Chapter 3: Let’s Correct The Name of Bad Letcher!
Seseorang menguap dengan polosnya dikelasnya "Uwaaaaah!!!" PLETAK! Kening seseorang dilempari kapur.
"Licht! Sopanlah! Sopan!" Guru itu mengambil kapur baru lagi sambil menunjuk-nunjuk ke arah Licht dengan kesal.
"Ah, selama ini tidak ada yang sopan kok padaku" Licht bersandar dengan tangannya sambil melihat ke arah luar.
"Kkhh..." Kapur yang baru diambil oleh guru itu sudah dipatahkan olehnya saking kesalnya.
"Sensei! Kapur itu baru diambil loh!" Seru Haruka pada guru itu.
"Pameran sihir?" Saat istirahat, Bad Letcher melihat ke Attention Board. Bahwa ada pengumuman penting, bagi setiap murid harus memiliki kelompok, maksimal 5 orang. Terserah dari junior ataupun senior. Tujuan acara ini adalah mengadakan ulang tahun sekolah ke yang 20 tahun. Bad Letcher saling menatap "kita 3 orang lalu 2 orang lagi..." Licht berusaha keras untuk memikirkan 2 orang lagi. "Ah! Kita cari dia!" Haruka dan Eric hanya saling menatap.
"Aku bertemu dengan kalian lagi..." Lolita duduk dimejanya, berhadapan dengan 3 orang 'itu'.
"Kumohon ya? Lolita-senpai?" Licht sampai memohon-mohon.
"Baiklah, kebetulan aku belum punya kelompok" Lolita mengiyakan lalu berbalik lagi menatap ke arah papan tulis.
"Baiklah, bagaimana dengan orang yang ahli dalam musik? Lebih keren lagi kalau ada musik kan?" Haruka langsung menatap Licht.
"Kalau tidak salah---"
"Di kelas junior, entah kelas 1 atau kelas 2"
"Kelas 1! Ada---"
"Ada yang pintar memainkan piano ataupun keyboard"
"Grrrrr!!!"
"Hahahaha! Terimakasih ya Lolita-senpai, habis sekolah kita berkumpul di depan pintu sekolah ya?" Eric yang kesal diseret Licht karena perkataannya selalu dicuri Lolita.
"Sabar ya Eric!" Haruka tertawa khawatir.
"Jaa" kata Lolita dengan datar.
"A-ano..." Perempuan kecil mengajukan dirinya pada Licht "apa yang senpai cari itu... Anak yang bisa memainkan piano?" Licht awalnya kebingungan, tolah-toleh mencari anak itu. Lalu dia menoleh kebawah dan ditemukanlah anak itu se punggungnya.
"O-oh, iya. Apa kamu tahu?" Tanya Licht padanya.
"S-saya ta-ta---"
"Eh, ga perlu sopan-sopan banget kok!" Licht kebingungan dengan kegagapan anak itu "jadi? Kamu tahu?"
"Aku... Tahu senpai..."
"Oh? Bisa tolong tunjukan?" Tanya Haruka ikut bicara.
"I-itu, bukan bermaksud sombong, tapi yang dimaksud senpai itu saya-- aku, senpai" sejenak Licht dan Haruka terdiam terpaku lalu terpecah berkeping-keping, Eric menatap mereka polos.
"Ya sudah, masuk kelompok kita ya! Nanti pulang sekolah kumpul di depan pintu sekolah!" Licht mendadahinya.
"Eeh?!" Muka anak itu langsung memerah. Rambutnya yang dikepang didepan berwarna cokelat, matanya juga cokelat seperti cokelat Swiss.
"Anak itu, dia bisa dapat kelompok ya?" Bisik seorang cewek dibelakangnya.
"Iya, aneh ya?" Bisik lawan bicaranya.
"Licht" tanya seseorang dikelas berhadapan dengannya. Licht membalasnya dengan tatapan saja "sudah dapat kelompok?"
"Udah" jawabnya datar.
"Tulis nama-namanya disini, akan kudata" Licht mengambil kertas itu lalu mulai menulis.
"Hebat dia dapat kelompok" kata Ketua Murid kelas mereka dalam hati.
"Nih" Licht dengan cepat menulisnya dan memberikannya pada KM.
"Baiklah, terimakasih" KM langsung terpaku "a-apa-apaan ini?!" Dari wajahnya sudah kelihatan ada apa dengannya.
"Dari wajahmu kelihatan! Jangan bahas hasil tulisanku yang jelek itu!" Licht menangis tersedu-sedu sambil menunjuk-nunjuk KM ketika melihat wajah syok KM itu.
"FIGHT!" Haruka mengeluarkan auto-gun nya sambil menembak kemana-mana "UOHOHOHOHO!!!" Tertawa terbahak-bahak.
"Orang gila..." Eric membenarkan kacamatanya.
"Nah, Lolita-senpai"
"Tumben"
"Apa?"
"Manggil belakangnya senpai"
"Ya, supaya senpai tau kalo aku ini sopan" PLAK! "Ups!" Licht memegangi pipinya.
"Siapa pemimpin kelompok ini?" Tanya Lolita sambil melipat tangannya.
"Belum ada" Eric membaca buku layaknya seorang kutu buku yang ketika membaca tidak mempedulikan apapun lagi.
"Lalu anggotanya kurang 1" Lolita melihat sekitar hanya ada Haruka, Eric, dan Licht.
"Ah, anak itu... Siapa namanya?" Licht berusaha keras memikirkannya "aku lupa tadi tidak menanyakan namanya" dia mengusap-usap dagunya.
"Ooh, dia. Namanya Xarx Alice. Keluarga bangsawan di Aberia. Tapi dia menyembunyikannya kalau dia itu anak bangsawan kota Aberia" Eric menutup bukunya lalu memasukkan buku 'Alchemy Freak' itu ditasnya.
Anak itu sedang berlari secepat mungkin menyusul mereka saat dikoridor depan kelasnya. Kelas anak kelas 1 ada di lantai 2, untung dia bukan anak kelas 5, dia harus turun dari lantai 6. Lalu dari pintu depan terlihat Bad Letcher dan Lolita sedang duduk didepan pohon besar dekat sekolah. Dia langsung berlari lagi secepat mungkin. Akhirnya dia sampai ditempat "ha... Ha... Ha... Maaf ya senpai, aku telat... Tadi pensilku sempat hilang di kelasku saat pelajaran terakhir"
"Oh, tidak apa. Pensil itu sudah ketemu?" Tanya Haruka ramah padanya.
"I-iya..." Dia agak malu-malu.
"Hey sudah kubilang kan? Beranilah menghadapi senior! Jangan tergagap kalau ngomong" Licht sedikit membentaknya.
"Licht! Jangan kasar! Dia masih junior!" Haruka menatap kesal ke arah Licht.
"Aku paling tidak suka kalau junior dimanja, atau senior berlagak sok mengatur" Licht melipat tangannya. Alice bergidik merasa setuju dengan kata-katanya tadi setelah ketakutan dimarahi Licht. "Nah, ayo sekarang berdiskusi ya"
Setelah perkenalan diri
"Pemimpinnya Lolita! Sudah diputuskan!" Semuanya mengangguk-angguk, lalu Lolita menarik nafas panjang dan membuangnya dengan berat.
"Baiklah..." Katanya dengan terpaksa.
"Lalu, bagaimana dengan formasi? Bagaimana kalau Haruka didepan, Lolita menyerong ke kanan, aku menyerong ke kiri, lalu Eric dibelakang, Alice bermain piano dipojok kiri" saran Licht membuat semuanya tidak setuju.
"Jangan, kalau begitu nanti Alice tidak begitu diperhatikan, lalu Eric nanti tidak terlihat dan aku tidak mau di depan!" Haruka geleng-geleng sambil melipat tangannya. Mereka duduk dibawah pohon besar yang rindang. Sambil berdiskusi.
"Hmm... Ano... Bagaimana kalau-- kalau gerakanya berubah-rubah? Jadi kita membuat formasi yang banyak..." Kata Alice dengan muka yang merah karena ketakutan untuk mengemukakan pendapat.
"JENIUS!!!" Teriak Licht dan Haruka.
"Jadi, kalau menurutku, Alice memainkan piano, lalu disetting gerakan yang tidak perlu musik lalu 1 orang laki-laki berdansa dengannya" Lolita mengemukakan pendapat dengan wajah datar serasa tidak terjadi apa-apa.
“EEEEH?!” Alice kaget bukan main dengan usul Lolita tapi tidak ada yang mendengarnya.
"BAGUS!" Teriak Haruka dan Licht berbarengan lagi. Eric terdiam sambil membaca buku 'Alchemy Freak' lagi.
"Heh, Eric jangan diam saja! Ayo bicara sesuatu jangan baca buku itu terus" Haruka berdiri didepannya. Lalu Eric menatapnya polos.
"Bom"
"Apa?"
"Aku akan membuat bom asap untuk penutupan dan darisitu kalian harus bersiap-siap untuk membuat formasi yang bagus" dia ternyata sedang membaca tentang bom asap yang memiliki asap yang sangat banyak "dan siapa saja yang bisa membelah asap itu dengan apapun langsung bergaya digaris paling depan" Licht dan Haruka sangat speechless. Lalu Alice agak ketakutan.
"Ada apa Alice?" Tanya Lolita
"A-ano Lolita-senpai... Aku... Aku..."
"Dia bisa memakai sihir angin" tunjuk Lolita, bisa menebak apa maksud dari wajahnya.
"Eeeh?! Kok ketahuan?!" Alice tambah panik.
"Yosh! Sudah diputuskan! Ayo sekarang diskusi formasi! Kita perbaiki image Bad Letcher!" Licht mengangepalkan tangannya lalu mengangkatnya sebahu.
Esoknya
“Alice” panggil seorang teman Alice padanya “kamu udah dapet kelompok?” tanyanya pada Alice yang duduk dipaling depan dekat guru mengajar.
“Iya, memangnya ada apa ya?” tanya Alice dengan ramah.
“Oh, tidak apa-apa. Padahal kamu jangan masuk kelompok anggota Bad Letcher itu, mereka berbahya loh. Mereka itu kan geng ternakal disekolah ini” lalu belum sempat Alice bertanya temannya sudah pergi.
“Eh, Cheryl?” Alice baru saja hendak berdiri tapi sepertinya sudah tidak terburu waktunya untuk mengejar Cheryl.
“UOHOHOHOHO!!!” Licht berlari kesana kemari “tangkap ini Haruka!” PLOK, Haruka menangkapnya.
“Yosh! Aku jadi ingin membaca buku ini” Haruka mulai membuka buku Eric berjudul ‘Alchemy Freak’.
“Woy! Balikin!” Eric ikut berlari-lari “jangan! Jangan dilihat”
“WAAAA!!!” Haruka sangat kaget melihat gambar yang mengerikan ini, singa yang tergabung dengan harimau, memiliki ekor berbentuk ular “i-itu apa…?” Haruka reflex membuang buku itu. Lalu Eric kembali mengambilnya.
“Ini namanya chimera” dia menutup bukunya lalu membawanya kembali ke kelas.
“Alchemy Freak” Licht mengikutinya dengan polos.
“Ih, kok pada ga takut ya liat chimera?” Haruka mengikuti mereka berdua.
“Anak-anak itu…” tanpa mereka sadari guru yang memperhatikan mereka yang daritadi berlari-lari dikoridor sangat geram.
“Lihat sendiri kan?” seseorang memperhatikan Bad Letcher.
“I-iya…” Alice dan Cheryl ternyata daritadi memperhatikan mereka bertingkah.
“Mereka itu memiliki kepribadian buruk. Kalau Licht, matanya aneh, sebelah kanan merah sebelah kiri hijau. Seperti anak terkutuk. Lalu Haruka, kalau kau dekat dengannya selalu terkena sial. Makanya mereka terbelakang. Lalu Eric, apa maksudnya dia memakai kacamata lolipop itu? Cupu” Cheryl menarik tangan Alice “nah jadi bagaimana Xarx-san?” Cheryl mengadu domba mereka.
“Umm…” Alice tampak kebingungan dengan apa yang harus ia lakukan.
“Lolita-san!” teriak seseorang disebelahnya. Lolita hanya menatapnya datar, tanpa ekspresi “maukah kamu masuk grupku?!” teriak orang itu lagi dengan ragu-ragu.
“Aku sudah masuk grup Bad Letcher” Lolita membaca buku biologi.
“UAPAAAAA?!” dia langsung terdiam terpaku, terpecah-pecah.
“Maaf Hanazono-san, aku latihan dulu ya” Lolita melangkah keluar dari kelas.
“LA-TI-HAN~” Licht dengan senangnya berputar-putar dibawah pohon kemarin.
“A-ano, aku! Aku memilih memasukan lagu ini untuk sebagai pembukaan…” Alice mengeluarkan partitur dari tasnya, lalu Lolita mengambilnya “kebetulan aku sedang bisa memainkan lagu ini” lalu Lolita memperhatikan lagu itu.
“Sonate de Moon kunci G karya Sonate Van Ledwig” *lagu classic dari Zheoll, jangan percaya kalo ada v-_-. “Jadi diawal kita memakai lagu sedih ya? Berarti kurasa lebih cocok wanita anggun sedang duduk sendirian di dalam kegelapan, memakai baju gaun Antoinette dikelilingi bunga mawar, lalu dia memetik bunga itu, bla-bla-bla” Lolita menjelaskan panjang lebar, lalu Licht menepuk bahu Eric, Haruka, dan Alice.
“Dia saja...” bisik Licht, yang lain angguk-angguk setuju. “Lolita-senpai, lebih baik senpai saja yang maju duluan…” Licht tertawa pelan berusaha agar Lolita tidak kesal.
“Uh-oh…” Lolita langsung memerah mukanya. Lalu menutup-nutupinya dengan buang muka.
“Mukanya senpai memerah!” Licht kaget dengan wajah memerah Lolita.
“Ugh…” Lolita langsung menarik tangan Licht “Darkness Force Mode” Licht langsung dikelilingi aura hitam “Light Force Mode, Angel Blow Lock on!” Licht langsung mati seketika ditempat dengan tidak sempat berkata-kata apapun.
“Lolita-senpai kejam yaaaa…” Alice tampak ketakutan.
“Ah, maaf Alice” Eric bersembunyi dibalik pohon, Haruka merinding terpaku “kalian juga takut?!” Lolita tambah kaget.
"Hahahahaha!" Tawa semuanya, kemudian Alice berhenti tertawa agak khawatir.
"Yuk! Alice, kamu akan duet dansa denganku kan?" Tanya Licht dengan ramah sambil menepuk bahunya.
"I-iiiiya!!!" Alice mengeluarkan asap dari kepalanya "kurasa pendapat Cheryl tentang Bad Letcher itu salah..." Alice mulai tersenyum lagi.
Harinya telah tiba
“Silahkan takoyaki nya! Baru dimasak!” seorang senior dari kelas 5 menjajakkan jajanan-jajanan berupa takoyaki pada pengunjung. Lalu seorang ibu-ibu yang membawa anak laki-lakinya datang.
"Kamu mau Ushio?" Tanya ibunya pada anaknya yang bernama Ushio itu.
"Aku mau ma!" Lalu ibunya langsung mengeluarkan dompetnya untuk membeli takoyaki itu.
"Kita kebagian urutan ke berapa?!" Licht tampak tidak suka memakai kemeja yang dikancing sampai kancing teratas dengan dasi, ditambah jas hitam rapi "ya ampun jas ini mengganggu sekali"
"Udah jangan diberantakin lagi Licht!" Haruka langsung membenarkan dasi Licht lagi.
"Ke-5" kata Lolita datar.
"UAPAAAA?!" Teriak Licht, Haruka, dan Alice berbarengan.
"A-aku belum siap! Ba-bagaimana ini?!" Alice langsung tergagu-gagu dan bergemetar. Berbeda dengan Lolita dan Eric yang hanya diam saja.
"Kalian ini sudah siap apa?!" Tanya Licht dan Haruka berbarengan lagi pada Lolita dan Eric.
"Aku rasa sudah, sebenarnya kalian juga sudah siap tapi jangan sampai tidak siap karena kalian grogi" Lolita kemudian duduk dengan manis dan anggun "menurutku kalian sudah bagus" katanya sambil meminum teh dicangkir dengan anggun.
"Teh itu darimana?!" Teriak Licht dan Haruka berbarengan (lagi).
"Lebih baik latihan lagi saja" Eric kemudian berdiri, yang lain mengangguk kecuali Lolita.
Setelah beberapa menit latihan
"Para hadirin sekalian! Mau dari sekolah ataupun pengunjung, selamat datang di acara kami, Ultah Letcher Gakuen ke-20!!!" Teriak MC menghebohkan semua penonton. Semua penonton berteriak dengan semangat menyambut acara ini "baik, kami akan mempersembahkan pentas pameran sihir disini, para kontestan yang manis dan ganteng udah siap looh?!"
"Cieeeee!!!" Teriak semuanya.
"Nah, semua penampilan mereka akan kami rahasiakan, jadi simak baik-baik ya! Mungkin kalian akan kenal dengan orang-orang ini!" Lalu malam hari di aula yang sangat luas dan terang tadi, berubah menjadi gelap. Kemudian cahaya muncul disatu titik, yaitu di panggung.
Mulailah, pertunjukan dimulai oleh grup pertama.
"Grup ini... Bagus..." Licht mulai memainkan dasinya lagi.
"Jangan diacak lagi dasinya!" Haruka memukul kepalanya.
"GWAH!" Benjol muncul dikepalanya.
"Grup dari kelas 4, perempuan semua. 5 orang itu memang jago balet. Yang pertama namanya..."
"Bla-bla-bla" komentar Haruka.
"Heh!" Eric langsung menatapnya tajam. Kacamatanya berkilau.
"Kurasa grup kita lebih bagus" Lolita meminum teh lagi.
"Sudah kukatakan teh itu darimana?!" Tanya Licht.
"Sombong sekali!" Teriak Haruka.
"Kuharap kata-kata Lolita benar, kalau aku tidak mengacaukan..." Kata Alice dengan lemas.
"Alice, jangan begitu..." Licht berusaha menenangkan Alice yang sedang diselimuti awan suram. Grup dari kelas 4 ini sangat lincah dan gemulai. Mereka benar-benar seperti balerina. Seluruh badannya sangat lentur ditambah dengan sihir-sihir mereka yang sangat indah. Tali pita yang biasanya digunakan oleh penari balet, diganti dengan sihir cahaya mereka, sesuai dengan warna baju mereka. Yang pink berwarna pink, ungu berwarna ungu, merah berwarna merah, hijau berwarna hijau, lalu biru berwarna biru. Cahaya itu bila digerak-gerakan, akan berbekas dan hilang secara perlahan. Kadang warna-warna itu dibuat kompak oleh mereka. Bentuk itu selain abstrak kadang juga menggambar kesedihan seseorang yang dikelilingi berbagai macam bunga. Semua penonton terpaku melihatnya karena sangat bagus dan indah. Tidak ada yang berbicara saat tampilan mereka yang begitu memukau.
Kemudian berakhirlah semuanya dengan lampu yang menerangi panggung dan bermacam gaya diperlihatkan mereka "yaaa!!! Terimakasih ya kelompok balerina! Tarian kalian membuat penonton menjadi patung yang mulutnya terbuka lebar karena kecantikan dan keanggunan kalian! Terimakasih ya!" Kemudian kontestan itu membungkuk lalu pergi dari panggung. "Itulah tampilan dari grup pertama! Sekarang adalah tampilan grup kedua. Langsung saja ya? Silahkan menikmati!" MC langsung pergi dari panggung.
"Udah grup kedua!" Alice makin berdebar, lalu Haruka menggigiti jari-jarinya.
"Jangan gugup" Lolita benar-benar sangat tenang. Eric daritadi hanya diam sambil merekam dari pentas pertama sampai pentas yang sekarang lagi ditampilkan.
"Haaa..." Licht membuang nafasnya berusaha agar tidak panik.
Sudah 3 grup yang tampil dengan penampilan spektakuler. Yaitu grup 2 menampilkan Break Dance yang dicampur dengan sihir, grup 3 dengan keahlian memasak yang dicampur dengan indahnya sihir, lalu grup 4 yang sekarang sedang tampil menampilkan tentang dewa alam. Berakhirlah penampilan dari grup 4. Licht dkk sudah siap dibelakang panggung. Semuanya bergemetar.
“WAAAAAAH! GILIRAN KITA!!!” Licht mondar-mandir ga jelas, lalu yang lain bergemetar kecuali Lolita dan Eric.
“Kalian kenapa sih tidak gemeteran?” tanya Haruka pada Lolita.
“Aku tidak takut” kata Lolita enteng.
“Lalu Eric?” Haruka menoleh kearahnya tapi tidak ada jawaban darinya “Eric?” lalu Haruka menepuk bahunya “dia kayak orang mati” kata Haruka suram.
“APAAAAA?!” Licht garuk-garuk kepala “BAIK! Kita harus siap!” lalu Licht mulai melangkah.
“Ini dia kita sambut grup 5!!!” MC pergi dari tempat lalu Lolita sudah siap ditempat. Properti pun sudah siap dipanggung.
Suara alunan musik classic mengalun, mulailah cahaya menerangi Alice yang sedang memainkan piano lagu Sonate de Moon kunci G. Alice berusaha konsentrasi pada piano, lalu Lolita mulai mengeluarkan beberapa sihir, tetapi ada laser yang hampir menyerang Lolita “Oshward!” dipantulkan laser itu ke tembok “apa ini?! Ini bukan dari bagian pentas kami!” lalu muncullah si penjahat yang menyerang Lolita tadi.
“Dia! Dia adalah putri dari Oshward bos! Pasti pangeran dari Awakichi juga ada disini!” anak buah bos itu memegang laser seukuran bazooka.
“Bagus, kita culik mereka!”
“Lolita!” Licht keluar dari balik panggung, semua orang panik. Berlarian keluar dari aula.
“Bodoh! Jangan keluar dari sana!” Lolita langsung berbalik.
“Apa?!” Licht melihat dari kejauhan ada 2 penjahat yang hampir membunuh Lolita dalam sekejap.
No comments:
Post a Comment