peta.
“Aku bisa” Megu dan Yoko serentak berkata hal yang sama.
“Aku juga bisa” Tetsu mengusap-usap dagunya “baiklah Yoko saja, kalau ada musuh kamu yang selalu menyerang di belakang kan?” Tetsu memberikan petanya, tanpa kata-kata Yoko mengambilnya dan melihat peta dengan serius.
“Seharusnya sekarang kita di dekat sungai kurang lebih” Yoko melihatnya dan menggunakan nalurinya “ayo kita jalan, aku menggunakan insting nih” Yoko mulai berjalan.
“Tunggu bagaimana kalau berpencar?” Megu memberi saran tetapi langsung dijawab Rena.
“Kalau berpisah kita tidak tahu jalan kesini lagi, termasuk aku...” Rena memberi saran dan semuanya mengangguk-angguk “lebih baik tetap bersama”
“Ada benarnya juga, ya sudah ayo” Megu berjalan ke arah Yoko dan yang lain pun ikut berjalan mengikuti Yoko.
Mulailah mereka mencari-cari sungai di tengah hutan ini, dimulai dari membelah semak-semak, melihat sekeliling, lalu melihat dibalik batu atau pohon besar, lalu salah satu dari mereka menemukannya.
“Aku menemukannya!” teriak Tetsu “sungai kan?” saat Tetsu membelah semak-semak terlihatlah sungai jernih yang sangat panjang dan ada banyak sekali bebatuan besar ataupun kecil di dalam sungai itu.
“Ya benar!” Yoko mulai membaca petanya kembali dan mendekati sungai “nah, sekarang kita bisa kembali ke jalur, ayo!” tiba-tiba...
JLEB JLEB JLEB! Sesuatu dari dalam semak-semak menyerang mereka dengan jarumnya, jarum itu mirip sayap putih halus.
“Iyay!!!” Yoko refleks mundur dan terjatuh “apa ini?!” Yoko langsung mundur ke belakang “sial kakiku tak mau berhenti bergemetar!” saking takutnya Yoko sangat susah berdiri, lalu mengeluarkan pistol autonya.
Lotreva” suara dibalik semak-semak, dan keluarlah makhluk hitam yang sewaktu itu menyerang Rena.
“Apa?!” Rena sangat terkejut “Awakichi! Semuanya hati-hati!” Rena merentangkan tangan kirinya memberi aba-aba musuh ini sangat bahaya “Tetsu pasti tidak tahu kalau dia menimpa monster ini... bagaimana ini?” PLUK! Seseorang menepuk bahu Rena.
“Jangan sok paling tahu deh” Tetsu tersenyum “kita disini semua bisa bertarung bukan? Walaupun hanya Megu yang tak bisa” Tetsu melebarkan senyumnya, begitu Rena melihat ke belakang semuanya tersenyum padanya “ayo! Kita bertarung!” dia mengeluarkan api birunya.
Lotreva” Lotreva membuka mulutnya lebar-lebar, bukan seperti mulut manusia yang kecil, mulutnya sangat besar dan mengeluarkan cahaya.
“Dia akan menembak, kita lihat dulu kemampuan serangannya” Ryuu memberi aba-aba dengan kesiapan kekuatan mereka “Tetsu bisa kau lindungi kami dengan anginmu?”
“Yah, padahal aku baru mengeluarkan api biru, tapi ya sudahlah” Tetsu ada di posisi seharusnya yaitu di tengah “barrier wind!” BWOOOSH! “ugh!” Tetsu berusaha menahan serangan laser besar yang WHUUUSSS membelah hutan, semuanya hanya bengong saja melihatnya.
“Itu serangan kedua, lalu apa serangan selanjutnya?” Ryuu melihat si Lotreva dengan detail-detailnya “kurasa tak ada lagi...” JLEB JLEB JLEB! Sayap tajam hampir menusuk mereka tetapi mereka semua langsung menghindar.
“Awas hati-hati!” Yoko melihat si Lotreva akan menyerang dengan lasernya kembali.
BWOOOSH! Kembali di tahan Tetsu, dan seterusnya. Serangannya selalu menggunakan jurus yang sama.
“Tak ada bahayanya sama sekali” Tetsu meremehkan lalu ketika dia menyerang “HEYAAAAA!!!” BHUAK! “oi Rena, kok bikin aku kepeleset?” Tetsu masih tengkurap ditahan bangkit oleh Rena.
CRANG! CRANG! CRANG! Rena memantulkan jarum-jarum dari sisi scythenya “hati-hati” Rena langsung menunduk juga dan DOR! DOR! DOR! Peluru kecepatan tinggi membuat kepala Lotreva bolong tanpa ada darah mengalir dari lubang itu, dan Lotreva masih bisa bergerak.
“Ryuu ayo cepat!” Ryuu langsung berlari dan mematahkan sayap Lotreva, patahlah sebelah.
KAAAAAAAKH” Lotreva sangat tersiksa, dia berkoar-koar saat Tetsu bangkit Lotreva menembakan laser dari mulutnya
“WOAAAAA!” ga sempet nyebutin mantra Tetsu udah tertembak oleh laser. Ternyata sedikit angin melindunginya tapi, laser membelah dan membelah hutan juga kira2 sejauh 20km.
“DAHSYAT!” Rena melihat laser itu langsung mematahkan juga sayap 1-nya dan inilah kelemahannya! “dia menghilang!”
“Berarti sayap adalah nyawanya!” Tetsu yang tadi berdiri sekarang hampir terjatuh kehabisan tenaga Megu malah bengong ngeliatnya, Ryuu langsung lari.
“Oi, gak pa-pa?” Ryuu sempat menopangnya.
“Ah, ujung2nya malah aku yang ngerepotin...” dia langsung pingsan.
“Jangan maksain diri... semua, kita istirahat dulu” semuanya langsung duduk dan tugas Megu lah yang mengobati Tetsu.

“Bingung deh ini mesti gimana. Kita masih setengah perjalanan...” Ryuu pusing sendiri.
“Tenang aja, Megu kan cekatan jadi cepet kita jalan lagi” Yoko bersandar di pohon, sedangkan Ryuu menunduk sambil menopang kepalanya dengan kedua tangannya di wajahnya.
“Bukan itu. Kita kan baru ngelawan 1 monster udah gini---”
“Jangan kira kamu doang pusing” Rena sedang duduk sambil memandang sisi gelap hutan, matanya seperti orang yang depresi “padahal aku yang pernah ketemu monster itu tapi ujung2nya sama aja gini” dia menyembunyikan mulutnya ditangannya yang melipat dikakinya yang diangkat se muka.
“Kalian nih kenapa sih kok depresi semua?” ga ada satupun orang yang ngejawab Yoko “OOOOIIII! SEMUANYA BANGKIT!” burung2 berterbangan, Rena dan Ryuu langsung melotot “jadi ini yang namanya ketua?!” Yoko nunjuk Ryuu “lalu inikah sahabatku yang tomboi ini?! Apa-apaan ini?! Apa maksudnya Yuuki no Hikari! Gak ada yang berani disini, juga semuanya kelam! Aku muak---“ (yuuki no hikari berarti cahaya keberanian).
“Cukup Yoko” Ryuu bangkit tetapi ada yang berubah “terimakasih mengingatkanku” mata Ryuu kini berubah.
“Ini baru yang disebut keberanian!” Yoko mengusap hidungnya lalu mengangkat jempolnya “Rena!” Yoko masih melihat Rena yang gak ada berubahnya sama sekali “apa sebenarnya masalahmu?” Yoko berdiri di depannya, bayangannya menyelimuti Rena.
“Tak ada” dia semakin menutup kepalanya.
“Jawab!”
“AKU BILANG GAK ADA!!!” Rena berdiri menatap Yoko tajam “eh...?” Rena bingung sendiri “maaf---”.
“Gak, bagus, kalau teriak. Ini baru Rena si suara lantang” Yoko nyengir lebar menyemangati Rena.
“Yoko...” Rena menatapnya sekarang “makasih ya!” lalu ia memeluk Yoko.
“Bukan apa2!” Yoko membalas pelukannya.

Setelah beberapa menit, Yoko, Rena, dan Ryuu kembali ceria karena yang dilakukan Yoko lalu...
“Semua maaf menunggu” Megu duduk di sebelah Rena dan ikut berbincang-bincang “Tetsu akan bisa pulih lagi saat dia udah bangun” saat ini Tetsu sedang berbaring.
“Kasian luka parah gitu” Ryuu ngeliat Tetsu.
“Aku sempat kepikiran” Rena agak murung lagi “aku makhluk yang berbeda dengan kalian kan?” gak ada yang jawab “aku tahu kalian gak mau bilang... tapi kenapa aku makhluk yang mempunyai kekuatan gak bisa ngelindungin kalian?”
“Bisa kok” Megu tersenyum
“Aku juga tahu salah satu dari kalian hanya menjawab itu, tapi sebenarnya aku gak bisa kan?” Yoko langsung menatapnya.
“Sebenernya bisa, tapi belom tahu cara pake kekuatannya”
“Hmm, aku setuju” Ryuu juga ikut bicara “bagaimana kalau kamu tanya orangtuamu?”
“Gak mungkin! Lalu aku berpikir...” suasana jadi hening “bagaimana kalau orangtua yang ada di rumah bukan orangtuaku?” Rena semakin menundukan kepalanya, semua juga terkejut saat Rena mengatakan seperti itu “bagaimana kalau---”
“Bagaimana kalau, bagaimana kalau, bagaimana kalau, itu terus yang kamu bicarakan?! Kenapa gak usaha? Apa susahnya?” Yoko memarahi Rena untuk kesekian kalinya, ekspresi Rena berubah kembali.
“Benar... aku akan ke kastil! Kerajaan Awakichi!” Rena langsung mengangkat kepalanya.
“APAAAA?!” Yoko, Ryuu, dan Megu serentak berteriak.
“Gak gitu juga maksudnya...” Yoko bingung sendiri “kayaknya aku salah ngomong nih” Yoko melirik ke arah lain.
“Percaya deh! Aku bakal berhasil kesana! Aku juga bakal nanya ke orangtuaku! Daripada diselimuti kebohongan mending tau kebenaran! Makasih ya Ryuu!” mata Rena berbinar-binar menatap Ryuu.
“Ah, gak juga... tapi aku memang hebat kan Megu?!” Ryuu juga mengeluarkan mata bintangnya sambil melirik Megu.
“Ya terserah deh... hehe” Megu bingung sendiri.

Setelah beberapa menit tertidur, GRASAK GRASAK.
“Ya ampun semuanya ketiduran ya? Aku jadinya yang bangun sendiri...” Tetsu melihat yang lain tidur pulas bersandar di pohon “tidur lagi aja deh” Tetsu menidurkan dirinya lagi dan langsung tertidur pulas... Polosnya...
“Bangun! Bangun!” Teriak Megu setelah 1 jam saat Tetsu mulai tidur lagi “kita telat sejam”
“Wah?!” Ryuu langsung melotot dan segeralah mereka berangkat lagi.
“FUWAAAH” mereka membasuh muka mereka dialiran sungai saat tadi mereka bertemu Lotreva, tetapi tempat mereka bertemu Lotreva lebih dibelakang lagi “airnya dinginn~” Rena kembali berdiri “ayo berangkat lagi!” Kembali berjalanlah mereka semua.
“Inilah East Zheoll Town!” Ryuu melihat gerbang besar yang dibaliknya ada kota kecil tetapi jelas lebih besar dari desa... Semua senang akhirnya sampai pada tujuan “aku melapor dulu ya”
“Gaya banget dia jadi ketua huahaha” Yoko berbisik-bisik pada Rena, mukanya sangat konyol.
“Ya, kupikir begitu! Hahaha” Rena pun tak kalah tertawa.
GRIEEEEEEEEEK!!! Pintu gerbang besar telah dibuka oleh prajurit penjaga pintu “ayo kita masuk” Ryuu berjalan duluan, diikuti dengan yang lain.
“Jadi ini ya bagian timur Zheoll? Ga ada bedanya sama Mikiro ya?” Rena melihat-lihat sekitar, ada orang yang mengikuti tren modern, ada ibu-ibu, bapak-bapak, kakek-kakek, dan nenek-nenek memakai kimono. Sebenarnya juga ada anak-anak yang memakai kimono, tapi hanya sedikit.
“Wuaaah~ sampe juga akhirnya, langsung aja aku cari-cari hotel dulu ya” Megu berjalan meninggalkan yang lain.
“Aku ikut!” Diikuti Yoko.
“Aku ditinggal...” Rena serasa tidak bisa bergerak, diam seperti patung.
“Cari tokonya aja yuk! Kamu jago cari makanan kan? Sekalian beli bahan-bahan makanan aja” Tetsu menyenggolnya berjalan bersama Ryuu.
“Wah iya ya?” Rena menyamakan langkah mereka.
“Aku ga sabar ngerasain masakan Megu deh!” Ryuu semakin bersemangat jalanya makin cepat, Rena dan Tetsu hanya bertatapan heran lalu mengikutinya.
“Aduh, disini banyak tanaman obat-obatan! Aku pingin beli semua rasanya” Megu melihat-lihat sekitar, ada yang menjual... “Uwaaah, peony, lobelia, ginger, ginkgo biloba, gingseng, dan masih banyak lagi!!!” Lalu mendadak Megu menatap Yoko dengan tatapan "puppy eyes" dan berbinar-binar “ya? Ya? Ya?” Megu memelas.
“Iya aku cariin deh hotelnya kamu belanja aja dulu, tapi kalo ketemu sama yang lain kasi tolong suruh hubungin aku. Aku ga mau sendirian sih sebenernya” terpaksa Yoko mencari hotel sendiri.
“Asiiiik! Iya aku janji!” Megu langsung melihat semua tanaman obat-obatan itu.
“Dasar, kalo udah berhubungan sama pengobatan ato alchemy langsung deh disamber” Yoko ketawa kecil sendiri.
“Ini toko Zashrin?” Rena melihat papan besar bertuliskan “Zashrin” dengan model tulisan sederhana tetapi banyak gambar obat-obatanya. Pintunya dari kaca sehingga terlihat banyak rak-rak yang berisi bahan-bahan obat-obatan, obat-obatan, bahan-bahan alchemy, dan ada beberapa penjaga toko. Paling belakang ada meja besar tempat dimana kasir berdiri “tau gitu tadi ngajak Megu kesini, kali dia seneng”
“Mendingan dia nyari hotel deh, biar langsung tidur-tiduran” Tetsu berkata seperti itu tanpa tau apa yang dilakukan Megu sekarang...
“Permisi, pemilik tokonya ada?” WUUSH langsung seseorang dengan kecepatan petir menyambar tangan Ryuu.
Yuuki no Hikari dari Mikiro ya? Aku adalah penjaga toko tersetia, terteladan, terbaik... Bla... Bla... Dan pegawai yang bulan ini mendapat gelar terbaik... Bla... Bla... Bla...” Semprot si penjaga toko mengerikan ini, Ryuu hanya tersenyum ketakutan sambil menatap yang lain, yang lain hanya mengangkat bahu.
“Permisi kami---”
“Ah iya iya! Aku tahu! Namaku Uchida Shingo, atau Shingo aja. Aku disini sebagai ahli bom tumbuhan, aku mendapat mengerti semua tentang bom... Bla... Bla... Bla...” Ryuu mulai bosan mendengarnya.
“Cukup Shingo, tamu kita ingin bicara. Perkenalan nama sudah cukup Shingo” datang bapak-bapak kekar dengan mata yang hampir ga keliatan gara-gara tulang-tulang besar kepalanya juga brengosan. Suaranya nge bass tambah nakutin Ryuu, Rena, sama Tetsu “maafkan pegawai saya ini semua... Silahkan masuk ke ruanganku” lalu bapak itu merangkul mereka bertiga hanya dengan 1 tanganya, ditinggalah Shingo sendirian, dia hanya melongo aja deh.
Disebuah ruangan, seperti perpustakaan besar, ga disangka ternyata tokonya sangat besar, hanya diterangi oleh lilin dan duduk di meja kecil, hanya Ryuu yang duduk di kursi bersama bapak itu. Rena dan Tetsu melihat-lihat buku.
“Jadi, kalian membawa obatnya? Oh ya namaku Uchida Hiro---”
“Loh anda siapanya Shingo?” Rena langsung menyambar.
“Aku... Bukan siapa-siapanya” jawab Hiro agak berat.
“Loh kok bisa?” Rena kembali membalas, muka yang Ryuu dan Tetsu juga kaget.
“Ya, sebenarnya aku ayah angkatnya. Aku melihatnya sendirian di gang dengan matanya yang menatap langit dengan suram... Tapi ketika itu”
Kau, mau ikut denganku? Aku akan menjadikanmu anaku
Waaa lepaskan aku!!!” Sambil memukul punggung Hiro.
“kataku dengan santai dan langsung menggeretnya, mungkin ketika itu dikira dia aku menyuliknya kira-kira waktu itu umurnya sekitar 3 tahun. Dan pada akhirnya aku melatihnya menjadi seorang pembuat bom tumbuhan handal, dan mulailah kami membuka toko ini” lalu tiba-tiba Hiro bingung “maaf aku jadi bercerita...” Katanya sambil memalingkan tatapan.
“Tidak apa... Tapi cukup menyedihkan juga ya, pantes Shingo membanggakan dirinya sebagai ahli bom tumbuhan” Tetsu dengan senyum ramahnya ga ngerasa heran.
“Dipikir-pikir bener juga ya... Oh ya obatnya?” Hiro tersenyum juga menatap Tetsu lalu berbalik ke Ryuu.
“Ah, iya...”
Di sisi lain, ya dimana Megu berada.
“Aku senaaaang! Akhirnya aku bisa membuat eksperimen!” Lalu ia melihat dia memegang plastik yang dibedakan sendiri dari belanjaanya, yaitu di tangan kirinya “loh?” Megu berpikir panjang dan tanpa disadari...
“OBATNYA DI MEGU”
“OBATNYA MASIH AKU BAWA”
Serentak Ryuu dan Megu kaget berbicara bersamaan...
“Hai semua, aku udah nemuin hotel, bagus kok sekarang aku mau ke Zashrin ya, tungguin” Yoko memutuskan telepathy-nya sedangkan Ryuu masih diam kebingungan.
“Hmm, pak...” Ryuu masih kebingungan dengan ekspresinya yang lemas.
“Tidak apa, tunggu saja temanmu yang namanya Megu itu. Aku akan menyiapkan kalian makanan” lalu Hiro bangkit “oh ya kalau mau kalian boleh melihat-lihat laboratoriumku, tapi jangan sentuh apa-apa ya” katanya yang tadi menghentikan langkahnya, lalu kembali berjalan.
“Kita liat bareng Megu sama Yoko aja” Rena memberi usul, bersamaan dengan Tetsu dia mendekati Ryuu.
“Ok” kata Ryuu singkat.
“YO! SEMUANYA!” teriak Yoko yang sambil membuka pintu toko Zashrin “loh yang lain... mana...” muka Yoko memerah, dia malu teriak-teriak sendiri.
“Oh nona Megu ya, temanmu ada di dalam silahkan masuk” Hiro menunjuk pintu yang didalamnya ada teman-teman Yoko.
“Te-terimakasih” langkah gemetar Yoko karena malu “oh iya nama---” belum sempat berbicara.
“Kau perempuan yang energik ya Megu!” Hiro pergi.
“Waaaa...” Yoko makin malu dengan perbuatanya “lagi pula namaku bukan... ah sudahlah dia udah pergi” Yoko kembali ke arah tujuanya.
“HAHAHAHAHAHAHAAAAA!!!” ketawa semua yang ada di dalam terbahak-bahak.
“Apa sih?” Yoko bingung.
“Aku! HAHAHA!!!” Rena susah ngomong.
“TERIAKANMU... WAKAKAKAK!!!” tak kalahnya Tetsu terbahak-bahak.
“TERDENGAR SAMPE SINI! JUGA PEMBICARAAN... HAHAHAHA!!!” Ryuu guling-guling.
“Apa? Teriakanku terdengar kalian semua? Juga pembicaraanku dengan pria besar tadi?” Yoko makin panik mukanya memerah.
“HAHAHAHAHA!!!” semuanya tetap terbahak-bahak.
“CUKUUUUUP!!!” teriak Yoko, tidak ada respon dari orang-orang yang menggila karena Yoko sendiri.
Lalu...
“Aku dimana...” Megu bingung sendiri dia ada di tengah padang pasir, juga pasir yang berhembus karena angin. Menambah keheningan...

Saturday, June 18, 2011

Yuuki no Hikari Chapter 14

Chapter 14: Positive Thinking

Mereka sampai di stage 5. Mereka ada disebuah arena pertarungan, lalu diseberang arena terdapat pintu exit, tetapi siapa lawan mereka?
“Inikah stage 5?” Tetsu melihat sekeliling, ruangan tua penuh dengan lumut dan tumbuhan-tumbuhan merambat lainnya, ditambah patung-patung seperti monster di setiap sudut-sudut ruangan ini, dari setiap patung dari mulutnya keluar air jernih seperti air terjun kecil, tetapi saat Tetsu melihat kedasar “tak... berujung?” dia begitupun yang lain melotot melihatnya.
“Apapun itu! Siapa lawan kita sekarang?!” Yoko sok jago dengan menyiapkan pistol barunya “ini pistol jenis auto kan? Kereeen” dia mengeluskan pistol ke pipinya.
“Ya ampun...” Ryuu melihatnya dengan ekspresi ketakutan “hey! Ada layar hologram!” Ryuu menunjuk ke tempat arena, tetapi dibatasi layar hologram yang tiba-tiba muncul.
Selamat datang di stage 5, stage terakhir dari semua stage, habis ini, kalian akan langsung menemui pintu besar yang kalian pakai sebelumnya di lubang exit disana” semua tanpa suara memperhatikan gambar-gambar di layar hologram yang sedang menjelaskan semuanya “kami akan langsung menjalankan peraturan disini, pertama kalian tidak boleh kabur walaupun sudah ada niat untuk kabur kalian akan otomatis disiksa oleh sihir petir dari lacrima di langit-langit ruangan ini, kedua jika kalian mencoba terjun, maka tidak akan ada ujung sama sekali dengan kata lain percuma saja, kalian malah tidak akan lulus dari ujian ini saat kalian diselamatkan regu penyelamat, ketiga, inilah pertarungan antar teman kalian pilih mundur dengan tidak lulus atau menang demi keinginan sendiri? Pilih salah satu, selamat berpikir dan selamat bertarung! Jika jawaban sudah ditemukan tekan tombol merah itu” hologram itu menunjuk pada tombol yang ada di sisi dinding balkon tempat mereka berdiri, semua langsung memperhatikan tombol, lalu kembali memperhatikan hologram “jika sudah ditekan teriakan jawabannya dan kalian akan langsung terkirim ke seberang, yaitu ke arena. Jika sudah masuk arena, maka akan dinding pelindung tidak terlihat yang membuat kalian tidak bisa kabur. Sekian terimakasih!” ZLUP! Seperti saat TV dimatikan, layar hologram itu menghilang, semua sangat gentar dengan apa yang harus mereka lakukan.
“Tidak... kenapa Kyouko ataupun Rainnon tidak memberi tahu akhir dari semua stage ini untuk sendirian?” Rena melotot dengan tatapan kosongnya “ini, tidak bisa kuterima!” Rena bersandar pada tembok tinggi tempat balkon menempel.
“Jujur saja ini menyebalkan tetapi jika tidak dilakukan maka akan sia-sia bukan?” Ryuu mendekati tombol merah itu “aku memilih bertarung” tatapannya tidak tegang sama sekali, dia sangat serius dengan apa yang dikatakannya.
“A-apa maksudmu?!” JRENG! Tetsu dengan cepatnya menarik kerah Ryuu.
“Loh, apa maksudmu? Lepaskan aku” tatapan Ryuu tidak gentar sama sekali, hatinya sudah yakin dengan apa yang dikatakannya.
“Tch, kita akan...” lalu cahaya dari langit-langit, Tetsu langsung melihat keatas dan CTAAAARRR!!! “AAAAAAKKKH!!!” Tetsu disetrum dengan kilatan petir, yang membuat organ tubuhnya kesakitan tetapi secara dilihat dari luar tak ada luka sama sekali.
“Tetsu?!” Rena membantunya berdiri “kamu... berniat kabur?” Rena menopangnya.
“Ma-maaf, aku hanya tidak ada yang mau terluka” Tetsu terbatuk-batuk berkata-kata.
“Sudah diam jangan bicara lagi! Istirahatlah!” Rena membawanya untuk bersandar di tembok “kau serius Ryuu? Dengan kata-katamu itu?” Rena menatapnya tajam.
“Ya, jadi ada yang mau ikut?” Ryuu melipat tangannya lalu bersandar pada sisi dinding balkon.
“Aku, ikut...” Rena memaksa dirinya, walaupun kaki, tidak seluruh badannya bergemetar “kalau tidak diselesaikan, percuma Tetsu terluka seperti itu” Rena lalu mengangkat kepalanya.
“Jadi?” Ryuu melihat Megu dan Yoko “Megu, maafkan aku. Tapi jika kita mundur salah satu dari kita tidak ada yang sukses, berarti percuma saja selama ini” Ryuu mengangkat bahunya.
“Aku, ikut” Megu mengangkat tangannya “aku juga ingin sukses agar aku tidak percuma kesini, sudah merepoti kalian semua” Megu tidak menatap siapapun, badannya juga bergemetar dia takut karena tidak memiliki kekuatan.
“Megu ikut, aku juga” jawab Yoko singkat.
“Nah, Tetsu berarti kau juga ikut ya” Ryuu menatapnya seperti ekspresi benci.
“...”
“Tak ada jawaban? Baiklah!” Ryuu menekan tombol merah “kami bertarung!” Ryuu menatap tajam arena pertandingan itu.
Munculah jembatan untuk ke arena, tanpa basa-basi semua berjalan kesana dengan kesiapan mental mereka, Tetsu ditopang Rena dan menghilanglah jembatan ketika mereka semua sampai di arena.
“Kita mulai sekarang!” Ryuu mulai akan meninju Rena.
“A-apa?!” Rena belum sempat menaruh Tetsu tapi... BHUAK! WHUUSSS angin membuat rambut Rena berkibas-kibas.
“Ups maaf meleset” Ryuu meninju dinding tembus pandang itu, lalu seseorang menatapnya tajam terus menerus.
Tak mungkin Ryuu melesetkan tinjunya” Yoko terheran-heran lalu berpikir “jangan-jangan!” Yoko memegangi pistolnya “ayo! Jangan diam saja! Hahahaha!!!” DRRRRRRT Yoko dengan senangnya menembaki dinding itu “waduh, susah juga ya mengendalikan pistol ini!” Yoko garuk-garuk kepala lalu tersenyum, seperti memahami sesuatu.
Ada yang sudah mengerti rencanaku!” Ryuu terus saja berpura-pura melesetkan tinjunya.
“Oh! Aku tahu!!!” Rena sudah mengerti sekarang lalu dia menyandarkan Tetsu “dari dalam hati tak akan terdengar kalau kita berencana untuk kabur! Lalu tak ada peraturan untuk menghancurkan bangunan ini kan?!” Rena mengeluarkan Crescent Bladenya “HIIIYAAAA!!! Akan kubunuh kau Meguuuuu!!!” Rena bersiap menyerang Megu.
“KYAAAAA!!!” Megu berteriak lalu melihat Rena, yang melewatinya.
ZREEEET! “waduh meleset ya?” Rena tertawa-tawa sendiri “gara-gara lelah aku jadi malas bertarung”
“Aku juga akan bertarung!” Tetsu berdiri lalu “Sky Ocean Flame!” BWOOOSSHH!!! 1 sisi dinding dibakar oleh Tetsu dengan api birunya yang sangat panas “aku tahu, karena sebelumnya kita pernah menghancurkan dinding ini!
Aku mengerti sekarang, aku hanya bisa diam menunggu dinding ini hancur” Megu melihat semuanya sedang berusaha menghancurkan dinding tembus pandang itu sambil terduduk.
“HEAAAAAA!!!” serangan terakhir Rena SRIIIING! Terbelah si tembok dan dengan cepatnya mereka kabur, lalu mereka dibantu angin Tetsu untuk kabur, sebelum hologram menjelaskan mereka sudah masuk ke dalam pintu besar, pintu kembali menuju Zheoll...
Kalian semua... BERHASIL!” lalu layar hologram itu kembali hilang.
“HIYAAAAA!!!” Rena terkejut, yang lain pun tak kalah, mereka semua ada di ruangan putih “apa-apaan ini?” Rena melihat sekitarnya semua putih, lalu DRRRRT “gempa!” Rena melihat tempat mereka berdiri.
“Tidak, ada yang muncul dari bawah!” JRENG! Ada sesuatu yang menerobos tempat mereka berdiri didepan mereka sesuatu melayang-layang ada 5 buah yang seperti itu. Semua saling menatap, dengan tekad keberanian mereka mendatangi 5 benda itu.
“Sebuah buku?” ZRAK! Tiba-tiba buku membuka halaman pertama, gambar depan dari masing-masing buku berbeda.
ZRRRRRRT! Buku itu membuka satu per satu tiap lembar tetapi dengan cepat, walaupun cepat semuanya melihatnya seperti terhipnotis, lalu saat halaman terakhir semua buku menghilang “sesuatu, menempel di kepalaku...” rasanya Yoko baru mempelajari sesuatu lalu, ada cahaya secara tiba-tiba, saat mereka sadar...
“Selamat kembali di Zheoll! Kalian semua lulus! Secara resmi Rena dan Tetsu sudah level 5! Tetapi Yoko dan Ryuu level 4! Kalau Megu...” tiba-tiba di halaman belakang kantor, ada Kyouko yang menyambut mereka dengan hangat, dan senyumnya yang merasa bangga pada mereka semua.
“Tapi? Megu kan diberi buku saat terakhir?!” Rena menyela Kyouko yang berbicaranya juga semakin lambat.
Mendadak Kyouko melotot “ha? Kau?” Kyouko menatap Megu dengan serius.
“Ya, aku dapat” Megu bingung sendiri “kenapa aku bisa mendapat buku?” Megu bingung sendiri, dia mengusap-usap dagunya.
Seketika Kyouko tersenyum kecil “berarti, Megu sekarang punya kekuatan” Kyouko memeluknya, lalu ia menangis bahagia “syukurlah! Kau selamat dari kematian Megu!!!”
“Eh?” Megu hanya diam saja
“Sekarang coba kamu pikirkan, apa yang tersangkut di kepalamu!” Kyouko mengguncang-guncang Megu di bagian pundaknya.
“Eh, itu... alchemist...” Megu bingung sendiri.
“Al... chemist?” Kyouko menatapnya heran “apa itu?” dia garuk-garuk.
“Itu adalah ahli kimia... yang biasa mengurus obat atau bahan ledakan menggunakan tanaman”
“I-itu?! Tidak pernah ada! Berarti kau adalah...” semua menatap Megu dengan serius.
“E-eh?” Megu merasa malu ditatap semua orang disekitarnya.
“Orang pertama yang melahirkan alchemist!!!” semua menunjuknya dan, Megu tersipu malu tak bisa berkata-kata, mulutnya hanya ternganga.
Esoknya... sama seperti Rena dan Tetsu, diberikan kamar sendiri-sendiri dan baju-baju yang sudah disediakan di dalam lemari, Rainnon dan Kyouko sudah menunggu di halaman belakang dengan banyak sekali gulungan-gulungan kertas juga buku-buku tebal. Tibalah Rena dkk di halaman.
“Apa ini?!” Rena melihat tumpukan-tumpukan gulungan kertas dan buku-buku tebal.
“Kau ingat? Kita akan bercerita tentangmu” Rainnon bermuka serius “setelah itu kita akan belajar teori!” Rainnon memegangi buku tebal hanya dengan kedua tangannya, diangkatnya dengan ringan dan ditunjukan pada Rena.
“APAAA?!” Rena terkejut.
Semua terduduk, melingkar, Rainnon selalu disebelah Kyouko, sebelah Kyouko ada Megu, lalu Rena, Yoko, Ryuu, dan Tetsu yang disebelah Rainnon, dibelakang Rainnon dan Kyouko ditaruhlah beberapa gulungan kertas dan buku tebal.
“Cerita akan berganti-gantian, semua dengarkan terutama Rena, ini maumu” Rainnon menatap satu-satu semua anak itu dan saat memandang Rena, dia sangat tajam menatapnya “keluarga bangsawan... 'Awakichi' keturunan malaikat, makhluk spesial selain manusia bumi, hewan, tumbuhan, manusia Zheoll, monster Zheoll. Dimana ada malaikat pasti ada iblis, ya keluarga bangsawan 'Oshward' keturunan iblis, juga makhluk special” Rainnon menarik napas, dan mulailah semua terbayang oleh semuanya, tetapi Rena sangat terkejut ternyata dia tidak sama dengan yang lain tetapi ia tetap serius “Rena, tolong jangan tegang... lanjutkan cerita?”
“I-iya...” Rena menunduk dengan badannya yang bergetar.
“Malaikat dan iblis selalu bertempur, iblis yang selalu mengganggu semua makhluk, ingin malaikat mnenunjukan kedamaian pada mereka para iblis. Tetapi iblis menolak semua itu, tanpa sadar... iblis berniat membasmi malaikat, tetapi mengorbankan banyak sekali makhluk, mau dari bumi atau Zheoll, dulu pernah ada tragedi genosida yang tertimpa pada malaikat, tetapi tidak hanya malaikat, karena pertarungan mereka di langit antara bumi dan Zheoll, tentu saja mereka menyebabkan kematian pada makhluk Zheoll ataupun bumi” kemudian Rainnon menghentikan ceritanya.
Dilanjutkan oleh Kyouko “dari generasi ke generasi, kedua keluarga ini membuat senjata terlarang yaitu senjata yang memakai nyawa bangsa mereka sendiri. Biasanya dari keluarga Awakichi memakai simbol bulan untuk sang pewaris pertama, sedangkan pewaris kedua menggunakan simbol matahari. Kadang kalau lahir 2 anak, si anak satunya yang mengorbankan nyawanya, sedangkan satunya pewarisnya, lalu jika 3 maka anak satunya diberi simbol matahari dengan memakai jiwa prajurit mereka. Tapi karena pewaris kedua... maka dia harus rela mati demi si bulan, ini semua kebalikan dari Oshward. Pada akhirnya...” lalu Kyouko menghentikan pembicaraannya begitu melihat Rena yang semakin ketakutan “Rena?”
“...” Rena hanya bergemetar, tangannya meremas celananya, keringat terlihat mengucur “l-lanjutkan...” Rena tak berani melihat kemana-mana.
“Baiklah... lalu saat puncaknya, mereka menghasilkan hasil seri, hanya 1 keluarga yang selamat, yang asli dari Awakichi adalah seorang laki-laki, begitupun Oshward. Karena sudah ingin perdamaian maka mereka menghentikan pertempuran, lalu selama bertahun-tahun, mereka selalu di anugrahi anak lelaki, mungkin sampai ayah Rena” lalu Kyouko menghembuskan napas sisanya “fyuuuh... inilah akhir cerita...” dia mengusap-usap dadanya.
“Rena?” Rainnon memperhatikannya “kau...” Rainnon menatapnya dengan kasihan.
“Aku, bukan manusia sama seperti kalian. Aku adalah pengacau...”
“HENTIKAN RENA!” Tetsu berteriak menghampirinya, berdiri tegak, lalu ia duduk “kau adalah Rena” Tetsu menatapnya dengan matanya yang berwarna merah scarlet itu “siapapun kamu, tetap saja kamu temanku... tatap aku!” Tetsu mengguncangkan tubuhnya yang bergemetar, kemudian ia mengangkat kepalanya perlahan.
“Aku... Awakichi Rena, biarpun malaikat tetapi aku menghancurkan kalian... suatu saat nanti” dia berusaha menahan tangisannya, matanya berkaca-kaca.
“Bukan, kau Ichikawa Rena” Yoko dan Megu yang ada disebelahnya, begitupun Ryuu yang menghampirinya juga.
“Ya! Ichikawa Rena sahabatku!” Yoko nyengir, kemudian...
“HUAAAAAAAA!!!” Rena langsung memeluk Yoko yang membuka lebarkan tangannya, siap menerima pelukan Rena.
“Sudah kuduga... Rena masih belum kuat menerima kebenaran keberadaannya” Rainnon menatap Kyouko merasa bersalah “dari awal aku ingin menceritakannya saat dia sudah siap, tapi...”
“Pokoknya ini bukan salahmu Rain, semua punya cerita dirinya sendiri, termasuk dirimu yang memiliki masa lalu... yang pahit” Kyouko tersenyum tetapi terlihat bukan dari hatinya.
“Ya, itu benar. Dan aku tahu, kau juga memiliki ceritamu kan?” Rainnon memegangi pundak Kyouko.
“Ya, aku punya...” ekspresi Kyouko berubah murung dan menatap ke arah lain.
“Tak usah diceritakan juga tidak apa-apa” Rainnon tersenyum menghiburnya “jika tidak mau”
“Ya... terimakasih ya” Kyouko lalu tersenyum pada Rainnon lagi, kemudian dia menatap seseorang yang berada di antara teman-temannya itu “Leon...” Kyouko menatap Tetsu yang sedang tersenyum, dia menatapnya seperti merasa bersalah.
Setelah Rena tenang kembali, mereka belajar teori. Pertama Rena, dia merasa dikepalanya ada yang baru ia pelajari, dia menggunakan sihir sekarang, dia menamakai sihir barunya Death Crescent, caranya menyalurkan kekuatannya lalu dilepaskan ketika sedang menebas dengan kata lain bisa menyerang jarak jauh. Serangannya sama seperti jika menggores dari jarak dekat, tapi enak juga bukan jika bisa jarak jauh?
Lalu Tetsu, sekarang ia bisa mengendalikan air, sebagian bisa ia kuasai, seperti membuat bola air atau ombak kecil. Dia belum bisa membuat ombak besar atau menyerang dengan keras. Kemampuannya di elemen air masih dasar.
Yoko bisa mengganti-ganti pistolnya dengan mengucapkan mantra ex-equip lalu ditambah nama pistolnya, misalnya ex-equip handgun semi-auto, ex-equip automatic gun, atau ex-equip shotgun. Tetapi menurut yang dijelaskan Rainnon, Yoko baru bisa memakai ex-equip itu level 5, jenis rifle saat level 7, dan crossbow level 8.
Kemudian Ryuu, dia mulai bisa mengontrol tinju atau tendangannya, dia juga bisa bergerak lebih cepat, tujuan Rainnon sebenarnya tidak butuh kekuatan tetapi kecepatan. Karena sebenarnya attacker-nya adalah Rena, karena dia menggunakan kekuatan, sedangkan Ryuu mungkin bisa mengecoh musuh, jadi Ryuu setuju-setuju saja. Baginya dia mungkin bisa menjadi assasin.
Kemudian Megu yang baru diberi beberapa macam tanaman obat-obatan oleh Kyouko. Dia baru bisa melakukan pengobatan pertama, belum memahami beberapa penyakit, racun, atau macam lainnya. Dan dia baru bisa membuat bahan peledak jika sudah mengerti cara mengobati level tinggi dan memahami beberapa penyakit, racun, dan lain-lain.
“Kalian harus memberi nama tim kalian, kalian adalah tim inti jadi bila aku memanggil kalian untuk bertugas aku harus panggil kalian dengan nama tim kalian” Rainnon dan yang lain sudah berdiri akan meninggalkan halaman, di saat langit sudah mulai memerah, matahari tenggelam.
Semua berdiskusi dan akhirnya “Yuuki no Hikari” kata Ryuu dengan semangatnya “kami akan terus berjuang dengan hati kami” semua menatap Rainnon dan Kyouko dengan mantap.
“Pemimpin? Nama yang bagus!” Rainnon tersenyum.
JREENG! Tanpa kata-kata semua menunjuk Ryuu.
“A-apa?!” Ryuu kaget, rencana ini sudah didiskusikan sebelumnya lewat telepathy dalam hati.
“Selamat Ryuu! Mulai besok kamu akan dipakaikan ikat tangan ini di lengan atasmu, ikat tangan berwarna biru ini... tanda kau harus bertanggung jawab” Rainnon menunjukan ikat tangan “Yuuki no Hikari! Bubar!”
“YEAAAAA!!!” semua bersorak, Rainnon dan Kyouko lebih dulu masuk ke kantor.
“INILAH MISI PERTAMA SEBENARNYA UNTUK KALIAN YUUKI NO HIKARI!” Rainnon berpura-pura tegas dengan mengacungkan telunjuknya setingg-tingginya, memang inilah misi pertama mereka sebenarnya, senyumnya sangat mantap.
“Ryuu pakailah ini di lengan tangan atasmu bagian atas” Kyouko memberi sebuah ikat tangan berwarna biru.
“Te-terimakasih...” Ryuu bergemetar untuk menerimanya “aku tidak bisa” Ryuu tersipu malu tidak mengambil pita biru itu.
“Haah? Sudah dipilih berarti dipercaya kan?” Yoko menepuk punggungnya BHUAK!
“WUAAA!!! I-iya tapiiiii...” Ryuu menangis konyol, menatap yang lainnya.
“Ya, ampun?” Yoko mengangkat bahunya “ini ketua yang kita pilih?” Yoko menatapnya dengan sebelah matanya.
“Ayo! Pakai saja!” Rena menyemangatinya.
GYUUUT, dipasanglah si pita ditangannya, Ryuu berusaha menerima tetapi... “sebenarnya aku merasa banggaaaa!!!” Ryuu berteriak sambil menangis-nangis.
“Ah, hanya grup kecil ini” JLEB! Tak terasa si polos Tetsu telah menyakiti hati Ryuu.
“A-a-a-a...” Ryuu tertusuk panah besar, berdarah-darah tengkurap di dalam kegelapan...
Lalu Rainnon menunjukan selembar kertas yang tercap kelas A “inilah, misi mudah kalian” Rainnon menunjukan pada mereka dengan cengiran lebarnya “belum saatnya untuk kelas S” Rainnon menggerak-gerakan jari telunjuknya seperti berkata 'no, no, no!'
“Apapun itu, coba kulihat!” Ryuu mengambil kertas itu dan memperlihatkannya pada teman-temannya.
“Ini misi kita?” Megu melihat kertasnya “misi, mengirim obat untuk dijual di toko Zashrin di East Zheoll Town” Megu dan yang lainnya mengangkat kepalanya langsung menatap Rainnon heran.
“Aku tak tertarik! Cuma menjual di toko doang?” raut muka Rena berubah merasa boring “beginian sih mirip disuruh mama beli telur”
“Jangan salah” senyum Rainnon berubah mengerikan “memangnya kalian pikir seperti apa perjalanan kesana?” Rainnon tersenyum menyindir.
“Ternyata...” muka Ryuu sangat "bete" “kita disuruh jalan dari Mikiro ke East Town?” semua berjalan di tengah hutan.
“Dimana monsternya?!” mata Rena berbinar-binar menunggu monster yang datang untuk menyerang mereka.
“Ternyata perjalanan cukup berbahaya ya” Tetsu hanya berjalan santai.
“Walaupun begitu, ini misi pertama kita! Harus enjoy!” Megu menyemangati semuanya.
“Kalau kata Megu begitu aku ikut-ikut aja deh!” Ryuu sangat semangat berjalan.
“Dasar!” Yoko menepuk bahunya tertawa terbahak-bahak.